logo Kompas.id
OpiniReformasi, Demokrasi, dan...
Iklan

Reformasi, Demokrasi, dan Korupsi

Demokrasi elektoral yang dikendalikan politik uang telah melahirkan pemimpin berjiwa kerdil. Ketamakan telah memperbudak mentalitas pemimpin untuk menumpuk kekayaan pribadi dengan mengorbankan hajat hidup rakyat banyak.

Oleh
BUDIMAN TANUREDJO
· 4 menit baca
Budiman Tanuredjo
SALOMO

Budiman Tanuredjo

Pada Juli 2022, saya pergi ke Way Seputih, daerah transmigran di Lampung. Saya pernah merasakan ”kenikmatan” sebagian jalan di Lampung. Dalam perjalanan balik Bakauheni-Merak, saya bertemu dengan mantan pemain sepak bola Pelita Jaya, Aples Gideon Tecuari, di feri. Saya menulis kolom, Sabtu, 9 Juli 2022, ”Kisah dari Selat Sunda”. Saya mengutip omongan Aples. ”Situasi sekarang sulit. Cari uang sulit,” ujarnya seraya menceritakan kerusakan jalan di wilayah Lampung. Bupati boleh gonta-ganti. Gubernur boleh saja gonta-ganti, tetapi kehidupan rakyat tetap sulit.

Cerita dari Way Seputih dan ”curcol” Aples Tecuari saya ingat kembali ke tiktoker asal Lampung, Bima, yang memviralkan hancurnya infrastruktur di Lampung. Bahasa tiktoker itu keras. Pilihan katanya bisa dikatakan cenderung kasar. Namun, suara tiktoker terbukti ampuh. Presiden Joko Widodo menjajal mulusnya jalan di Lampung. Kemudian, Presiden Jokowi menjanjikan anggaran Rp 800 miliar untuk memperbaiki jalan-jalan di Lampung.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000