Airlangga-Muhaimin Bertemu Besok, ke Mana Langkah Golkar untuk Pilpres?
Partai Golkar dan Airlangga Hartarto dinilai pengamat politik tengah limbung. Upayanya berkoalisi dengan partai politik lain untuk Pilpres 2024 menghadapi jalan terjal.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Rencana pertemuan Ketua Umum Partai GolkarAirlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar urung digelar malam ini (2/5/2023). Pimpinan partai dari dua koalisi berbeda tersebut dikabarkan baru akan bertemu besok (3/5/2023).
Semula Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid saat diwawancarai Kompas, Senin (1/5/2023), menyampaikan rencana pertemuan itu digelar malam ini, Kompas (2/5/2023). Namun, pada Selasa (2/5/2023), Jazilul menyampaikan bahwa pertemuan baru akan digelar besok (3/5/2023).
”Besok rencana halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar di Resto Pelataran Senayan, Jakarta,” ujarnya melalui pesan singkat.
Pertemuan akan dihadiri Airlangga dan Muhaimin didampingi pengurus DPP partai masing-masing. ”Agendanya halalbihalal sekaligus tukar pikiran terkait update perkembangan politik,” ujarnya.
Sejauh ini, PKB berkoalisi dengan Gerindra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Pada Senin (1/5/2023), Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menemui Airlangga dan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie di kediaman Aburizal, Jakarta.
Secara terpisah, politisi senior Golkar Firman Soebagyo membenarkan rencana pertemuan Airlangga dan Muhaimin. ”Besok, bukan hari ini,” katanya saat dihubungi.
Menurut dia, pertemuan dengan PKB bagian dari proses komunikasi untuk penjajakan kerja sama menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ini sama halnya ketika Airlangga Hartarto bertemu Prabowo Subianto pada Senin (1/5/2023) dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono serta Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pada Sabtu (29/4/2023).
Di sisi lain, Golkar juga disebutnya masih menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sebagaimana kesepakatan dalam KIB, pasangan bakal calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) yang diusung akan dibahas bersama. Hingga kini, pembicaraan terkait hal itu masih berproses.
Lantas bagaimana sikap Golkar terkait Pilpres 2024 dari komunikasi politik yang sudah dijalin?
Menurut dia, belum ada keputusan yang diambil. Semua masih berproses. Semua peluang masih terbuka. Terlebih, tiga bakal capres yang memiliki elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, masih mencari pasangan calon wakil presidennya.
Sesuai amanat Munas Golkar 2019, Airlangga diputuskan diusung sebagai bakal capres Golkar. Berulang kali sejumlah elite Golkar menyampaikan, partai berlambang pohon beringin itu akan memperjuangkan agar Airlangga maju di Pilpres 2024 dalam perundingan dengan partai-partai politik lain.
Peneliti senior di Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor melihat, manuver Airlangga kini semakin terbatas. Upayanya mendekati Gerindra dan PKB tidak akan mudah karena kedua partai itu sudah punya komitmen terkait pengusungan capres-cawapres yang akan diputuskan oleh Prabowo dan Muhaimin.
Begitu pula upayanya melobi Demokrat atau Koalisi Perubahan untuk Persatuan (Demokrat, Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera) dinilainya bakal menemui jalan terjal karena kontras dengan posisi politik Golkar saat ini. Golkar saat ini menjadi bagian dari koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sedangkan Demokrat bersama Koalisi Perubahan mendorong perubahan.
”Jadi, akan sedikit awkward (canggung) kalau Golkar masuk, jadi nuansanya agak canggung,” tambahnya.
Sementara kalau bergabung dengan PDI-P dan PPP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, kesempatan Airlangga untuk menjadi cawapres dari Ganjar sangat kecil. Ia harus bersaing dengan sejumlah figur lainnya yang bisa jadi elektabilitasnya lebih tinggi dari Airlangga. Dan, sayangnya, elektabilitas Airlangga tak cukup menjual.
”Jadi, ini sosok yang lagi limbung itu Airlangga,” ucap Firman.