Tahun 2022 menjadi tahun politik. Waktu dua tahun menuju Pemilu 2024 dinilai cukup bagi parpol menyiapkan pemenangan di pemilihan legislatif, untuk mendulang suara bagi partai.
Oleh
Rini Kustiasih
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai-partai politik mulai memanaskan mesin politiknya untuk menyiapkan diri menghadapi Pemilu 2024. Konsolidasi struktural di internal partai pun dilakukan. Sejumlah partai juga mulai menyiapkan perekrutan calon-calon anggota legislatif yang menjadi ujung tombak untuk mendulang suara bagi partai.
Partai Golkar, misalnya, mulai menjalankan peta jalan menuju 2024. Langkah pertama yang dilakukan ialah konsolidasi internal partai di tingkat pusat hingga bawah atau akar rumput. Selain itu, Golkar juga menyiapkan para bakal caleg yang akan mengisi daerah-daerah pemilihan (dapil) di DPR, maupun DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Kami menyiapkan caleg sebanyak 200 persen dari yang dibutuhkan di setiap dapil. Kalau di satu dapil itu ada 10 kursi yang disiapkan, Golkar menyiapkan 20 orang untuk bakal caleg,” kata Ketua DPP Partai Golkar Tb Ace Hasan Syadzily, Minggu (12/12/2021), di Jakarta.
Para bakal caleg ini, menurut Ace, akan dilatih dan dididik agar mengetahui ideologi Golkar, dan memahami sistem politik dan pemilu di Indonesia. ”Mereka juga akan mempelajari bagaimana strategi kampanye canvassing ataupun turun ke masyarakat langsung, hingga strategi mengelola media sosial,” katanya.
Ace mengatakan, pengetahuan mengenai ideologi Golkar yang developmentalistik atau berorientasi pembangunan adalah kunci untuk menjadi bakal caleg Golkar. Ideologi itu menjadi ruh perjuangan partai. ”Kami juga memberikan pemahaman kepada mereka tentang arah dan kebijakan partai terkait dengan pembangunan bangsa ini,” ucapnya.
Selain itu, melalui Golkar Institute, Partai Golkar juga terus menyiapkan pemimpin muda dari Golkar. Saat ini, pendidikan politik telah digelar di tujuh provinsi di Indonesia. Pendidikan politik itu akan lebih dimasifkan untuk mengembalikan parpol ke khittah sesungguhnya, yakni melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. ”Dalam setahun ini, kami menyiapkan kader-kader terbaik kami untuk berkontestasi dalam Pemilu 2024. Dari bakal caleg yang disiapkan, Golkar juga memerhatikan keterwakilan perempuan,” katanya.
Melalui Golkar Institute, Partai Golkar juga terus menyiapkan pemimpin muda dari Golkar. Saat ini, pendidikan politik telah digelar di tujuh provinsi di Indonesia.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, partainya menargetkan dapat mengisi semua dapil, baik tingkat pusat maupun daerah. Artinya, Demokrat menargetkan semua dapil ada satu kursi yang dimenangkan oleh kader Demokrat. Demokrat pada Pemilu 2024 menargetkan raihan suara 15 persen.
”Harapan kami nanti tidak ada dapil yang kosong. Itu semua sudah berproses, dan perekrutan bakal caleg juga sedang dilakukan. Pada 2022, kami menargetkan sudah bisa membuat draf daftar calon sementara (DCS) DPR,” katanya.
Adapun untuk konsolidasi internal, termasuk penggantian pengurus daerah, Partai Demokrat menggelar musyawarah-musyawarah daerah (musda). Sampai saat ini, sudah 50 persen musda yang terealisasi. ”Konsolidasi ini terus berproses, dan kami berharap sampai awal Januari 2022 nanti semua daerah dapat menuntaskan musda dan melakukan konsolidasi internal,” katanya.
Bakal caleg Partai Demokrat sebagian besar saat ini adalah petahana. Kendati demikian, pintu pencalegan masih terbuka lebar bagi figur-figur lain yang tertarik untuk terjun ke politik dan bersedia berjuang dengan partai.
Upaya menyiapkan diri menghadapi Pemilu 2024 juga dilakukan oleh partai nonparlemen. Salah satunya Perindo yang menggelar konvensi rakyat untuk menjaring partisipasi masyarakat yang ingin ikut dalam pencalonan anggota legislatif dari partai tersebut. Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, konvensi rakyat adalah bagian dari salah satu cara Perindo untuk melakukan gebrakan secara nasional.
”Konvensi rakyat ini akan menarik seluruh aspirasi anggota dan masyarakat secara luas untuk menentukan masa depan Perindo. Dengan partisipasi ini, tentu saja akan menjadi tolok ukur seberapa besar program partai ini berjalan. Perindo juga membuka diri terhadap rakyat secara luas melalui demokrasi digital,” katanya.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan, persiapan-persiapan yang dilakukan oleh parpol-parpol menunjukkan parpol mulai sibuk memanaskan mesin politiknya. Tahun 2022 adalah tahun politik karena tahapan akan mulai berjalan, yakni dengan verifikasi parpol. Konsolidasi internal sudah barang tentu mulai dilakukan oleh parpol-parpol untuk menghadapi setiap tahapan pemilu.
”Waktu dua tahun itu cukup bagi partai untuk menyiapkan segala sesuatunya. Mereka berhitung betul-betul bagaimana pemilu serentak itu dapat dimenangi karena ada pileg dan pilpres. Jangan sampai mereka fokus di pilpres, lalu lupa di pileg. Sementara ada aturan ambang batas parlemen 4 persen yang harus mereka lintasi,” katanya.
Persiapan-persiapan yang dilakukan oleh parpol-parpol menunjukkan parpol mulai sibuk memanaskan mesin politiknya.
Bagi partai-partai yang tidak punya tiket untuk mengusung capres sendiri, menurut Adi, harus bekerja keras untuk menyiapkan calegnya. Sebab, efek ekor jas tidak dapat mereka nikmati. ”Kalau mereka tidak sungguh-sungguh bersiap, suara mereka akan ditelan oleh partai-partai besar yang memiliki capres. Efek ekor jas (coattail effect) ini sangat berperan sehingga dari jauh hari mereka harus siapkan calegnya,” ujarnya.
Penentuan caleg dalam Pemilu 2024 sangat penting karena merekalah ujung tombak dalam peraihan suara. Dengan sistem pemilu saat ini, caleg memiliki nilai tawar dan daya tarik lebih tinggi daripada parpol. Oleh karena itu, strategi pencalonan merupakan strategi pemenangan partai yang juga sangat penting.