logo Kompas.id
Politik & HukumDinamika Muktamar dari Masa ke...
Iklan

Dinamika Muktamar dari Masa ke Masa

Tarikan politik sulit dihindari dari Muktamar NU. Salah satu sebabnya adalah organisasi ini memiliki jemaah yang besar. Modal sosial ini menjadikan NU sangat menarik dalam kontestasi politik.

Oleh
Rini Kustiasih/Iqbal Basyari
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6wG40uH-ZeIdhYg6dHdxNXiR6lk=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FWhatsApp-Image-2021-12-22-at-4.08.18-PM_1640178900.jpeg
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN

Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin (kedua dari kiri), Rais Aam NU KH Miftachul Akhyar (tengah), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (ketiga dari kanan), dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kedua dari kanan) memukul rebana tanda dimulainya Muktamar NU di Lampung, Rabu (22/12/2021).

Pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama dari masa ke masa selalu penuh dengan dinamika. Selalu terjadi perdebatan yang sengit terkait dengan perumusan rekomendasi ataupun pemilihan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Mengapa itu terjadi?

Dalam Ensiklopedia Nahdlatul Ulama: Sejarah, Tokoh, dan Khazanah Pesantren yang ditulis Imam Aziz disebutkan, Muktamar pertama NU diselenggarakan di Surabaya pada 21 Oktober 1926, tak lama setelah NU berdiri, dan tetap terselenggara di kota tersebut sampai muktamar ketiga. Pada tahun-tahun berikutnya, muktamar secara berurutan semakin ke barat, mulai dari Semarang (1929), Pekalongan (1930), Cirebon (1931), Bandung (1932), Jakarta (1933), dan kemudian pindah ke Banyuwangi (1934). Selanjutnya muktamar terselenggara secara acak.

Editor:
Madina Nusrat
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000