Presiden Jokowi Semangati Anak Indonesia Tetap Sehat dan Gembira di Masa Pandemi
Anak-anak diharapkan tetap sehat dan gembira di tengah berbagai keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Semangat belajar juga perlu tetap dijaga karena anak-anak adalah masa depan Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menuturkan bahwa anak-anak adalah masa depan Indonesia. Terkait hal tersebut anak-anak Indonesia diajak tetap semangat belajar meskipun tidak berada di sekolah karena situasi pandemi Covid-19 belum memungkinkan pelajaran tatap muka. Mereka juga diingatkan agar selalu menerapkan protokol kesehatan, bergembira, dan berdoa memohon perlindungan bagi kita semua kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demikian disampaikan Presiden Jokowi saat menyapa secara daring anak-anak kelas V SD Sudimara, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Selain ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, konferensi video ini ditampilkan pada acara puncak Hari Anak Nasional 2021 bertema ”Anak Terlindungi, Indonesia Maju” yang ditayangkan kanal Youtube Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Jumat (23/7/2021).
”Anak-anak Indonesia semuanya yang saya cintai, yang saya sayangi, kita tahu sejak bulan Maret tahun (2020) yang lalu kita mengalami pandemi virus korona. Pasti anak-anak sudah tahu semuanya ya? Dan, selama pandemi, saya juga tahu anak-anak menjadi sering di rumah. Tidak pergi ke sekolah, tidak bepergian. Tapi, saya titip, anak-anak harus tetap semangat belajar. Tetap belajar meskipun tidak di sekolah,” kata Presiden Jokowi.
Fitur audio yang berada pada posisi menyala menjadikan suara anak-anak pun terdengar. Ada anak yang tiba-tiba menyela, ”Pak Presiden, halo.” Demikian pula jawaban nyaris serempak seperti, ”Ya, Pak,” ketika mereka merespons ajakan Presiden untuk tetap semangat belajar meskipun sedang tidak berada di sekolah.
Di kesempatan tersebut, Kepala Negara juga sempat menanyakan kerinduan anak-anak bertemu dengan teman-teman, kakek, nenek, paman, dan bibi. Seorang siswi, Imelda, pun menyampaikan keinginannya. ”Pak, saya ingin (sekolah) tatap muka, Pak. Kalau kelamaan di rumah, jenuh,” katanya.
Presiden Jokowi pun menanggapi keinginan tersebut. “Anak-anakku semua, sebetulnya kita, kan, rencananya di bulan Juli (2021) akan dibuka sekolah tatap muka lagi. Ya, kan? Tetapi, karena pandemi virus korona naik lagi, sehingga rencana itu dibatalkan. Nanti, menunggu situasi kalau pandemi virus korona ini sudah membaik, sudah turun, kita akan buka belajar tatap muka,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Baca juga : Pelajar Pun Bertanya kepada Presiden Kaitan PPKM Darurat dengan Lonjakan Kasus Covid-19
Di sela riuh suara-suara anak, ada seorang anak yang bertanya : “Kalau jadi presiden, ngapain aja?” Presiden sejenak tertawa dan kemudian menjawab pertanyaan tersebut. “Ya, memimpin rapat dengan menteri-menteri. Kemudian pergi ke Aceh sampai ke Papua untuk mengecek itu; mengecek jalan bagus ndak, mengecek waduk-waduk, mengecek pelabuhan, mengecek airport, begitu,” katanya.
Menutup sapaannya, Presiden Jokowi kembali mengingatkan anak-anak untuk belajar. Selain itu, anak-anak juga diingatkan agar selalu memakai masker, mencuci tangan memakai sabun sehabis berkegiatan, dan menjaga jarak. Mereka juga diajak mengingatkan teman-teman dan tetangga untuk selalu memakai masker kalau keluar rumah.
Masa depan Indonesia
”Anak-anakku semua adalah masa depan Indonesia. Harus tetap semangat belajar dan teruslah bergembira. Rajin beribadah. Jangan lupa juga berdoa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, untuk memohon perlindungan bagi kita semua, bagi Bangsa Indonesia. Selamat Hari Anak Nasional untuk semua anak-anakku di Indonesia. Anak-anak terlindungi, Indonesia maju,” kata Presiden Jokowi.
