Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Dasar Telah Dimulai
Pembangunan Ibu Kota Nusantara sudah dimulai dengan infrastruktur dasar pada Juli tahun ini. Tak hanya bendungan dan persemaian, tetapi juga jalan utama menuju ibu kota negara yang baru di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah sudah memulai pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN dengan infrastruktur dasar, seperti bendungan dan persemaian. Jalan utama menuju IKN juga akan mulai dibangun Juli ini.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke lokasi IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (22/6/2022). Dalam kunjungan kerja ini, pemimpin redaksi sejumlah media massa ikut serta.
Selain itu, hadir pula Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Pelaksana Tugas Bupati Penajam Paser Utara Hamdam.
Presiden memulai kunjungan dengan meninjau persemaian Mentawir dan proyek Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kedua proyek tersebut, menurut Presiden, merupakan pembangunan infrastruktur dasar di IKN. Selain itu, Presiden dan rombongan juga mengunjungi Titik Nol IKN.
”Juli nanti, pembangunan jalan utama dari jalan tol Balikpapan juga dimulai,” kata Presiden Jokowi.
Dalam kunjungan ke Bendungan Sepaku Semoi, Presiden juga meminta supaya pembangunan bisa selesai lebih cepat. Dalam jadwal, pembangunan bendungan akan rampung pada Desember 2023. Namun, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jarot Widyoko menyanggupi untuk menyelesaikan bendungan tersebut awal 2023. ”Dengan adanya percepatan, kami menargetkan selesai pada Januari atau Februari 2023,” kata Jarot.
Juli nanti, pembangunan jalan utama dari jalan tol Balikpapan juga dimulai.
Bendungan ini akan menyediakan air baku untuk kebutuhan air minum 1,5 juta penduduk. ”Air yang disalurkan adalah air siap minum,” kata Presiden lagi.
Bendungan Sepaku
Basuki Hadimuljono juga berseloroh mengenai hal ini. ”Kalau (air) enggak bisa diminum langsung, percuma (ibu kota) kita pindah,” ujarnya.
Air baku yang tersedia sebanyak 2.500 liter per detik. Bendungan Sepaku Semoi akan memberikan manfaat tidak hanya di IKN dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), tetapi juga di Kota Balikpapan. ”Jadi, kapasitas Sepaku Semoi itu 2.500 (liter/detik), 500 (liter/detik) untuk Kota Balikpapan, yang 2.000 (liter/detik) nanti akan dikirim untuk KIPP dan IKN secara menyeluruh,” tutur Jarot.
Kalau (air) enggak bisa diminum langsung, percuma (ibu kota) kita pindah.
Bendungan Sepaku Semoi berkapasitas tampung 10 juta meter kubik. Saat ini, pembangunan sudah mencapai 56 persen.
Selain Bendungan Sepaku Semoi, pemerintah juga sedang membangun Intake Bendungan Sepaku yang saat ini baru mencapai 13 persen. Nantinya, Intake Bendungan Sepaku akan memberikan manfaat air baku sebesar 3.000 liter/detik. Intake bendungan ini ditargetkan selesai pada Desember 2022.
Dalam keterangan terpisah, Jarot meyakini target pembangunan infrastruktur pendukung IKN tersebut dapat selesai tepat waktu dan target penyediaan air baku 5.000 liter/detik pada tahun 2035 dapat tercapai dengan baik.
Kota di dalam hutan
Adapun persemaian Mentawir menjadi modal utama pemerintah memastikan IKN menjadi kota di dalam hutan. ”Kita mau menunjukkan bahwa kita serius urusan lingkungan. Justru kita enggak bangun di sini itu lingkungan makin rusak. Itu aja yang harus digarisbawahi," kata Presiden saat berdiskusi dengan para pemimpin redaksi sejumlah media massa.
Kita tunjukkan niat benar kita itu ya ini. Nanti kalau sudah ada 12 juta, 15 juta (bibit) baru, dan bukan di sini saja, nanti mau kita tunjukkan yang di Kalsel kayak apa, Kalteng kayak apa.
Dalam pembangunan IKN, ditargetkan komposisi alam sebesar 75 hingga 80 persen. Sebab, konsep IKN adalah kota di dalam hutan atau forest city. Penanaman hutan kembali di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah juga dijanjikan akan dilakukan. Harapannya, kerusakan hutan di Kalimantan bisa diatasi.
”Kita tunjukkan niat benar kita itu ya ini. Nanti kalau sudah ada 12 juta, 15 juta (bibit) baru, dan bukan di sini saja, nanti mau kita tunjukkan yang di Kalsel kayak apa, Kalteng kayak apa,” tambah Presiden lebih rinci.
Presiden sekaligus menjelaskan target pemerintah untuk membangun 30 persemaian lain seperti Persemaian Rumpin di Kabupaten Bogor. Pembangunan persemaian menurut rencana difokuskan di wilayah-wilayah dengan banyak industri pertambangan seperti di Kalimantan dan Sumatera.
”Yang banyak nanti di Kalimantan, Sumatera, yang banyak tambang, karena saya wajibkan dari penambang sama (pengusaha) sawit,” jelas Presiden.