Francesco Bagnaia mengunci gelar juara MotoGP untuk kedua kali beruntun saat balapan baru berjalan enam putaran, karena Jorge Martin terjatuh. Kini, Bagnaia akan fokus menyiapkan pernikahannya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
CHESTE, MINGGU —Francesco Bagnaia seolah mendapat restu dari semesta menjelang balapan penentuan juara MotoGP di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Minggu (26/11/2023). Dia mendapat berkah dengan start terdepan setelah peraih pole position Maverick Vinales disanksi mundur tiga posisi. Ini awal positif bagi Bagnaia yang hanya perlu finis di posisi kelima untuk juara. Bagnaia pun sangat tenang di dalam garasi Ducati. Dia memeluk tunangannya, Domizia Castagnini, sebelum berjalan meninggalkan garasi menuju garis start.
Balapan berjalan mulus bagi Bagnaia setelah pesaingnya, Jorge Martin, terjatuh di tikungan keempat pada lap keenam. Bagnaia pun finis terdepan diikuti oleh Fabio Di Giannantonio, dan Johann Zarco di posisi ketiga.
Bagnaia start dengan mulus, memimpin balapan dan kemudian bertarung dengan Jorge Martin yang sudah di belakangnya selepas tikungan kedua. Martin terus menekan dan berada tepat di belakang Bagnaia menjelang tikungan pertama. Namun, turbulensi di belakang motor Bagnaia mengisap motor Martin hingga pebalap Pramac Racing itu tidak bisa menghentikan motornya. Martin melebar ke kanan dan keluar trek, dan bergabung lagi di posisi kedelapan, tertinggal 2,4 detik dari Bagnaia.
Martin melanjutkan balapan dengan sangat agresif, mendahului para pebalap di depannya hingga dia melakukan kesalahan kedua di lap keenam. Martin terlalu terburu-buru saat memasuki tikungan keempat, dan menusuk di sisi dalam Marc Marquez. Namun, Marquez juga sedang menikung dan mereka bersenggolan. Marquez terpelanting di area kerikil, Martin menyusul terjatuh dan persaingan juara pun paripurna.
Pecco kini setara dengan Mick Doohan, Valentino Rossi, dan Marc Marquez, dengan mempertahankan gelar juara sejak gelar pertama. Dia juga menjadi pebalap pertama setelah Doohan yang bisa juara dengan menggunakan nomor motor 1.
Pencapaian Bagnaia ini menghilangkan beban berat dari pundaknya sehingga kini dia bisa fokus mempersiapkan pernikahannya dengan Domizia Castagnini yang akan berlangsung pada 20 Juli 2024.
Saya akan bisa mempersiapkan pernikahan saya dengan lebih baik. Saat ini sudah penuh tekanan, jadi akan lebih baik untuk mendapat sedikit tekanan.
”Saya akan bisa mempersiapkan pernikahan saya dengan lebih baik. Saat ini sudah penuh tekanan, jadi akan lebih baik untuk mendapat sedikit tekanan,” ujar Bagnaia saat berada di Lusail, Qatar.
Bagi Bagnaia, antara mempersiapkan pernikahan dan berjuang merebut gelar juara sama-sama menguras energi dan pikiran.
”Tergantung harinya, naik turun,” ujar Bagnaia terkait mana yang lebih sulit.
Ia mengatakan, ”Luar biasa. Luar biasa. Saya tidak bisa berkata banyak saat ini. Balapan yang panjang, 27 putaran, saya berjuang keras, karena saya tidak memiliki feeling yang bagus dengan ban depan. Dan, kemudian saya membiarkan dua pebalap KTM mendahului, dan feeling mulai membaik, mungkin karena tekanan ban karena temperatur meningkat. Mulai saat itu saya mulai merasa bagus dan bisa tancap gas, tetapi dalam dua lap terakhir ban saya sudah habis.”
”Cukup berat, tetapi akhirnya kami melakukan ini. Kami memenangi gelar juara, kami memenangi balapan, jadi mustahil untuk lebih baik dari ini. Terima kasih kepada tim saya, fantastik, lebih baik dari ini mustahil,” ujar Bagnaia di parc ferme.
Martin ”menghilang”
Setelah menyelesaikan balapan terakhir ini, Martin dan para pebalap MotoGP lainnya akan menjalani tes akhir musim di Valencia pada Selasa. Mereka akan menguji prototipe motor 2024 yang akan dikembangkan lagi hingga tes pramusim Februari mendatang. Setelah tes akhir musim ini Sirkuit Ricardo Tormo itu, Martin akan ”menghilang” dari muka bumi.
”Menghilang untuk beberapa pekan. Saya merasa ini merupakan musim yang panjang, tetapi jelas saya akan melakukan banyak hal ketika saya menghilang. Saya merasa kadang kita perlu bersantai, bersenang-senang bersama tim saya, teman-teman saya, keluarga saya,” ujar Martin.
”Jadi, rencana saya adalah menghilang dari muka bumi untuk beberapa pekan,” lanjut Martin.
”Kali ini bukan Punta Cana karena akan sedikit sulit pada akhir Desember. Saya akan menghilang beberapa hari, tetapi saya tidak bisa mengatakan itu pada saat ini,” tegas Martin.
Pencapaian besar
Ini menjadi pencapaian besar kedua bagi Pecco setelah musim 2022 mengakhiri penantian 15 tahun Ducati untuk juara MotoGP. Namun, gelar juara musim 2023 ini tidak mudah, sama seperti musim lalu. Bedanya, musim lalu Pecco menjadi pemburu di mana dia tertinggal 91 poin dari Fabio Quartararo setelah seri Jerman, dan berbalik unggul 14 poin sejak seri Australia. Pecco kemudian meraih gelar juara pertamanya dalam seri penutup di Valencia.
Musim ini dia mengawali musim dengan solid, memenangi sprint dan balapan utama dalam seri pembuka di Portimao. Namun, performanya kemudian naik turun, terjatuh di Argentina, Amerika, serta kecelakaan di Perancis. Dia pun kehilangan banyak poin.
Momen tersulit Bagnaia terjadi setelah mengalami kecelakaan tunggal di Barcelona. Sejak saat itu, dia seperti kurang berani dalam memacu motornya, juga mengalami kendala pada feeling bagian belakang motor. Sejak itu, dia hanya sekali memenangi balapan, yaitu di Mandalika, itu pun karena Martin yang sedang memimpin balapan terjatuh.
Kondisi itu membuat peroleh poinnya dikejar oleh Martin yang solid sejak seri Catalunya, di mana dia meraih enam kemenangan sprint dan tiga kemenangan dalam balapan utama. Selisih 66 poin bahkan sempat dilampaui oleh Martin yang menjadi pemimpin klasemen seusai memenangi sprint di Mandalika.
Namun, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Martin membuat Bagnaia bisa kembali memimpin klasemen, termasuk saat Martin terjatuh di Mandalika, juga karena nasib buruk mendapat ban jelek di Qatar. Balapan di Lusail itu menjadi pembalik keadaan, karena Martin menjadi tertinggal 21 poin dari Bagnaia. Padahal, seusai balapan sprint, selisih poin tinggal tujuh.
Kondisi itu membuat Pecco di atas angin dalam balapan penutup di Valencia. Namun, Martin tetap tampil menyerang dan memenangi sprint, hingga selisih poin menjadi 14. Dalam balapan utama, Martin melakukan kesalahan sehingga terjatuh di tikungan keempat lap keenam, dan Bagnaia pun juara saat balapan masih berlangsung.