Kamuslah satu-satunya pegangan ketika pengguna bahasa kebingungan dalam menentukan kata mana yang sebaiknya dipakai. Bagaimana jadinya jika pemaknaan dalam kamus malah membuat bingung pengguna?
Oleh
Nanik Dwiastuti
·3 menit baca
Beberapa waktu lalu, seorang rekan wartawan mengusulkan agar saya menulis perbedaan antara lompat dan loncat. Dalam penulisan cabang olahraga yang menggunakan kata itu, katanya, dirinya kadang bingung harus menggunakan yang mana.
Dua kata ini memang lebih sering muncul di rubrik olahraga. Nah, mumpung masih dalam suasana Pekan Paralimpiade Nasional 2021 di Papua, kita coba bahas soal lompat dan loncat.
Mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lompat berarti ’bergerak menjauhi permukaan secara horizontal (ke arah depan, samping, atau belakang) dengan menggunakan otot-otot kaki’.
Contoh:
Memasuki usia kepala tiga, ratu lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, belum berhenti mengejar prestasi terbaik.
Kamera dan lensa itu dicoba pada seri lomba berkuda Kejuaraan Dunia Lompat Rintangan Liga Asia Tenggara di Arthayasa Stable, Depok, Jawa Barat, pertengahan Desember 2020.
Sementara itu, menurut KBBI, loncat berarti ’bergerak menjauhi permukaan secara vertikal (ke atas) dengan menggunakan otot kaki’.
Contoh:
Atlet loncat tinggi Nasib dari Riau melakukan loncatan pada nomor loncat tinggi Peparnas Papua 2021 di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (6/11/2021).
Seorang atlet loncat indah berlatih menjelang pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Aquatics Center, Tokyo, Jepang, Kamis (22/7/2021).
Selain lompat dan loncat, kita juga sering menjumpai kata ambles dan amblas. Merujuk KBBI, ambles, yang berasal dari bahasa Jawa, berarti’turun (ke dalam tanah); tenggelam’.
Contoh:
Di Desa Peunalom, jalan ambles mencapai 20 meter, bahkan sampai ke pekarangan warga.
Pemerintah Kota Bogor mengebut pembangunan jembatan yang ambles karena longsor di Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal.
Sementara amblas, berdasarkan KBBI, berarti ’hilang; lenyap’ atau ’tidak muncul-muncul lagi’.
Contoh:
Seiring mulai pulihnya perekonomian, setelah terpuruk karena dihantam pandemi Covid-19, muncul beragam cerita tentang warga yang coba-coba bermain saham. Lalu duitnya amblas akibat harga saham anjlok dan yang bersangkutan melakukan cut loss.
Minimnya bahan baku membuat Reynaldi tidak dapat menerima seluruh pesanan. Jika memaksa dan tidak bisa memenuhi pesanan tepat waktu, ia didenda 10-20 persen dari biaya order. Kepercayaan pembeli juga amblas.
Namun, jika kita membaca KBBI dengan lebih detail, kata loncat juga dimaknai sebagai ’lompat’. Demikian juga dengan kata amblas, yang juga berarti ’turun dari permukaan, biasanya digunakan untuk permukaan tanah’. Sama dengan makna kata ambles.
Bisa jadi masih dapat ditemukan kasus serupa lainnya dalam KBBI. Jika demikian, bagaimana sebaiknya bersikap?
Dalam praktik berbahasa sehari-hari, khususnya dalam pengeditan atau penyelarasan bahasa, kedualismean itu harus dihindari. Meski dalam KBBI maknanya samar-samar, atau pada akhirnya dianggap sama, kedua kata itu tetap harus dibedakan pemakaiannya.
Alangkah baiknya tidak membuat pengguna bahasa bingung ketika membaca sebuah tulisan atau berita. Untuk itu, definisi yang sudah dibuat sebaiknya dibuat ajek saja.
Meski dalam KBBI maknanya samar-samar, atau pada akhirnya dianggap sama, kedua kata itu tetap harus dibedakan pemakaiannya.
Kalau kata lompat dimaksudkan untuk gerakan yang berpindah secara horizontal, entah ke arah depan, samping, atau belakang, ya sudah, gunakan saja terus pengertian ini.
Hal serupa berlaku untuk kata loncat. Jika kata ini dimaknai sebagai gerakan ke atas, yang menjauhi permukaan atau tempat asal, teruslah gunakan pengertian ini.
Dengan demikian, dalam lema loncat tidak perlu lagi tambahan pengertian bahwa kata loncat pun bermakna lompat. Demikian pula dengan kata amblas. Ini untuk menghindari terjadinya kebingungan di kalangan pengguna bahasa.
Jika sudah dibuat ajek, pengguna bahasa akan paham bahwa masing-masing kata memang berbeda pemakaiannya. Misalnya, dalam lingkup cabang olahraga, kita bisa langsung menggolongkan cabang olahraga mana yang memakai kata lompat dan mana yang menggunakan kata loncat.
Berlandaskan pada makna awal, cabang olahraga yang menggunakan kata lompat ialah lompat jauh dan lompat jangkit. Adapun yang menggunakan kata loncat ialah loncat tinggi, loncat galah, dan loncat indah.
Tidak hanya untuk cabang olahraga, kata lompat dan loncat pun dapat dipakai untuk penggunaan yang lain. Tentu saja dengan mengacu pada makna awal seperti yang sudah disampaikan di atas.
Contoh:
Ia melompat untuk menghindari genangan air yang berada di dekat kakinya.
Ia meloncat dari tempat duduknya karena kaget.
Pada intinya, hendaknya pengguna bahasa—baik editor bahasa yang setiap hari mengedit naskah maupun pembaca yang menikmati hasil kerja editor—tidak dibuat bingung ketika harus merujuk kamus sebagai sumber yang dapat dipercaya. Kamuslah satu-satunya pegangan ketika pengguna bahasa kebingungan dalam menentukan kata mana yang sebaiknya dipakai.