Dukungan Sukarelawan untuk Prabowo dan Simbol Hati dari Gibran
Prabowo Subianto mendapat dukungan dari sukarelawan Presiden Joko Widodo dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Gibran enggan berkomentar soal dukungan itu, tetapi dia menunjukkan simbol hati dengan jarinya.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat kejutan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023) malam. Saat itu, sejumlah elemen sukarelawan pendukung Presiden Joko Widodo dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka tiba-tiba menyatakan dukungan kepada Prabowo.
Kunjungan itu dilakukan Prabowo setelah sempat melawat ke Semarang, Jawa Tengah. Ia mengaku sengaja mampir ke Surakarta untuk menemui Gibran sebelum melanjutkan perjalanannya ke Jawa Timur, Sabtu (20/5/2023).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Rumah makan berkonsep angkringan menjadi lokasi santap malam Prabowo dan Gibran. Namun, setibanya di tempat makan, Prabowo justru disambut beberapa koordinator kelompok sukarelawan Gibran dan Jokowi. Jumlahnya ada 15 kelompok. Mereka merupakan sukarelawan dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Didampingi Gibran, Prabowo menyalami satu per satu koordinator sukarelawan. Lalu, ia memasuki ruang kaca untuk makan malam berdua bersama Gibran. Obrolan yang berlangsung di dalam ruangan itu tampak begitu hangat sebagaimana suasana khas angkringan.
Sesekali terpancar senyum dan tawa di sela-sela percakapan mereka. Berbagai menu yang disuguhkan, seperti bakmi Jawa, aneka gorengan, kacang rebus, dan teh hangat, menjadi teman bagi mereka sepanjang perbincangan.
Seusai makan, Prabowo menemui kembali para koordinator sukarelawan itu. Tiap-tiap koordinator sukarelawan memperkenalkan diri. Tanpa tedeng aling-aling, para sukarelawan juga langsung menyatakan dukungannya kepada Prabowo untuk maju sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilu 2024.
”Malam ini, kami diundang Mas Gibran untuk bisa berdiskusi dengan Pak Prabowo. Hari ini, Pak Prabowo hadir di tengah-tengah kita. Saya sampaikan, kawan-kawan sukarelawan sudah firm (tegas) mendukung Bapak,” kata Koordinator Sukarelawan Gibran, Kuat Hermawan.
Baca juga: Dua Nama Capres dari Perjumpaan Gibran dan Sukarelawan di Surakarta Dibawa ke Musra
Kuat mengungkapkan, belasan koordinator yang hadir itu baru sebagian dari keseluruhan sukarelawan Gibran dan Jokowi yang mendukung Prabowo. Dia menyebut, ada sekitar 100 kelompok sukarelawan dari wilayah Jateng dan Jatim yang memberikan dukungan kepada Prabowo. Namun, jumlah sukarelawan yang hadir saat itu dibatasi karena terbatasnya ukuran tempat pertemuan.
Kemunculan sinyal dukungan itu bermula dari pertemuan Gibran dan kelompok sukarelawan di Loji Gandrung, Surakarta, akhir April lalu. Saat itu, ada dua nama yang mengemuka untuk didukung sebagai capres, yakni Prabowo dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Namun, setelah berkonsolidasi, 90 persen sukarelawan dari arus bawah di Jateng dan Jatim diklaim mendukung Prabowo.
”Sebelum Lebaran, teman-teman masih melihat-lihat. Setelah Lebaran, diundang Mas Wali (Gibran) untuk halalbihalal, teman-teman agak jinak. Hari ini, setelah bertemu Pak Prabowo, kami semakin yakin dan semoga tetap setia di garis massa,” ujar Kuat.
Kuat menyatakan, pemberian dukungan itu merupakan sikap bulat dari para sukarelawan yang selama ini mencari sosok penerus Presiden Jokowi. Prabowo pun dianggap sebagai figur yang paling memenuhi kriteria sebagai penerus Jokowi. Sebab, dia dinilai memiliki ketegasan untuk melanjutkan program yang telah dirintis Presiden Jokowi semasa memimpin.
Kuat menambahkan, para sukarelawan merasa tak punya beban dalam memberikan dukungan karena mereka bisa bebas menentukan pilihan. Sebab, para sukarelawan itu bukan bagian dari partai politik.
Baca juga: Prabowo Dapat Dukungan Relawan Jokowi dan Gibran
Kondisi itu berbeda dengan Jokowi dan Gibran yang menjadi kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Apalagi, partai itu sudah memutuskan mengusung Ganjar sebagai capres.
”Kami dari sukarelawan. Kami tidak berpartai. Ini soal sikap bahwa kami hari ini tunduk dan patuh kepada Pak Jokowi. Tetapi, arus bawah hari ini, pasca-pertemuan di Surakarta, arus dukungannya ke arah Pak Prabowo,” ungkap Kuat.
Simbol hati
Gibran enggan berkomentar terkait kehadirannya bersama Prabowo dalam acara tersebut. Saat diminta tanggapan, dia hanya tersenyum. Setelah itu, jemarinya membentuk simbol hati khas Korea, lalu diarahkan ke awak media. Setelah itu, mobil yang dikendarai Gibran bersama Prabowo melaju meninggalkan lokasi.
Adapun Prabowo mengaku pernyataan dukungan itu cukup mengejutkan. Apalagi, dalam kesempatan itu, dia juga diberi kaus putih bergambar siluet Gibran bertuliskan ”Bolone Mase”, yang berarti ”kawannya masnya”, oleh perwakilan sukarelawan. Sosok ”mas” yang dimaksud tak lain adalah Gibran.
