Bertemu di Pacitan, Prabowo-Yudhoyono Disebut Saling Membuka Hati
Kendati saat ini Partai Gerindra dan Partai Demokrat berbeda pilihan politik, Prabowo Subianto tak canggung mengunjungi dan berdiskusi dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
Dalam kunjungannya ke sejumlah daerah, Subianto menyempatkan diri bertemu Yudhoyono di Pacitan.
Meski berbeda pilihan politik, keduanya saling membuka hati untuk membangun masa depan negeri.
Pengamat menyebut pertemuan itu bisa menjadi awal keduanya untuk menjalin kecocokan.
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai GerindraPrabowo Subianto bersilaturahmi dengan Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Sabtu (20/5/2023) siang di Museum dan Galeri SBY-Ani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tak hanya bernostalgia, pertemuan tersebut merupakan penanda awal keduanya saling membuka hati.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengungkapkan, silaturahmi Prabowo dan Yudhoyono digelar untuk mengingat momen kebersamaan keduanya sebagai kawan lama yang sama-sama meniti karier di TNI AD. Tak hanya bernostalgia, keduanya juga membicarakan isu terkini dan soal kebaikan bangsa di masa depan.
”Selesai pertemuan, tampaknya Pak Prabowo tertarik berbincang mengenai sejumlah lukisan Pak SBY yang dipajang di Wisma Drupadi,” ujar Andi dalam keterangannya di akun media sosial pribadinya.
Prabowo dan Yudhoyono sama-sama menempuh pendidikan di Akabri (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang kini berganti nama menjadi Akademi Angkatan Darat di Magelang. Prabowo adalah alumnus pada tahun 1974, sedangkan Yudhoyono merupakan lulusan tahun 1973.
”Pertemuan dengan SBY itu memang sudah direncanakan sebagai bagian dari kegiatan halalbihalal karena masih berada dalam bulan Syawal,” tutur Prabowo seusai pertemuan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan sukarelawan Jokowi-Gibran di Angkringan Omah Semar, Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023) malam.
Prabowo mengatakan, kunjungannya tersebut sekaligus penghormatan kepada Yudhoyono yang juga sebagai seniornya ketika masih aktif bertugas di TNI. ”Beliau, kan, mantan presiden, beliau senior saya. Sementara saat ini masih bulan Syawal, masih beberapa hari lagi. Saya ingin halalbihalal,” ucap Prabowo yang juga menjabat Menteri Pertahanan.
Keduanya saling membuka hati untuk membangun masa depan negeri di dalam pertemuan itu.
Sebelumnya, rencana pertemuan Yudhoyono dan Prabowo yang berlangsung di Museum dan Galeri SBY-Ani, Pacitan, Jawa Timur, ini juga disampaikan oleh Deputi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Demokrat Syahrial Nasution. Syahrial mengatakan, Prabowo dan Yudhoyono masih terus menjalin silaturahmi meski berbeda pilihan politik.
Menurut dia, keduanya saling membuka hati untuk membangun masa depan negeri di dalam pertemuan itu. Bahkan, Prabowo berkeinginan untuk melihat isi museum serta perjalanan Yudhoyono sebagai presiden selama dua periode, yakni dari 2004-2014.
”Kita juga tahu antara Pak SBY dan Pak Prabowo sudah berteman sejak masih mengenyam pendidikan di Akademi Militer Magelang. Bahkan, ketika sama-sama berkarier di TNI Angkatan Darat. Jadi, rekaman peristiwa sejarah tersebut dapat pula disaksikan oleh Pak Prabowo di Museum dan Galeri SBY-Ani,” kata Syahrial.
Peneliti senior pada Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor menengarai, pertemuan Prabowo dan Yudhoyono tidak akan mengubah peta koalisi dan penetapan calon presiden. Gerindra yang dinakhodai Prabowo telah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama dengan PKB. Koalisi ini, bahkan, sudah sepandangan akan mengusung Prabowo sebagai bakal capres. Sementara Partai Demokrat sudah berkomitmen bersama Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.
”Pertemuan itu bisa saja dilihat hanya pertemuan sesama mantan prajurit di TNI Angkatan Darat. Jika ada pembicaraan politik, tidak akan mengajak satu sama lain untuk berkoalisi. Walaupun namanya komunikasi, lobi-lobi dan silaturahmi politik pasti juga untuk menjajaki segala kemungkinan,” ucap Firman.
Pengamat politik Adi Prayitno memandang komunikasi politik yang dilakukan Prabowo dan Yudhoyono dapat menjadi pembuka bagi keduanya untuk menjalin kecocokan. Ia menduga, seusai pertemuan ini akan ada pembicaraan lanjutan di antara keduanya.
”Minimal komunikasi keduanya ini telah terbangun. Kemungkinan obrolan seperti mengajak Demokrat bergabung itu bisa terjadi dalam Pilpres 2024 mendatang. Tetapi, dengan tawaran yang menarik, misalnya tawaran menjadikan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai cawapres Prabowo,” kata Adi.