Ide Tunda Pemilu Dikemukakan, tetapi Gerilya untuk Capres 2024 Jalan Terus
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yang mengemukakan ide penundaan Pemilu 2024, masih aktif safari politik. Begitu pula sejumlah parpol lain masih terus bergerak untuk memuluskan jalan bagi pimpinannya di Pilpres 2024.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·5 menit baca
Sekalipun muncul wacana penundaan pemilu, sejumlah tokoh politik terus bergerilya dan turun ke daerah-daerah, secara pribadi maupun melalui struktur partai dan sukarelawan pendukungnya. Tokoh-tokoh itu berupaya mendapatkan afirmasi dari publik mengenai kemungkinan pencalonan mereka sebagai presiden pada Pemilu 2024.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, misalnya, dalam dua bulan terakhir aktif melakukan safari politik ke daerah-daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa. Dari daerah-daerah yang dikunjungi itu muncul suara dukungan bagi Muhaimin untuk menjadi calon presiden (capres). Yang terbaru pada 5-8 Maret 2022, Muhaimin di Jawa Timur, mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo di Kediri, Ponpes Termas di Pacitan, Ponpes Bumi Hidayah di Trenggalek, dan Ponpes Darussalam Durenan di Trenggalek.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dua pekan lalu, Muhaimin menyerukan usulan agar Pemilu 2024 ditunda selama satu atau dua tahun. Penundaan itu dinilainya perlu untuk memberikan kesempatan bagi pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, wajar jika Muhaimin mendapatkan dukungan dari kalangan pesantren. Berdasarkan hasil survei yang digelar oleh Political Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia, yang dikeluarkan pada Minggu (6/3/2022), Muhaimin mendapatkan nilai tertinggi dalam aspek religiositas. Pada posisi kedua ada Anies Baswedan, dan diikuti Ridwan Kamil di posisi ketiga.
Jazil mengatakan, karakter religius dan latar belakang pesantren ini menjadi modal penting Muhaimin untuk maju sebagai capres 2024.
”Ini modal kuat Gus Muhaimin yang sudah kita putuskan sebagai capres 2024. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana pemimpin bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, jika tidak memiliki dasar keagamaan yang kuat. Ini tentu salah satu keunggulan Gus Muhaimin sebagai calon pemimpin bangsa,” katanya, Selasa (8/3/2022).
Menurut Jazil, sebagai pemimpin PKB yang dilahirkan dari rahim NU, Muhaimin juga secara konsisten berusaha untuk mendekatkan partai yang dipimpinnya dengan kalangan ulama dan pesantren. PKB memelopori dan mengawal UU Pesantren serta Hari Santri Nasional, dan disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren.
Jazil meyakini Muhaimin memiliki nilai tambah sebagai seorang capres. Sebab, ia juga aktivis organisasi sejak muda. Ia, antara lain, pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), dan pernah menduduki sejumlah posisi strategis, seperti Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). ”Profil beliau ini yang tidak dimiliki kebanyakan kandidat capres yang muncul lainnya,” kata Jazil.
Usung Prabowo
Sementara itu, melalui struktural partai, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani terus menyerukan keseriusan partainya memenangkan Prabowo Subianto sebagai presiden pada Pemilu 2024.
”Kita harus berlajar dari proses pemilu-pemilu sebelumnya. Kita harus totalitas. Jaga suara kita, saksi-saksi harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Sebab, 2024 adalah waktunya Prabowo presiden. Soliditas dan konsolidasi harus terus dilakukan, diperkuat. Jaga suara rakyat, karena suara rakyat adalah amanat, suara rakyat adalah suara Tuhan,” kata Muzani saat pembekalan struktur partai di tingkat ranting dan cabang se-Kota Surabaya dan se-Kabupaten Sidoarjo, Jatim, akhir Februari lalu.
Muzani menegaskan, cita-cita berdirinya Partai Gerindra adalah menjadikan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai presiden. Oleh karena itu, mulai saat ini semua komponen dan kader Partai Gerindra dimintai untuk melakukan penjajakan politik.
”Kumpulkan semua teman, keluarga, komunitas, hingga rakyat di dusun-dusun. Yakinkan mereka bahwa Prabowo adalah sosok yang mumpuni untuk itu. Dan kita sadar bahwa tidak ada cara lain agar pada 2024 Prabowo presiden dengan cara kerja keras tanpa henti. Karena kita juga bertekad untuk menjadi pemenang pemilu dengan kursi terbanyak di parlemen,” ucapnya.
Rapimnas Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun terus disosialisasikan partainya agar bisa maju di Pemilu Presiden 2024. Ini sebagai implementasi dari keputusan Rapat Pimpinan Nasional Golkar 2021.
Sosialisasi terus digencarkan jajaran partai berlambang pohon beringin itu, meski Airlangga saat kunjungannya ke Riau, dua pekan lalu, justru mengatakan akan membicarakan aspirasi petani kelapa sawit yang menginginkan perpanjangan kepemimpinan Joko Widodo dengan pimpinan partai politik lainnya.
Dalam suatu rangkaian acara peringatan hari lahir (harlah) NU di Muara Enim, Sumatera Selatan, akhir pekan lalu, Airlangga hadir selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yang memberikan bantuan program penanaman dan peremajaan sawit rakyat (PSR).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dalam kesempatan itu mendoakan Airlangga ”naik kelas” menjadi pemimpin yang lebih tinggi. ”Kalau sekarang beliau masih Menko Bidang Perekonomian, insya Allah saya doakan di masa mendatang naik kelas menjadi atasannya menteri,” kata Yahya, Jumat, akhir pekan lalu.
Memanfaatkan momentum
Mengenai upaya sejumlah tokoh untuk mendapatkan dukungan dan afirmasi dari publik untuk maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, pengajar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri satrio mengatakan, hal itu wajar mengingat waktu yang semakin sempit menjelang 2024. Tokoh-tokoh politik itu, terutama yang bukan kepala daerah, harus pintar-pintar memanfaatkan momentum untuk mendapatkan kepercayaan rakyat.
”Sebab, tokoh-tokoh politik, terutama yang bukan kepala daerah, tidak memiliki narasi untuk ditunjukkan atau dipamerkan terkait dengan apa yang sudah mereka lakukan, kinerja mereka, dan pembangunan apa saja yang mereka lakukan,” katanya.
Pendek kata, tokoh-tokoh kepala daerah lebih memiliki panggung untuk menunjukkan capaian dan kerja mereka di hadapan rakyat, sedangkan hal itu akan lebih sulit bagi tokoh parpol. Oleh karena itu, tokoh-tokoh politik itu harus bekerja lebih keras turun ke lapangan.
Hendri mengatakan, ada kesadaran pula bagi tokoh-tokoh yang gencar turun ke lapangan untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas mereka. Oleh karena itu, mereka harus memanfaatkan waktu yang ada sebelum pemilu untuk meraih kepercayaan rakyat.
Hal lain yang juga harus disadari oleh para tokoh politik itu, menurut Hendri, ialah adanya pergeseran kriteria pemimpin yang diinginkan oleh publik. Survei terakhir dari KedaiKOPI, lembaga survei yang didirikannya, menunjukkan adanya keinginan publik terhadap pemimpin yang cerdas dan visioner. Artinya, popularitas dan pencitraan semata tidak lagi menjadi sarana yang memadai untuk menangguk kepercayaan dari rakyat.
“Para tokoh itu harus lebih banyak berdialog dengan rakyat agar rakyat lebih mengerti pemikiran mereka dan visi mereka,” ucapnya.