logo Kompas.id
Politik & HukumDitetapkan 2 Tersangka TPPO 20...
Iklan

Ditetapkan 2 Tersangka TPPO 20 WNI, Mahfud Tegaskan Tak ada Perdamaian

Mahfud MD menegaskan tak ada perdamaian bagi pelaku perdagangan orang. Sejauh ini, Polri tetapkan 2 tersangka untuk kasus 20 WNI yang diperdagangkan dan dipekerjakan di bisnis penipuan di Myanmar, yakni Anita dan Andri.

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA, DIAN DEWI PURNAMASARI
· 4 menit baca
Polri bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menyelamatkan para korban dugaan perdagangan manusia di Thailand, Sabtu (6/5/2023). Sebanyak 20 warga negara Indonesia diselamatkan dari pemaksaan bekerja sebagai penipu daring (<i>online scam</i>) di Myanmar.
ARSIP POLRI

Polri bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menyelamatkan para korban dugaan perdagangan manusia di Thailand, Sabtu (6/5/2023). Sebanyak 20 warga negara Indonesia diselamatkan dari pemaksaan bekerja sebagai penipu daring (online scam) di Myanmar.

JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Selasa (9/5/2023), menegaskan bahwa Indonesia menyatakan perang terhadap tindak pidana perdagangan orang atau TPPO. Dia juga menyebutkan bahwa dalam penegakan hukum TPPO itu tidak ada perdamaian antara korban dan pelaku (restorative justice).

Hingga kini, kasus 20 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perdagangan orang di Myanmar telah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Kepolisian Negara RI menetapkan dua orang yang diduga berperan sebagai perekrut 20 WNI itu sebagai tersangka, yakni Anita Setia Dewi dan Andri Satria Nugraha. Kini keduanya masih dalam pengejaran kepolisian.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000