Anak-anak Indonesia adalah generasi penerus bangsa. Jadi, anak-anak harus tumbuh sebagai anak-anak yang sehat, rajin belajar menuntut ilmu, dan selalu riang gembira.
Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri para peringatan Hari Anak Nasional 2021 ini menuturkan bahwa anak-anak Indonesia adalah generasi penerus bangsa. Jadi, anak-anak harus tumbuh sebagai anak-anak yang sehat, rajin belajar menuntut ilmu, dan selalu riang gembira.
”Anak-anakku di seluruh Tanah Air kita yang tercinta, harus memiliki cita-cita yang besar. Jadikanlah dirimu selalu maju ke depan. Mempelajari hal-hal yang berguna bagi masa depan bangsa dan bagi dirimu sendiri. Perkuatlah rasa percaya diri karena bangga dengan jati diri dan kebudayaan bangsamu itulah yang akan mengangkat kamu menjadi seseorang yang berguna,” kata Megawati.
Megawati meyakini anak-anak Indonesia sangat memiliki kemampuan dan harapan serta bisa bekerja keras untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya. Bung Karno, Bapak Bangsa Indonesia, pun pernah mengatakan, ”Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit.” ”Karena kenapa? Kalau kamu jatuh, jatuhnya ke bintang-bintang tersebut. Alangkah indahnya mimpi seperti itu,” ujar Megawati.
Baca juga : Melindungi Masa Depan Anak-anak Indonesia
Megawati yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila meminta anak-anak agar jangan hanya terpaku pada pelajaran formal di sekolah. Pengetahuan mesti dicari di mana saja. Guru paling baik adalah alam semesta.
”Kalau di rumah, sedang hari hujan, kita bisa baca buku. Sekarang anak-anak juga sudah mengenal HP. Kita bisa melihat itu, umpamanya melihat Youtube, membuka Google, di situ sangat banyak pengetahuan yang kita bisa dapatkan dan yang kita tanyakan,” kata Megawati.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak semua pihak untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Anak-anak yang telah berusia 12 tahun ke atas diajak segera melakukan vaksinasi.
”Dan, ajak pula keluarga kalian untuk divaksin karena dengan demikian kalian telah menjadi pahlawan yang melindungi diri dan melindungi orang lain dari paparan Covid-19,” kata Bintang.
Hak dasar anak
Bintang menuturkan perayaan Hari Anak Nasional adalah momentum pengingat bagi masyarakat Indonesia untuk memprioritaskan hak-hak dasar anak. Ada empat hak dasar anak yaitu hak untuk hidup, hak untuk hidup dan berkembang, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan hak untuk berpartisipasi.
”Hak-hak tersebut harus dijamin pemenuhannya oleh semua pihak di sekitar kalian, mulai orangtua, lembaga masyarakat, dunia usaha, media, pemerintah, maupun negara. Maka, meskipun Hari Anak Nasional jatuh sekali setiap tahunnya, pemenuhan hak anak harus terus dilakukan setiap hari,” kata Bintang.
Menurut Bintang, terpenuhinya hak-hak dasar anak ini nantinya akan mendukung tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal. Oleh karena itu, hak-hak dasar harus dapat dinikmati setiap anak tanpa terkecuali dalam situasi sesulit apapun.
Tema Hari Anak Nasional 2021 adalah Anak Terlindungi, Indonesia Maju dengan tagline Anak Peduli di Masa Pandemi. ”Tema tersebut Bunda harap dapat menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwa kita tidak akan pernah mencapai Indonesia yang maju tanpa melindungi anak-anak kita,” kata Bintang.
Kita tidak akan pernah mencapai Indonesia yang maju tanpa melindungi anak-anak kita.
Sementara itu, tagline yang dipilih diharapkan dapat memotivasi anak-anak Indonesia untuk tidak kalah dengan pandemi. Anak-anak Indonesia tetap mesti semangat untuk belajar dan berkarya serta memiliki kepedulian untuk saling menjaga. ”Menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga teman-teman, dan menjaga Indonesia,” katanya.
Berbagai aspirasi anak hebat dari seluruh penjuru Indonesia pun diperdengarkan di Hari Anak Indonesia melalui Suara Anak Indonesia. Anak-anak Indonesia tentunya paling mengetahui permasalahan dan solusi dari berbagai isu yang melingkupi mereka.
