Kala Presiden Ajak Gairahkan Dunia Musik
Selama tiga tahun dalam kungkungan pandemi, Presiden Jokowi menyebut bahwa dunia musik Tanah Air terus bertahan. Daya tahan dunia musik ini antara lain dipupuk dengan inovasi melalui pemanfaatkan ruang-ruang digital.
Bertepatan dengan Hari Musik Nasional, pada Kamis (9/3/2023), Presiden Joko Widodo menyebut bahwa insan musik Tanah Air bisa berlega hati. Sepanjang tahun 2023 akan terdapat lebih dari 3.000 pergelaran seni budaya dan olahraga di Indonesia. Konser-konser musik besar kembali digelar. Perizinan di industri musik pun lebih dimudahkan oleh pemerintah.
”Semua itu semoga menggairahkan kembali dunia musik Indonesia, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional,” ujar Presiden Jokowi ketika mengucapkan selamat Hari Musik Nasional di laman media sosialnya.
Selama tiga tahun dalam kungkungan pandemi, Presiden Jokowi menyebut bahwa dunia musik Tanah Air terus bertahan. Daya tahan dunia musik ini antara lain dipupuk dengan inovasi melalui pemanfaatkan ruang-ruang digital dan berbagai ajang yang menantang kreativitas.
Memasuki tahun 2023, gairah di industri musik memang sangat kental terasa. Hal ini terutama terjadi setelah pemerintah mulai mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang mensyaratkan beragam pembatasan, termasuk di pertunjukan-pertunjukan musik.
Gairah di industri musik juga tampak ketika Presiden Joko Widodo tampak hadir menonton konser World Tour Deep Purple yang digelar Edutarium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jateng, Jumat (10/3/2023) malam. Acara menonton konser ini dilakukan seusai kunjungan kerja ke Kebumen dan Blora, Jawa Tengah, Kamis dan Jumat (9-10/3/2023).
Lihat juga: Memaknai Rasa dalam Indonesian Dance Festival Edisi Ulang Tahun ke-30
Di beberapa unggahan video di media sosial, Presiden tampak menonton suguhan musik Deep Purple dengan memakai kaus santai ditemani Nyonya Iriana Jokowi dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Presiden memang dikenal menyukai musik, apalagi musik cadas. Pada pagi hari, sebelum berbagai kegiatan dijalani, musik Metallica juga kerap dimainkan di istana.
Tahun 2013 pun, Jokowi menonton konser Metallica di Jakarta. Karenanya, ketika mengunjungi Indonesia, November 2017, Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen memberikan cendera mata berupa rekaman album ketiga Metallica Master of Puppets lengkap dengan tanda tangan penabuh drum yang asal Denmark, Lars Ulrich.
Di beberapa unggahan video di media sosial, Presiden tampak menonton suguhan musik Deep Purple dengan memakai kaus santai ditemani Nyonya Iriana Jokowi.
Namun, sesuai ketentuan gratifikasi, Presiden Jokowi melaporkan dan menyerahkan cendera mata itu kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Piringan hitam band heavy metal itu kemudian ditebus Jokowi dengan uang pengganti senilai Rp 11 juta.
Tak hanya pemusik asing, Presiden Jokowi pun kerap menghampiri konser musik musisi Indonesia. Februari lalu, Presiden dan Nyonya Iriana menonton konser Dewa 19. Bukan hanya menikmati, Jokowi pun ikut menyanyi lagu ”Pupus” dan ”Arjuna”.
Di Ende, Nusa Tenggara Timur, Juni 2022, Presiden Jokowi pun tak ketinggalan menonton pergelaran musik bertajuk konser kebangsaan. Kelompok Slank dan KLa Project yang tampil saat itu.
Baca juga: Festival Joyland 2022 Mempertemukan ”Wibu” dan ”K-popers”
Geliat pertunjukan
Di Jakarta, kemeriahan konser di awal tahun 2023 antara lain tampak ketika penyanyi Raisa Andriana tampil di hadapan 42.000 penonton dari panggung raksasa di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (25/2/2023). Kemeriahan konser di Stadion Utama GBK juga dipastikan akan kembali hadir dengan konser Grup K-Pop, Blackpink, pada 11-12 Maret.
Pada 17, 18, dan 19 Maret 2023 juga digelar Joyland Festival Bali 2023 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali. Juli mendatang, Prambanan Jazz Festival kembali digelar selama enam hari. Synchronize Festival yang hanya memanggungkan band lokal juga akan digelar tatap muka pada 1-3 September mendatang.
Menyambut musim semi pertunjukan musik yang sudah tak mensyaratkan beragam pembatasan, seperti vaksinasi ataupun tes usap Covid-19, bagi penontonnya, President Director Java Festival Production Dewi Gontha, pun sedang bersiap menghelat Java Jazz Festival pada Juni mendatang. Java Jazz Festival 2023 memasuki tahun penyelenggaran yang ke-18.
Tahun ini, Java Jazz Festival akan kembali menghadirkan 11 panggung. Setiap hari, akan ada lebih 33 pertunjukan sehingga total menampilkan 100 pertunjukan. ”Membuka banyak sekali ruang. Festival dampaknya bukan hanya musisi dan vendor, melainkan pengaruh terhadap hotel dan terhadap transportasi umum dan hal-hal lain yang mendukung, seperti fasilitas pengunjung sebuah acara, tidak hanya ke musisi saja,” tambahnya.
