Kerja Caleg Jadi Andalan untuk Mendongkrak Elektabilitas
Hasil survei Litbang ”Kompas” merekam ada sejumlah partai politik yang elektabilitasnya menurun. Menghadapinya, sebagian parpol mendorong calegnya melakukan kerja di lapangan agar kehadiran parpol dirasakan masyarakat.
Oleh
IQBAL BASYARI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Partai Amanat Nasional mengandalkan kerja-kerja dari bakal calon anggota legislatif untuk mendongkrak kembali elektabilitas yang menurun. Kerja-kerja langsung yang dirasakan masyarakat diyakini mampu meningkatkan elektabilitas, di samping menguatkan posisi politik dan narasi di tingkat elite.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno dihubungi dari Jakarta, Selasa (25/10/2022), mengatakan, sepanjang perjalanan pemilihan umum langsung, elektabilitas PAN dalam berbagai survei selalu berada di bawah ambang batas parlemen. Namun saat pemilu, perolehan suara sah nasional PAN selalu berada di atas ambang batas parlemen, bahkan hasilnya cukup signifikan dan menempatkan PAN di partai papan tengah.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dari perjalanan panjang tersebut, PAN yakin elektabilitasnya akan kembali meningkat saat pemungutan suara di Pemilu 2024. Hasil survei tetap digunakan sebagai alat bantu untuk menguatkan kerja-kerja politik demi meraih simpati publik. ”Jadi memang ini sebuah fenomena yang kami simak dan jadikan pelajaran,” katanya.
Hasil survei Litbang Kompas pada Oktober 2022 menunjukkan, elektabilitas PAN sebesar 3,1 persen atau turun 0,5 persen dibandingkan survei Juni 2022. Selain PAN, sejumlah parpol lain juga mengalami penurunan elektabilitas, di antaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) turun 1,7 persen dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) turun 0,3 persen. Penurunan elektabilitas tertinggi dialami Partai Golkar yang turun hingga 2,4 persen.
Penurunan elektabilitas yang terekam dari survei Kompas tersebut, menurut Eddy, disiasati dengan memperkuat kerja-kerja bakal calon anggota legislatif (caleg). Sejak awal rekrutmen caleg, PAN menyeleksi bakal caleg berkualitas yang mampu menarik suara pemilih sekaligus memiliki daya juang besar untuk pemenangan partai. Bakal caleg yang telah mendaftar untuk Pileg 2024 diminta untuk segera turun mendampingi masyarakat yang mengalami kesulitan hidup. Kegiatan yang dilakukan, antara lain, membantu masyarakat mengakses jaminan kesehatan dan bantuan sosial.
Menurut dia, kerja-kerja bakal caleg di lapangan diyakini mampu mendongkrak elektabilitas PAN. Sebab kerja politik tersebut dirasakan dan berdampak langsung ke masyarakat pemilih. Selain oleh bakal caleg, PAN juga menginstruksikan kader di legislatif dan eksekutif untuk langsung terjun ke konstituen memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat.
”Salah satu kekuatan PAN dalam menghadapi setiap pemilu adalah caleg yang maju dalam pileg. Ketika caleg sudah bergerak secara masif di lapangan, hasil kerjanya akan terlihat dalam survei nasional karena elektabilitas yang diperoleh merefleksikan hasil kerja caleg,” ujar Eddy.
Selain oleh bakal caleg, PAN juga menginstruksikan kader di legislatif dan eksekutif untuk langsung terjun ke konstituen memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, lanjutnya, pihaknya akan menguatkan posisi politik dan narasi politik PAN. Langkah ini dilakukan agar ke depan masyarakat betul-betul memahami apa yang diperjuangkan PAN untuk masyarakat, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Dengan demikian, kerja caleg dan narasi politik yang dilakukan secara bersamaan diyakini mampu meningkatkan elektabilitas dan membawa PAN meraih target 64 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat saat Pemilu 2024.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar TB Ace Hasan Syadzily mempertanyakan hasil survei Kompas. Sebab penurunan elektabilitasnya cukup tajam dan menempatkan Golkar di urutan keempat. Padahal menurut dia, survei lembaga lain selalu menempatkan Golkar di urutan kedua. ”Padahal tidak ada kejadian luar biasa yang terjadi di Golkar,” ucapnya.
Adapun Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan publik ke Demokrat yang terekam dalam survei Kompas. Ia meminta seluruh kader untuk tidak jemawa dan mengecewakan harapan rakyat yang terefleksi dari kenaikan elektabilitas di survei Kompas. Seluruh kader harus terus menyerap aspirasi rakyat serta mewujudkan perubahan dan perbaikan yang lebih baik.
”Pagi ini seusai olahraga, saya membaca hasil survei di Litbang Kompas. Alhamdulillah, elektabilitas Partai Demokrat kembali naik dari 11,6 persen Juni lalu menjadi 14 persen pada Oktober ini, mengokohkan Partai Demokrat pada posisi papan atas. Saya membaca hasil ini sebagai wujud harapan rakyat terhadap perubahan dan perbaikan,” kata Agus.
Deputi Direktur Eksekutif Populi Center Rafif Pamenang Imawan mengatakan, parpol memiliki organisasi berjenjang dari tingkat nasional hingga desa dengan kontrol yang sangat birokratis. Elite perlu menginstruksikan organisasi yang paling dekat dengan masyarakat atau di tingkat ranting untuk meningkatkan kerja-kerja politiknya melalui penyerapan aspirasi karena bisa langsung dirasakan oleh pemilih.
Jika kehadiran partai dirasakan oleh rakyat, lanjutnya, kepercayaan ke partai akan meningkat. Sebab, masyarakat merasakan kehadirannya dan membantu menyelesaikan masalah yang langsung dialami oleh pemilih. ”Ketika organisasi partai semakin dekat ke masyarakat, maka visi misi partai makin dipahami dan berujung pada kepercayaan publik memilih partai tertentu,” tutur Rafif.