Sejumlah parpol mulai menyiapkan kadernya menghadapi Pemilu 2024. Pengamat politik menilai, selain kampanye konvensional, kini saatnya parpol menggunakan data agar kampanye di masyarakat efektif.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai-partai politik mulai menyiapkan kadernya untuk menghadapi kontestasi dalam Pemilu 2024. Pembekalan kader dilakukan secara bergelombang, dan upaya turun ke bawah terus dilakukan untuk mendekatkan rakyat dengan kandidat atau bakal calon anggota legislatif. Harapannya, upaya ini akan bisa menaikkan elektabilitas kader-kader parpol.
Deputi Badan Pemenganan Pemilihan Umum (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, partainya saat ini mulai melakukan perekrutan bakal caleg yang akan diusung pada Pemilu 2024, baik untuk legislatif pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Pertengahan 2022, Demokrat berharap telah dapat merilis daftar calon sementara (DCS) yang sifatnya internal. Daftar calon itu akan menjadi panduan sementara bagi partai dalam memilih caleg dalam Pemilu 2024.
”Yang sudah tentu terdaftar adalah para inkumben karena mereka juga akan mencalonkan lagi. Selain itu, kader-kader kami lainnya, serta jajaran pengurus yang memiliki basis dan kompetensi di daerah pemilihan,” kata Kamhar, Minggu (6/2/2022), di Jakarta.
Kamhar mengatakan, partainya juga terbuka terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki ketertarikan dan kedekatan dengan partai. Mereka dapat dirangkul oleh struktur partai untuk bergabung dengan Partai Demokrat.
Untuk dapat memastikan kemenangan kader-kadernya di dalam Pemilu 2024, Partai Demokrat juga melakukan pembekalan terhadap mereka. Bimbingan teknis terhadap bakal caleg itu dilakukan secara bergelombang di semua jajaran, baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Menurut Kamhar, yang tetap dipromosikan kepada masyarakat nantinya adalah masa kepemimpinan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, inisiator Partai Demokrat.
”Tentu yang menjadi jualan kita secara retrospektif ialah masa kepemimpinan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), ketika kami diamanati oleh rakyat untuk memegang pemerintahan. Bagaimana Demokrat dulu berperan dalam kegiatan pemerintahan,” katanya.
Untuk dapat memastikan kemenangan kader-kadernya di dalam Pemilu 2024, Partai Demokrat juga melakukan pembekalan terhadap mereka. Bimbingan teknis terhadap bakal caleg itu dilakukan secara bergelombang di semua jajaran, baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
Selain itu, kader juga dibekali pesan untuk juga menyampaikan pendekatan prospektif kepada rakyat, yakni dengan menokohkan sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. Bagaimanapun, menurut Kamhar, publik merindukan sosok, seperti SBY, dan sosok itu saat ini dapat direfleksikan pada diri AHY, yang juga putra SBY.
Demokrat juga melakukan pembenahan struktural di internal partainya, yaitu melalui musyawarah daerah (musda) dan musyawarah cabang (muscab). Musyawarah di tingkat daerah itu dilakukan untuk memilih pengurus struktur yang baru.
Turun ke bawah
Secara terpisah, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Utut Adianto mengatakan, kader-kader PDI-P diperintahkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk turun ke bawah. Artinya, strategi itulah yang menjadi jalan utama bagi para kader untuk meraih suara dalam Pemilu 2024. Dengan aktif turun ke bawah menemui rakyat secara langsung diharapkan ada komunikasi yang baik antara kader PDI-P dan rakyat sehingga mereka terpikat dengan PDI-P dan calegnya.
”Turun ke bawah itu pengejawantahannya ialah dengan turun ke desa karena dari desalah awal titik perbaikan negara. Ada kemiskinan di sana, ketidakberdayaan orang atas akses produksi dan sebagainya, dan secara pendapatan memang harus dibantu,” katanya.
Strategi turun ke bawah ini pun dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti dengan membantu kesulitan sehari-hari, hingga memberikan keberpihakan kepada kepentingan rakyat.
”Setiap daerah karakternya beda-beda. Oleh karena itu, pemetaan PDI-P itu basisnya daftar pemilih tetap (DPT). Dari DPT itu, daerah per daerah kita rinci masing-masing kekuatan dan kelemahannya, termasuk bagaimana kultur mereka, agama mereka, dan kebiasaan mereka,” kata mantan pecatur ini.
Untuk optimalisasi peran kader di daerah, PDI-P terutama akan fokus pada kerja-kerja yang dilakukan oleh pengurus di tingkat cabang, atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Para pengurus di tingkat kecamatan ini dipandang memiliki banyak jaringan atau tangan untuk menjangkau hingga ke tingkat desa, serta akar rumput.
Selain kerja-kerja organisasional yang dijalankan oleh struktur partai, elektabilitas setiap kader, menurut Utut, akan sangat tergantung kepada bagaimana komunikasi mereka secara pribadi dengan rakyat. ”Mereka punya teknik sendiri-sendiri, dan itu adalah ujian lapangan bagi mereka. Akan tetapi, platformnya adalah harus turun ke bawah. Sebagaimana ditegaskan oleh Ibu (Megawati Soekarnoputri), harus ada emotional bonding atau ikatan emosional antara kader PDI-P dengan rakyat,” katanya.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Nasional (rakernas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2022, Ketua DPP PKS Bidang Polhukam Almuzammil Yusuf mengatakan, kader PKS terus didorong untuk memenangi hati publik.
”Seluruh anggota PKS bekerja untuk memenangkan partai di hati publik di tengah berbagai kondisi seperti covid saat ini. Kita minta seluruh anggota bisa turun dan berbicara langsung ke publik agar kiprah PKS ini terasa benar oleh mereka,” ujarnya.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, sosialisasi atau kampanye yang dilakukan oleh parpol maupun kader harus berbasiskan pada data.
Kerja-kerja kepartaian juga didorong agar mengadopsi teknologi informasi, termasuk dalam pencatatan keanggotaan, dan iuran anggota. Penggunaan teknologi informasi juga tidak terhindarkan dalam menyapa masyarakat. Sepuluh juru bicara PKS juga telah disiapkan untuk menyampaikan pesan-pesan dari partai ataupun fraksi.
Mengenai strategi kader-kader parpol dalam menyongsong Pemilu 2024, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, sosialisasi atau kampanye yang dilakukan oleh parpol maupun kader harus berbasiskan pada data. Artinya, mereka harus secara rutin mengamati dan memeriksa situasi di level pemilih.
Baca Juga:
Maha Data Menjadi Komoditas Paling Berharga
”Bisa saja parpol melakukan survei opini publik, atau riset, dan observasi mendalam melalui FGD, maupun wawacanra mendalam. Banyak model yang bisa dilakukan. Intinya, mereka harus membuat strategi kampanye itu dengan berdasarkan pada riset,” katanya.
Hal lain yang juga penting ialah membedah dapil dan memilih kader yang memang memiliki kekuatan di dapil masing-masing.