Absen pada turnamen 2022, Novak Djokovic sangat merindukan tampil di arena Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Kerinduan itu terobati ketika dia disambut meriah penggemar dan memenangi babak pertama AS Terbuka 2023.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Selama dua tahun, Novak Djokovic merindukan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Dia kembali ke Flushing Meadows, New York pada 2023 dan kembali ke puncak peringkat dunia meski baru memenangi babak pertama.
Setelah menjadi juara pada 2018, Djokovic mengalami momen rendah dalam kariernya di arena Grand Slam akhir musim itu. Dia kalah pada babak keempat 2019, didiskualifikasi pada babak yang sama karena tak sengaja memukul bola ke arah penjaga garis pada tahun berikutnya, lalu kalah di final 2021.
Kekalahan dari Daniil Medvedev pada final 2021 menggagalkannya untuk menjadi tunggal putra pertama setelah Rod Laver yang menjuarai semua Grand Slam dalam satu tahun pada 1969. Padahal, saat itu, Djokovic menjuarai tiga Grand Slam lain, yaitu Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon.
Pada tahun berikutnya setelah kekalahan itu, Djokovic, bahkan, mengalami periode yang lebih rendah sejak debut di AS Terbuka pada 2003. Dia tak dapat bertanding di Flushing Meadows karena tak bisa memenuhi syarat masuk ke AS pada masa pandemi Covid-19, yaitu mendapat vaksin. Petenis Serbia itu memang memilih untuk tidak divaksin.
Saya sangat mencintai New York dan New Yorkers.
Djokovic merindukan atmosfer New York dan para penggila tenis yang selalu memenuhi Pusat Tenis Nasional Billie Jean King setiap AS Terbuka. Dia, bahkan, mendapat dukungan hampir semua penonton d Stadion Arthur Ashe saat kalah dari Medvedev. ”Saya sangat mencintai New York dan New Yorkers,” katanya menjelang tampil di AS Terbuka 2023, 28 Agustus-10 September.
Petenis dengan gelar juara AS Terbuka 2011, 2015, dan 2018 itu selalu tampil bagaikan gladiator di New York. Saat mendapat poin dari momen sulit, tak jarang dia berteriak sambil menepuk-nepuk dadanya dan mendapat sambutan meriah penonton di Arthur Ashe, stadion terbesar di dunia yang digunakan untuk tenis.
Djokovic masih sering mengekspresikan emosi dengan cara itu saat bertanding. Namun, dalam usia 36 tahun saat ini, dia datang ke New York dengan lebih rileks.
Dalam sesi latihan pertama yang ramai disaksikan penonton, dia meluangkan waktu sekitar 20 menit untuk memberikan tanda tangan pada anak-anak. Beberapa di antara mereka meminta tanda tangan di lengan dan dada. Dia juga menikmati fans week, acara tenis sekaligus hiburan untuk penonton pada akhir pekan sebelum turnamen.
Saat tiba waktunya menjalani babak pertama di Arthur Ashe, pada Senin (28/8/2023) malam waktu setempat atau Selasa siang waktu Indonesia, Djokovic menaklukkan Alexandre Muller (Perancis) dengan skor 6-0, 6-2, 6-3 hanya dalam waktu satu jam 35 menit.
Dengan hanya satu kemenangan itu, Djokovic memastikan kembali ke puncak peringkat dunia untuk menggeser Carlos Alcaraz sebagai juara AS Terbuka 2022. Djokovic berhak atas posisi tersebut karena absen pada 2022 hingga tak punya ”kewajiban” mempertahankan poin.
”Saya tak peduli main jam berapa pun karena sangat merindukan momen ini, momen ketika bisa bermain di stadion besar, stadion yang paling ramai saat menggelar pertandingan tenis. Saat melangkah memasuki lapangan adalah momen membahagiakan bagi saya,” tutur Djokovic yang akan berhadapan dengan petenis Spanyol, Miralles Zapata, pada babak kedua.
Antusiasmenya untuk bermain kembali di AS Terbuka diperlihatkan, terutama, pada set pertama dan kedua. Djokovic memenangi 25 poin, dengan 14 di antaranya dari winner pada set pertama. Dia jauh lebih unggul atas lawannya yang hanya mendapat delapan poin.
”Secara umum, saya merasa senang dengan cara bermain hari ini. Set pertama hampir sempurna. Semoga saya bisa menjaga performa pada level seperti tadi,” ujar Djokovic yang akan mendapatkan gelar Grand Slam ke-24 jika menjuarai AS Terbuka 2023. (AP/AFP)