Dari catatan Dewi, industri musik Tanah Air mulai kembali bergeliat sejak kuartal II-2022. Java Jazz Festival (JJF) yang berlangsung pada 27-29 Mei 2022 di Jakarta International Expo Kemayoran bisa disebut menjadi ajang pembuka penyelenggaraan festival berskala besar di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Festival Musik Diproyeksikan Tumbuh Dua Kali Lipat pada 2023
Festival tahunan tersebut sempat absen pada 2021 akibat pandemi. Berbeda dengan penyelenggaraan tahun 2022 yang masih dilakukan dengan sejumlah penyesuaian, seperti syarat vaksin bagi penonton, Java Jazz Festival 2023 digelar tanpa syarat khusus bagi penontonnya.
Menurut Dewi, beragam konser dan festival musik tatap muka skala besar di Jakarta tidak bisa dilakukan sejak pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020 hingga Mei 2021. Pandemi Covid-19 bahkan sempat mengantar perhelatan konser-konser ke ruang-ruang virtual bagi penonton.
”Selama pandemi, banyak sekali pekerja industri kita yang terpaksa harus pulang ke kampung halaman mengerjakan pekerjaan lain. Di tahun lalu kuartal dua tuh pelan-pelan kembali pulih karena mereka datang lagi ke Jakarta. Melewati proses latihan lagi, kan otomatis selama hampir dua tahun mereka tidak beraktivitas terkait event,” kata Dewi.
Mundur beberapa waktu ke belakang, selain pergelaran musik, industri alat musik bersama dengan sektor lainnya pun terdampak ketika pandemi Covid-19 melanda.
Strategi besar
Mundur beberapa waktu ke belakang, selain pergelaran musik, industri alat musik bersama dengan sektor lainnya pun terdampak ketika pandemi Covid-19 melanda. Dampak kian terasa ketika kasus memuncak sehingga memaksa diberlakukannya pembatasan mobilitas dan aktivitas di berbagai aspek kehidupan. Ada cerita tersendiri mengenai upaya industri alat musik bertahan pada masa suram pandemi tersebut.
Pada saat itu, di pertengahan tahun 2021, Kementerian Perindustrian pun memantau aktivitas sektor industri yang tergolong kritikal atau esensial supaya tetap menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan proses produksi. Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.
Baca juga: Protes Keadilan Pendapatan Industri Musik Streaming
”Perusahaan industri yang melaksanakan operasional dan mobilitasnya pada masa pandemi Covid-19 wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin guna percepatan penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, pada akhir Agustus 2021 lalu.
Berdasarkan data Kemenperin, salah satu perusahaan yang memegang IOMKI, yakni PT Yamaha Music Manufacturing Asia di Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Perusahaan pembuat alat musik tersebut merupakan salah satu pelaku industri di sektor esensial yang diikutsertakan dalam uji coba protokol kesehatan saat PPKM dengan beroperasi 100 persen sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Sebagai gambaran, PT Yamaha Music Manufacturing Asia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan alat musik elektronik, seperti piano digital, drum digital, analog mixer, serta digital mixer, yang dipasarkan ke 53 negara. Perusahaan asal Jepang tersebut saat itu memiliki 4.153 pekerja.
Ikhtiar perusahaan dalam penerapan protokol kesehatan waktu itu antara lain, dengan membentuk tim satuan tugas untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan menjalankan program vaksinasi industri. Selain itu juga penyediaan 275 mobil jemputan yang sudah disiapkan kode dan karyawan wajib menginput sistem jemputan agar memudahkan pelacakan, penyediaan fasilitas tes PCR dan tempat cuci tangan, pemberian vitamin, serta implementasi kebijakan bekerja dari rumah.
Seiring penurunan kasus Covid-19 di negeri ini, pemerintah pun mencabut PPKM pada pengujung tahun 2022. ”Setelah 1 bulan PPKM dihentikan, aktivitas ekonomi, khususnya di pariwisata dan ekonomi kreatif, meningkat secara signifikan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam keterangannya seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di di Kantor Presiden, Jakarta, pada akhir Januari lalu.
Pada kesempatan tersebut Sandiaga menuturkan, pemerintah pun menaikkan target pasar wisatawan mancanegara secara signifikan pada tahun 2023. Ada harapan tercipta 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 1,4 miliar pergerakan wisatawan Nusantara.
Beberapa kebijakan pun ditempuh, seperti penambahan jumlah penerbangan. Pemerintah juga berupaya mempercepat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.
Pemerintah pun menaikkan target pasar wisatawan mancanegara secara signifikan pada tahun 2023.
Upaya lainnya adalah dengan penyederhanaan aturan atau deregulasi dan pemberian kemudahan dalam penyelenggaraan acara-acara. Ada harapan kebijakan tersebut akan memicu lebih banyak kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), olahraga, serta ajang berbasis musik.
Harapan untuk memajukan industri musik nasional pernah disampaikan Presiden Jokowi saat menerima panitia Konferensi Musik Nasional dan perwakilan industri musik nasional di Istana Merdeka, medio Maret 2018.
Saat itu, para musisi menyampaikan rekomendasi dari konferensi, sedangkan Presiden menyampaikan mimpinya supaya ada strategi besar di bidang kebudayaan, khususnya industri musik. ”Ada visi ke depan, misalnya ada visi 2050 dan visi 2100. Ini harusnya sudah mulai dirancang sejak sekarang,” ujarnya.
Visi dan peta jalan ini juga diharap fokus ke beberapa target. Misalnya, lima tahun pertama mengedepankan tata kelola, kemudian di lima tahun berikutnya masalah perlindungan. Dengan demikian, hal ini memberi arah dan tujuan industri musik nasional.