Hanya ada dua petenis yang disebut sebagai favorit juara tunggal putra Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Mereka adalah Carlos Alcaraz dan Novak Djokovic yang telah melahirkan persaingan epik pada 2023.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
NEW YORK, SENIN — Turnamen tenis Grand Slam di lapangan keras, terutama Amerika Serikat Terbuka, biasanya menjadi yang paling kompetitif dibandingkan dengan Grand Slam lain. Namun, persaingan sengit Carlos Alcaraz dan Novak Djokovic pada tahun ini menepikan petenis lain sebagai favorit juara di Flushing Meadows, New York.
AS Terbuka di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, yang tahun ini berlangsung 28 Agustus-10 September, menjadi Grand Slam yang peraih gelar juara tunggal putranya selalu berbeda sejak 2009. Roger Federer menjadi petenis terakhir yang bisa mempertahankan gelar, yaitu ketika menjadi juara lima tahun beruntun, 2004-2008.
Setelah itu, tak ada yang bisa mempertahankan gelar, termasuk Novak Djokovic dan Rafael Nadal yang menjuarai tujuh dari 14 penyelenggaraan sejak 2009. Pada tiga tahun terakhir, trofi juara tunggal putra bahkan menjadi gelar Grand Slam pertama bagi pemenangnya, yaitu Dominic Thiem pada 2020, Daniil Medvedev (2021), dan Alcaraz pada 2022.
Turnamen tenis di lapangan keras memang melahirkan persaingan lebih terbuka daripada di lapangan tanah liat dan rumput yang membutuhkan kemampuan lebih spesifik, terutama dalam cara bergerak. Lapangan keras, yang lebih umum dijumpai dibandingkan dengan dua lapangan lain, juga membuat lebih banyak petenis yang menguasainya.
Khusus untuk persaingan yang lebih terbuka di Flushing Meadows bagi banyak petenis, Djokovic memiliki pendapat lain. “AS Terbuka adalah Grand Slam terakhir pada setiap tahunnya. Setiap petenis yang tampil di sana sudah berkompetisi selama delapan bulan. Mungkin itu sebabnya, lebih banyak kejutan muncul di AS Terbuka daripada Grand Slam lain,” ujar tiga kali juara AS Terbuka itu.
Namun, persaingan tunggal putra elite selama delapan bulan bisa saja memunculkan skenario lain di AS Terbuka 2023. Alcaraz berada di puncak peringkat dunia bukan karena kebetulan. Dia memiliki enam gelar juara, hasil 53 kali menang dan enam kali kalah, sebagai jumlah yang terbanyak pada tahun ini. Juara AS Terbuka 2022 itu tiba di New York dengan tambahan gelar Grand Slam, yaitu dari Wimbledon, sekitar 1,5 bulan lalu.
Alcaraz tak memungkiri bahwa status juara bertahan akan menambah beban tampil di AS Terbuka untuk ketiga kalinya. Atas dasar itulah, petenis Spanyol berusia 20 tahun itu berusaha menghapus status dan ekspektasi besar orang lain di benaknya.
”Saya tidak akan fokus dengan status sebagai juara bertahan, harus mempertahankan poin ranking, atau mempertahankan apa pun. Saya hanya akan fokus untuk berkembang pada setiap latihan dan memperlihatkan level terbaik pada setiap pertandingan,” tutur Alcaraz, yang tak menduga mendapat sambutan meriah penggemarnya saat tiba di New York setelah juara pada 2022.
Tekadnya untuk tampil pada level terbaik pada setiap laga akan dimulai dengan pertandingan melawan Dominik Koepfer (Jerman) pada Selasa (29/8/2023). Unggulan pertama itu berada dalam paruh undian atas bersama Medvedev (unggulan ketiga), Jannik Sinner (6), dan Andrey Rublev (8).
Sinner adalah petenis Italia yang hampir mengalahkan Alcaraz pada perempat final AS Terbuka 2022, babak yang juga memungkinkan mereka bersaing pada tahun ini. Pada laga itu, Sinner telah mendapat match point, tetapi akhirnya digagalkan Alcaraz dalam pertandingan lima set.
Akan tetapi, bukan Sinner yang seharusnya menjadi lawan terberat Alcaraz. Rekam jejak pada 2023 telah memunculkan persaingan epik antara Alcaraz dan Djokovic yang mengejar gelar juara Grand Slam ke-24.
Saya hanya akan fokus untuk berkembang pada setiap latihan dan memperlihatkan level terbaik pada setiap pertandingan.
Dua pertemuan terakhir mereka, yaitu final Wimbledon dan final ATP Masters 1000 Cincinnati, membuat Alcaraz menjadi rival baru Djokovic, menggantikan Federer yang pensiun pada 2022 dan Nadal yang absen sejak Januari karena cedera. Persaingan Djokovic-Nadal bahkan akan segera berakhir dengan rencana Nadal untuk pensiun pada 2024.
Alcaraz menggagalkan target Djokovic untuk menjuarai semua Grand Slam tahun ini dengan mengalahkannya pada final Wimbledon dalam lima set. Alcaraz menjadi petenis pertama di luar ”Big Four” (Federer, Nadal, Djokovic, dan Andy Murray) yang menjuarai Wimbledon sejak Lleyton Hewitt juara pada 2022.
Sebulan kemudian, Djokovic membalas kekalahan tersebut saat bertemu di final Cincinnati Masters, salah satu turnamen pemanasan AS Terbuka. Laga selama tiga jam 49 menit yang berakhir dengan skor 5-7, 7-6 (7/4), 7-6 (7/4) itu disebut mantan petenis, Patrick McEnroe, sebagai pertandingan best of three terbaik.
Dua persaingan di final dalam pertandingan berkualitas tinggi itu pada akhirnya menepikan petenis lain sebagai favorit juara AS Terbuka 2023. Alcaraz dan Djokovic bahkan telah diprediksi akan berjumpa di final.
”Pada setiap turnamen saat ini, target petenis lain adalah mencegah mereka saling bertemu,” komentar Medvedev yang tertinggal 1-2 dalam pertemuan dengan Alcaraz. Petenis Rusia itu menilai, Alcaraz tak akan terganggu dengan statusnya sebagai juara bertahan karena memiliki mental yang tangguh.
Adapun semifinalis AS Terbuka 2022 Frances Tiafoe mengatakan, persaingan level teratas telah berubah. ”Alcaraz jelas menjadi target utama dalam setiap turnamen. Anda harus mengalahkan Alcaraz jika ingin juara di sini,” katanya. (AP/AFP)