Martin Lancarkan Perang Psikologis pada Pecco
Persaingan juara MotoGP 2023 memanas menyusul perang psikologis yang dilancarkan oleh Jorge Martin kepada Francesco Bagnaia dalam sesi latihan di Sirkuit Ricardo Tormo. Akibatnya, Bagnaia gagal lolos langsung ke Q2.
CHESTE, JUMAT —Jorge Martin melancarkan perang psikologis dengan terus mengikuti Francesco Bagnaia di akhir sesi latihan MotoGP seri Valencia, Jumat (24/11/2023). Pecco pun kehilangan waktu untuk melakukan time attack sehingga waktu putarannya hanya menempati posisi ke-14 dan gagal lolos langsung ke kualifikasi kedua. Sebaliknya, Martin menempati posisi kedua di bawah pebalap Aprilia, Maverick Vinales, yang mencetak rekor lap tercepat di Sirkuit Ricardo Tormo dengan catatan 1 menit 29,142 detik.
Permainan psikologis ini memanaskan persaingan juara MotoGP antara Bagnaia dan Martin yang akan ditentukan akhir pekan ini. Bagnaia kini unggul 21 poin atas Martin di posisi kedua klasemen. Pecco, sapaan Bagnaia, akan juara jika dalam balapan sprint, Sabtu (25/11/2023), meraih empat poin lebih banyak dari Martin. Jika itu tidak terjadi, maka Pecco masih memiliki peluang juara dalam balapan utama yang akan berlangsung pada Minggu (26/11/2023) mulai pukul 21.00 WIB.
Baca juga : Martin Tanggalkan Beban Juara
Martin melancarkan perang psikologis dalam kesempatan terakhir melakukan time attack, saat sesi latihan menyisakan lima menit. Dia menunggu Bagnaia keluar ke pit lane dan kemudian membuntuti pebalap tim pabrikan Ducati itu. Saat Martin meninggalkan garasi, dia sempat menyerempet Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi yang berdiri sedikit lebih maju dari personel tim lainnya.
Martin kemudian mengejar Bagnaia yang menuju ke pit out. Bagnaia melakukan gerakan seperti yang dilakukan oleh Franco Morbidelli kepada Marc Marquez di Sepang, di mana tangan kirinya digerakkan memberi kode untuk mendahului. Namun, Martin tetap berada di belakang Pecco, sapaan Bagnaia.
Pecco kemudian sedikit membuka gas, tetapi di ujung pit lane dia mengerem cukup keras sehingga Martin yang sedang buka gas harus menghindar ke kanan supaya tidak terjadi tabrakan.
Begitu mereka memasuki lintasan, Martin terus mengikuti Bagnaia, bahkan menempel hingga ban depan motor pebalap Prima Pramac Racing itu nyaris menyentuh ban belakang Pecco. Kondisi ini terus berlangsung hingga Pecco sengaja masuk ke lintasan long lap untuk lepas dari tempelan Martin.
Baca juga : Bagnaia Hindari Ulang Momen Rossi-Hayden
Namun, Martin ternyata mengikuti Pecco memasuki lintasan long lap itu dan terus mengikuti juara bertahan MotoGP itu. Bagnaia tidak punya pilihan selain fokus melakukan time attack. Namun, dia tidak bisa mendapatkan kecepatan yang cukup karena kondisi ban kurang panas. Untuk melakukan time attack yang ideal, para pebalap memerlukan satu putaran dengan pace tinggi untuk memanaskan ban. Kemudian dalam lap kedua mereka akan bisa melakukan time attack dengan maksimal.
Namun, Pecco, yang meladeni permainan ”kucing dan tikus” dari Martin kehabisan waktu dan tidak bisa memanaskan ban-ban motornya. Dia pun hanya bisa menempati posisi ke-14, sedangkan Martin yang memanfaatkan slip stream menempati posisi kedua, terpaut 0,147 detik dari Vinales.
Waktu sesi latihan tinggal tersisa dua menit, dan Bagnaia kembali melakukan time attack. Martin masih terus mengikuti. Namun, Bagnaia tidak bisa menyelesaikan putarannya karena bendera kuning menyusul kecelakaan yang dialami oleh pebalap Gasgas Tech3, Pol Espargaro. Bagnaia pun hanya bisa berada di posisi ke-15 dengan catatan waktu terpaut 0,659 detik dari Vinales.
