logo Kompas.id
OpiniTiket Pulang ke Surga
Iklan

Tiket Pulang ke Surga

Jika kau menonton film ”Ticket to Paradise”, semuanya adalah hasil rekaan tentang Bali, meneruskan cita-cita para ”imigran seni” dari Eropa dan Amerika.

Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
· 9 menit baca
Putu Fajar Arcana, wartawan harian <i>Kompas</i> 1994-2022.
KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Putu Fajar Arcana, wartawan harian Kompas 1994-2022.

Suatu siang yang terik di Sanur, saya bertemu dua orang yang berada di balik kesuksesan film Ticket to Paradise. Pertama adalah Prof Dr Nyoman Darma Putra, tak lain adalah dosen semasa saya kuliah di Fakultas Sastra Universitas Udayana, Denpasar, dan kedua lelaki kekar yang baru pertama kali saya kenal bernama Agung Pindha. Jik Gung, demikian lelaki ini akrab dipanggil, bahkan menjadi pemeran Wayan, ayah Gede (Maxime Bouttier). Hari itu juga saya baru menyadari bahwa Jik Gung telah bermain dalam beberapa film produksi Hollywood, termasuk Pirates of The Carribbean dan Narnia. Jadi sebagai orang Bali dan aktor yang menetap di Queensland, Australia, ia cukup diperhitungkan Hollywood.

Darma dan Jik Gung menjadi dua orang yang memberi arah dan detail tentang kebudayaan Bali, yang menjadi latar utama dalam film itu. Tidak hanya soal kesesuaian bentuk bangunan Bali, tetapi juga hal-ikhwal menyangkut adat-istiadat pernikahan orang Bali. Film ini, kata Darma, tidak bisa melakukan shooting di Bali lantaran pandemi Covid-19 yang merebak di seluruh dunia. ”Dan tahun 2021, Indonesia sedang melakukan PSBB—pembatasan sosial berskala besar. Jadi hanya memberi konsultasi lewat Zoom,” kata Darma.

Editor:
SARIE FEBRIANE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000