Partai Golkar kembali bersafari mencari kecocokan dengan partai lain menuju Pemilu 2024. Manuver partai beringin semakin gencar setelah PPP memilih Ganjar Pranowo. Potensi perubahan peta koalisi pun mencuat.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto ke rumah Ketua Majelis Tinggi Partai DemokratSusilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (29/4/2023) membuka peluang baru bagi Golkar dalam peta koalisi menuju Pemilihan Umum 2024. Demokrat yang mendukung Anies Baswedan bersama Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasdem siap membuka pintu kerja sama.
Setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, ini merupakan pertemuan pertama ketua umum partai dari partai koalisi pemerintah ke partai di luar koalisi. Menurut Airlangga, pertemuan ini juga melambangkan perbedaan dengan parpol di luar koalisi pemerintahan tidak menghalangi silaturahmi kebangsaan.
"Golkar mempunyai filosofi yang sama dengan Demokrat. Kami pernah bersama di tahun 2004-2014, kebersamaan ini punya sejarah yang kita pahami bersama. Ke depan, partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Pemilu itu bukan the winner take it all (pemenang paling berkuasa)," kata Airlangga seusai pertemuan di Rumah SBY, Cikeas, Jawa Barat, Sabtu (29/4).
Sebelum pertemuan berlangsung, Airlangga tiba di rumah Yudhoyono sekitar pukul 18.30 bersama dengan sejumlah pejabat teras "Partai Beringin". Mereka di antaranya seperti Sekretaris Jenderal Lodewijk Freidrich Paulus, Ketua DPP Firman Subagyo, Bendahara Umum Dito Ganinduto, dan Ketua Pusat Kesatuan Perempuan Golkar Airin Rachmi Diany.
Kedatangan Airlangga itu langsung disambut Yudhoyono di ruang perpustakaannya bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Wakil Ketua Umum Edhie Baskoro Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Teuku Riefky. Dalam pertemuan ini mereka duduk di kursi dan meja yang berhadap-hadapan dengan berjarak sekitar satu meter. Tampak pula beberapa lukisan Yudhoyono yang dipajang sebagai latar belakang. Pertemuan berlangsung sekitar dua jam.
Kedatangan Airlangga itu langsung disambut Yudhoyono di ruang perpustakaannya.
Lebih lanjut, Airlangga menyebutkan, pertemuan ini berupaya mencapai persamaan pandangan agar kinerja pemerintahan dalam 10 tahun terakhir ini bisa terus dilanjutkan. Presiden selanjutnya, baik berasal dari koalisi maupun di luar koalisi pemerintahan diharapkan bisa menjaga atau bahkan melampaui capaian dari karya pemerintahan sekarang.
Terkait kemungkinan Golkar akan meninggalkan Koalisi Indonesia Bersatu setelah Partai Persatuan Pembangunan mendukung Ganjar, Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu menyatakan masih ada banyak kemungkinan. Menurut dia, Golkar adalah partai yang selalu terbuka.
"Alhamdulillah Partai Golkar sebagai salah satu pemenang Pemilu (2019), sama siapa saja kami bisa. Kami ingin inklusif, kami kerjakan apa yang kami mau. Untuk Indonesia, mari kita kerja bareng-bareng, kita berbeda hanya nanti tanggal 14 (Februari 2024), sesudah itu kita bareng lagi," ucapnya.
Membuka peluang
Agus menyatakan bahwa Partai Demokrat bersama Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tetap solid mendukung Anies Baswedan, tetapi tidak menutup pintu bagi partai lain, termasuk Golkar. Ia menilai Golkar mempunyai kedekatan khusus dengan Demokrat pada era kepemimpinan Presiden SBY 2004-2014. Salah satunya, memperjuangkan sistem pemilu proporsional terbuka yang kini sedang diuji oleh Mahkamah Konstitusi.
"Kami yang saat ini terus membangun kebersamaan dengan koalisi perubahan juga tentu membuka diri karena ini negara besar, tidak mungkin satu atau dua elemen saja yang berbuat dan berperan. Kami Demokrat dan Golkar ingin berperan lebih besar dan lebih baik lagi untuk negeri kita," tuturnya.
Airlangga dalam beberapa hari terakhir sibuk bersafari politik ke sejumlah tokoh. Seperti bertamu ke Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan mengumpulkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan dan pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono.
Dihubungi terpisah dari Jakarta, Sabtu (29/4), Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem Willy Aditya menilai pertemuan ini hanya silaturahmi lebaran biasa, tidak ada kaitannya dengan upaya merenggangkan koalisi. Menurut dia, koalisi Nasdem bersama Demokrat dan PKS tetap solid mendukung Anies Baswedan.
"Silaturahmi biasa saja ini, Pak Airlangga datang ke senior, memberikan contoh komunikasi politik yang bagus. Kami berpikir positif saja," kata Willy.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi juga meyakini KPP tetap solid meski Yudhoyono menerima kedatangan Airlangga. KPP juga masih membuka pintu bagi partai lain untuk bergabung mendukung Anies. Sementara, lanjut Abu, Anies sekarang jarang muncul ke publik karena masih merencanakan strategi politik.
"Sekarang kan panggungnya di Ganjar, wajar kalau beritanya banyak Ganjar. Anies kan sudah kemarin euforianya. Nanti setelah ini baru sama-sama kita berpacu dalam kemenangan," kata Aboe.
KPP juga masih membuka pintu bagi partai lain untuk bergabung mendukung Anies.
Sementara itu, Peneliti politik BRIN, Siti Zuhro berpandangan, pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi Lebaran. Golkar dianggap tengah mencari peta politik baru setelah PPP di KIB memilih mendukung Ganjar. Sementara PAN diperkirakan akan mengikuti jejak PPP.
"Golkar mulai menata ulang langkahnya karena KIB menurut saya sudah jalan masing-masing. Golkar ini masih dua kaki, antara ke koalisi pendukung Prabowo atau ke koalisi pendukung Anies, kalau ke Ganjar sepertinya belum," kata Siti.