Ini kerugian besar bagi Bagnaia karena harus menjalani sesi kualifikasi pertama (Q1). Dia perlu berada di posisi dua teratas untuk lolos ke Q2 dan bersaing meraih pole position atau paling tidak start dari baris terdepan. Jika start dari baris tengah atau belakang, dia akan mengalami kesulitan serius dalam balapan sprint ataupun balapan utama.
Baca juga: Angka Sakral 16 Penentu Pecco Juara
Kondisi ini membuka peluang Martin untuk memaksa persaingan juara berjalan hingga balapan utama Minggu. Dia jelas akan memanfaatkan momen sulit Pecco untuk meraih poin maksimal 37 dari balapan sprint dan utama. Dengan meraih poin maksimal itu, Martin akan juara jika Bagnaia meraih kurang dari 16 poin dalam kedua balapan di seri penutup itu.
Sekarang saya tidak memiliki apa pun untuk dipertaruhkan. Saya akan menikmati akhir pekan ini dan berusaha memenangi kedua balapan. Dan, Anda tahu, saya sangat mampu melakukan itu di trek yang sangat saya nikmati dan saya juga sangat kencang di sini.
”Sekarang saya tidak memiliki apa pun untuk dipertaruhkan. Saya akan menikmati akhir pekan ini dan berusaha memenangi kedua balapan. Dan, Anda tahu, saya sangat mampu melakukan itu di trek yang sangat saya nikmati dan saya juga sangat kencang di sini. Ya, saya akan berusaha melakukan itu dan memenangi kedua balapan,” ujar Martin dalam konferensi pers, Kamis.
”Dahulu 21 poin mungkin besar, tetapi sekarang mungkin tidak terlalu besar, dan kami masih memiliki peluang (juara). Dan, apa pun hasilnya akan bagus, jika kami finis kedua akan bagus, dan jika kami menang akan mengagumkan,” kata Martin.
Pebalap berusia 25 tahun itu berpeluang besar memenangi kedua balapan di Valencia karena dia sangat solid di sana dengan meraih pole position pada 2021 dan 2022. Dalam dua musim itu dia finis di posisi kedua dan ketiga dalam balapan.
Baca juga : Peluang Pertama Pecco Juara dalam Sprint
”Saya tidak menyukai trek ini saat saya di Moto3. Tetapi, begitu yang meraih kemenangan pertama saya pada 2017, saya mulai menyukai trek ini. Sekarang saya menikmati, saya selalu bisa kencang, saya selalu memiliki pace yang sangat bagus dan meraih dua pole position terakhir. Saya yakin, ini trek di mana kami bisa memenangi kedua balapan itu. Tetapi, premisnya adalah, meskipun memenangi kedua balapan, itu mungkin tidak cukup. Jadi, kita lihat saja apa yang akan terjadi,” ujar Martin.
Kondisi ini akan menguji mental juara Pecco untuk mengatasi tekanan. Dia biasanya selalu mengalami kesulitan dalam sesi Jumat, tetapi kemudian bisa bangkit dan kompetitif pada Sabtu dan Minggu. Kondisi itu disebabkan karena dia selalu menghabiskan sesi Jumat untuk mencari setelan motor untuk balapan serta mengasah gaya berkendara untuk mendapatkan pace yang solid untuk balapan panjang.
”Harapannya adalah berusaha memenangi kejuaraan pada Sabtu. Tetapi, jika saya melihat risikonya terlalu tinggi, saya akan mengambil apa pun hasilnya, dan berusaha melakukan itu pada Minggu. Jelas kami dalam situasi yang lebih baik dibandingkan dengan Jorge, tetapi 21 poin tidak cukup untuk bisa tenang,” tegas Pecco.
Di akhir sesi latihan, Pecco yang berada di posisi ke-15 terlihat tetap tenang saat kembali ke garasi tim Ducati Lenovo. Wajahnya juga tenang dan tidak menampaknya ketegangan ataupun keresahan. Kondisi sesungguhnya baru akan terjawab dalam sesi kualifikasi serta balapan sprint yang menempuh 13 putaran pada Sabtu.