”Saya kaget kok demikian. Dikatakan bahwa saudara-saudara sudah mendukung saya. Saya kira, ini suatu kehormatan besar. Kehormatan sekaligus tantangan karena kalau orang mendukung berarti dia mendukung dengan alasan-alasan tertentu,” kata Prabowo.
Hari ini, setelah bertemu Pak Prabowo, kami semakin yakin dan semoga tetap setia di garis massa.
Prabowo mengklaim sudah memiliki visi yang sama dengan para sukarelawan itu. Ia menyatakan bakal meneruskan program-program yang telah dirintis Presiden Jokowi untuk membuat Indonesia menjadi negara besar beberapa tahun mendatang.
Dia mencontohkan program hilirisasi yang dilakukan Presiden Jokowi sebagai sesuatu yang sangat bagus. Sebab, melalui program itu, Indonesia diharapkan tidak lagi mengekspor komoditas mentah. Komoditas yang diekspor harus sudah diolah sehingga bernilai tambah.
Baca juga: Prabowo Subianto dan Adagium Tiada Lawan Abadi dalam Politik
Kepada sukarelawan, Prabowo juga menyampaikan perihal politik pecah belah yang sering dimainkan pihak-pihak yang tak menginginkan Indonesia maju. Dia mengingatkan, negeri ini bisa berkembang pesat jika mengutamakan kerja sama dan kerukunan. Tanpa adanya kemauan untuk menjaga kerukunan, suatu negara akan sulit maju.
”Kunci keberhasilan suatu negara adalah pemimpin-pemimpinnya harus bisa rukun, harus bisa kerja sama, harus bisa kompak, harus bisa saling mengisi dan mengoreksi. Bukan saling menjelek-jelekkan. Keyakinan itu saya pegang teguh,” ungkap Prabowo.
Prabowo pun berencana mengajak para sukarelawan Gibran-Jokowi untuk berkunjung ke kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Undangan itu menjadi bentuk terima kasihnya atas dukungan yang diberikan para sukarelawan. Prabowo juga berjanji akan melakukan perbincangan yang lebih panjang dan hangat dalam pertemuan selanjutnya.
”Saya berharap kedatangan Saudara-saudara di Hambalang. Nanti di situ kita akan diskusi lebih panjang lebar. Tanpa kamera yang banyak,” kelakar Prabowo disambut tawa para sukarelawan.
Baca juga: Capres Hasil Musra Diumumkan Mei, Sukarelawan Tunggu Komando Jokowi
Dihubungi secara terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Wawan Mas’udi, mengatakan, elemen sukarelawan memiliki kekuatan politik yang sifatnya cair. Pasalnya, mereka berada di luar struktur partai politik. Oleh karena itu, mereka sangat mungkin menjalin komunikasi dengan sejumlah bakal capres berbeda.
Apalagi, dalam gelaran Musyawarah Rakyat di Jakarta, Minggu (14/5/2023), sejumlah sukarelawan Jokowi mengusulkan tiga nama bakal capres untuk didukung, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Wawan menyebut, kondisi itu menunjukkan elemen sukarelawan masih membuka diri kepada para kandidat. Kini, semuanya bergantung cara dari tiap-tiap kandidat untuk meyakinkan para sukarelawan agar mau memberikan dukungan.
”Jadi, nama-nama yang dilempar kemarin secara implisit bisa dimaknai, mereka masih terbuka pada siapa pun. Tiap-tiap calon presiden dipersilakan untuk bergerak mendekati para sukarelawan,” kata Wawan.
Wawan menambahkan, dengan menemui sukarelawan Gibran-Jokowi, Prabowo tampak berusaha mendekati kelompok itu guna menguatkan mesin politiknya. Apalagi, para sukarelawan memiliki peran signifikan memenangkan Presiden Jokowi selama dua periode.
Dia pun menilai, calon yang mampu mengelola mesin partai dan mesin sukarelawan sama baiknya bisa meraih keuntungan pada pemilu nanti. ”Itu ada dua mesin politik, yaitu mesin partai dan mesin sukarelawan. Kalau bisa mengombinasikan dua mesin politik ini, akan memberikan peluang lebih besar,” tuturnya.
Wawan menyatakan, ada berlapis-lapis kepentingan Presiden Jokowi yang tersirat melalui berbagai komunikasi politik yang dijalin lewat elemen sukarelawan. Di satu sisi, Presiden ingin program-programnya berlanjut pada masa kepemimpinan berikutnya.
Di lain sisi, sebagian anggota keluarga Presiden Jokowi juga masih menjabat sebagai kepala daerah sehingga membutuhkan dukungan dari partai politik jika ingin mengembangkan karier politik mereka.
”Bagaimanapun juga Prabowo merupakan penentu di Partai Gerindra. Apalagi nanti kalau ada aspirasi untuk (anggota keluarga Presiden Jokowi) naik bukan hanya sebatas wali kota, tetapi gubernur. Itu, kan, butuh dukungan politik dari partai,” kata Wawan.
Wawan juga menilai, kelompok sukarelawan merupakan modal politik yang dimiliki Presiden Jokowi. Apalagi jika kelompok itu mampu bergerak secara solid. Lewat gerakan sukarelawan, Presiden Jokowi tampak ingin memengaruhi dan menjadi bagian penting dalam proses elektoral.
”Yang jelas, Pak Jokowi tidak ingin berada di luar lingkaran proses kompetisi kekuasaan di Indonesia. Cuma pilihannya Pak Jokowi saat ini belum banyak karena tidak menjadi pengendali atau pemegang jabatan di partai politik. Tetapi, beliau punya kelompok sukarelawan yang solid,” ungkap Wawan.