”Dengan demikian, saya berharap dan memohon kepada para pejabat pemerintah serta petinggi berbagai sektor yang hadir pada hari ini dapat benar-benar mendengarkan, mempertimbangkan, dan mewujudkan berbagai aspirasi mereka dengan mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak,” kata Bintang.
Baca juga : Anak-anak di Tengah Pandemi
Pada situasi serba sulit ini, Menteri Bintang menyampaikan rasa senangnya melihat semangat anak-anak Indonesia yang ditunjukkan dalam berbagai cara kreatif. ”Teruslah mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan positif dan produktif yang tentunya akan bermanfaat bagi masa depan kalian,” katanya.
Berbagai rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional tahun ini diharapkan akan membawa semangat baru dan manfaat bagi kita semua, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini karena sesungguhnya Hari Anak Nasional dirayakan bukan hanya untuk selebrasi semata, melainkan juga untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya kualitas hidup anak-anak Indonesia.
”Dan, mengingatkan bahwa kalian, anak-anak Indonesia, bisa berbuat sesuatu untuk bangsa demi masa depan yang sejahtera. Marilah kita bergandengan tangan dan membangun kekuatan bersama untuk menuju Indonesia Layak Anak 2030 dan Indonesia Emas 2045. Selamat Hari Anak Nasional 2021. Kita gembira, kita peduli, kita berprestasi. Anak terlindungi, Indonesia maju,” kata Bintang.
Marilah kita bergandengan tangan dan membangun kekuatan bersama untuk menuju Indonesia Layak Anak 2030 dan Indonesia Emas 2045. Selamat Hari Anak Nasional 2021.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly mengatakan, masa depan Indonesia terletak di tangan dan pundak anak-anak Indonesia. Oleh karena itu, melindungi kepentingan terbaik bagi anak sama artinya dengan melindungi masa depan bangsa Indonesia dan umat manusia.
Konstitusi Negara RI dengan jernih menyebutkan bahwa setiap anak berhak atas keberlangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang. ”Serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Ini bukan hanya berarti bahwa negara mengakui hak anak, melainkan (negara) juga bertanggung jawab menjamin pemenuhan hak,” kata Yasonna.
Konstitusi Negara RI dengan jernih menyebutkan bahwa setiap anak berhak atas keberlangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang. Setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Begitupun dengan anak-anak yang berhadapan dengan hukum. ”Kenyataan bahwa mereka harus hidup dalam sistem peradilan pidana anak dan sebagian di antara mereka mesti menjalani masa pidana, tak berarti bahwa perlindungan, pembimbingan, pembinaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan mereka boleh terabaikan,” katanya.
Yasonna menuturkan upaya menjaga kepentingan terbaik anak-anak yang berhadapan dengan hukum bisa hadir dalam berbagai bentuk, termasuk melalui remisi anak. Pemberian remisi ini bukan sekedar amanat undang-undang, melainkan bentuk nyata kepedulian Kementerian Hukum dan HAM dalam mengedepankan kepentingan anak dan mempercepat proses integrasi anak ke tengah-tengah masyarakat.
”Satu-satunya harapan dari remisi ini tak lain agar anak bisa semakin cepat berkumpul kembali dengan keluarga dan masyarakat dalam rangka menata kembali masa depannya menjadi lebih baik lagi. Tentu, ini akan lebih mudah tercapai apabila semua pihak juga berkomitmen untuk menghapus stigma terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum,” kata Yasonna.
Baca juga : Sekitar 90 Persen Anak Masih Dihukum Penjara
Pada kesempatan tersebut, Yasonna meminta semua pihak untuk tidak melihat anak yang pernah berhadapan dengan hukum sebagai penjahat kecil, tetapi sebagai calon-calon penerus bangsa yang tetap harus dilindungi haknya untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, identitas, dan dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Badai pasti berlalu. Gelapnya malam akan selalu hilang terganti oleh hangatnya mentari pagi.
”Kepada anak-anakku sekalian, pegang teguh keyakinanmu agar masa depanmu lebih cerah. Peliharalah optimismemu demi bisa menghasilkan karya terbaik. Jaga semangatmu untuk tetap melangkah maju. Walaupun menemui kendala, percayalah, bahwa badai pasti berlalu. Dan, gelapnya malam akan selalu hilang terganti oleh hangatnya mentari pagi,” kata Yasonna.