Diduga Terlibat Suap, KPK Tangkap Mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti
KPK telah mengamankan sejumlah barang bukti dalam operasi tangkap tangan yang digelar Kamis (2/6/2022), seperti uang tunai dalam bentuk mata uang dollar Amerika Serikat serta dokumen perizinan.
Oleh
HARIS FIRDAUS, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK melakukan operasi tangkap tangan di Yogyakarta, Kamis (2/6/2022). Beberapa pihak telah diamankan terkait dugaan korupsi suap, salah satunya mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.
Ketua KPK Firli Bahuri saat dihubungi di Jakarta, Kamis malam, membenarkan perihal kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) di Yogyakarta tersebut. Ia mengaku belum bisa membeberkan banyak hal terkait OTT tersebut karena tim KPK masih bekerja.
“Saat ini KPK sedang melakukan tangkap tangan di wilayah Yogyakarta. Sampai saat ini, rekan-rekan kami pun masih bekerja dan tolong diberikan waktu untuk menuntaskannya,” ujar Firli.
Firli melanjutkan, pada saatnya nanti KPK akan menyampaikan ke publik perihal OTT di Yogyakarta itu. Ia pun memohon dukungan dari segenap anak bangsa unutk mewujudkan Indonesia bebas dari korupsi.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pun membenarkan OTT oleh tim KPK pada Kamis ini. Selain di Yogyakarta, ia menyebut, OTT juga berlangsung di Jakarta. “Saat ini, kami masih melakukan pemeriksaan. Mohon bersabar untuk terangnya kasus yang sedang kami tangani,” tuturnya.
Ghufron tidak merinci total pihak yang ditangkap pada OTT kali ini. Namun, ia menyampaikan bahwa KPK telah mengamankan sejumlah barang bukti dalam penangkapan tersebut, seperti uang tunai dalam mata uang dollar Amerika Serikat serta dokumen perizinan. Namun, ia tak merinci jumlah uang tunai yang diamankan itu.
“Kami mengamankan sejumlah uang dalam USD dan dokumen perizinan,” kata Ghufron.
Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengungkap sedikit lebih detail perihal OTT di Yogyakarta ini. Ia mengatakan, tim KPK telah mengamankan beberapa pihak yang diduga sedang melakukan tindak pidana korupsi suap di Yogjakarta.
“Salah satu yang diamankan adalah Wali Kota Yogyakarta 2017-2022,” ujar Ali.
Wali Kota Yogyakarta 2017-2022 dijabat oleh Haryadi Suyuti. Haryadi menjabat selama dua periode, yakni pada tahun 2011-2016 dan 2017-2022. Haryadi mengakhiri masa jabatannya pada Mei 2022. Dia kemudian digantikan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi yang dilantik pada 22 Mei 2022. Sebelum menjabat Wali Kota Yogyakarta, Haryadi menjabat sebagai Wakil Wali Kota Yogyakarta pada tahun 2006-2011.
Ali menyampaikan, saat ini pihak-pihak yang telah diamankan tersebut sedang dalam perjalanan untuk menunju ke Gedung KPK, Jakarta. Selanjutnya, tim akan segera meinta keterangan terhadap para pihak tersebut.
“Dalam waktu 1 x 24 jam, kami diberikan kesempatan oleh undang-undang untuk segera menentukan sikap atas kegiatan tangkap tangan ini. Segera setelahnya, kami akan sampaikan perkembangannya lebih lanjut ke publik,” tutur Ali.
Menyegel ruang kerja
Di Yogyakarta, Kamis siang, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan, sejumlah petugas KPK datang ke Balai Kota Yogyakarta. Menurut Sumadi, beberapa orang petugas itu meminta izin untuk menyegel ruang kerja Wali Kota Yogyakarta.
Sumadi menuturkan, dirinya bertemu dengan petugas dari KPK itu pada Kamis sekitar pukul 13.00. Saat itu, dia baru saja datang di Balai Kota Yogyakarta setelah mengikuti rapat di kompleks Kantor Gubernur DIY. Sesampainya di Balai Kota, Sumadi hendak mengikuti rapat. Namun, ternyata ada beberapa petugas KPK yang datang menemuinya.
"Setelah saya rapat di Pemda DIY, saya ke Balai Kota karena ada rapat jam 1. Tapi kemudian petugas dari KPK, terus menunjukkan identitasnya dan saya lihat benar. Terus mohon izin melakukan penyegelan di ruangan Wali Kota," ujar Sumadi saat dihubungi, Kamis malam.
Sumadi menyebut, setelah bertemu dengan petugas KPK itu, dirinya mempersilakan penyegelan dilakukan. Setelah itu, Sumadi mengikuti rapat sehingga tidak menyaksikan proses penyegalan. "Saya kooperatif, ya monggo silakan. Terus saya tinggal rapat. Saya tidak tahu selanjutnya," tuturnya.
Menurut Sumadi, petugas KPK yang datang itu berjumlah sekitar tiga orang. Mereka tidak mengenakan seragam, tetapi hanya menunjukkan identitas. Sumadi juga mengaku tidak dimintai keterangan oleh petugas KPK. Dia juga tidak tahu apakah ada aparatur sipil negara yang diamankan oleh KPK.