Dorong Kesetaraan, Pemain ”E-Sports” Putri Butuh Ruang Berkompetisi
Potensi pelaku ”e-sports” putri perlu didukung dengan beragam turnamen, termasuk kompetisi khusus pemain perempuan. Selain menarik minat pemain putri, upaya ini sekaligus mendorong kesetaraan antarjender.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
NASRUN KATINGKA
Suasana hari ketiga Piala Presiden E-Sport di Istora Senayan, Jakarta, (13/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah pemain e-sports putri di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Turnamen putri dapat mendukung kemampuan mereka sekaligus meningkatkan kepercayaan diri saat nantinya berlaga melawan tim putra.
Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) mendorong terciptanya kesetaraan dalam ekosistem olahraga elektronik (e-sports) antara laki-laki dan perempuan. Semua orang dapat memainkan gim, terlepas apa pun jendernya.
”Gim itu sangat mudah diakses. Siapa pun yang punya ponsel bisa bermain gim,” ujar Staf Khusus Kesekjenan Bidang Komunikasi dan Pengembangan Industri Kreatif E-sports Debora Imanuella dalam konferensi pers Mobile Legends: Bang Bang Woman’s Invitational (MWI) 2023 di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023).
MWI merupakan turnamen khusus para pemain profesional putri yang mulai berlangsung pada hari ini. Babak penyisihan diadakan hingga Selasa (7/1/2023), berlanjut dengan playoff pada Rabu (8/1/2023). Sementara pertandingan langsung dapat disaksikan pada Minggu (12/1/2023). Setidaknya ada 10 tim Indonesia yang berlaga dalam turnamen ini, di antaranya Bigetron Era, Smart Omega Empress, dan Grayback.
Turnamen ini akan mempertemukan tim e-sports terbaik di Asia Tenggara yang memperebutkan total hadiah 30.000 dollar AS atau Rp 451,7 juta. Hanya akan ada 10 tim e-sports putri dari tujuh negara Asia Tenggara yang bertanding memerebutkan predikat juara.
Debora menambahkan, kesetaraan ini dapat mendukung iklim e-sports Indonesia untuk menjadi kekuatan Asia, bahkan dunia. Inklusivitas merupakan kunci utama guna meraih tujuan tersebut sebab akan menarik pemain putri lainnya untuk bergabung.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Staf Khusus Kesekjenan Bidang Komunikasi dan Pengembangan Industri Kreatif E-sports, Debora Imanuella, memberikan keterangan pers dalam konferensi pers Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Woman's Invitational 2023 di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023). Turnamen ini menjadi ruang untuk para pemain perempuan untuk berkembang dan berkompetisi di Indonesia.
Selama ini, beberapa pemain putra kerap menolak bermain dengan pemain putri, baik dalam kompetisi maupun berkolaborasi sebagai satu tim. Alasannya, kemampuan mereka dianggap belum dapat mengimbangi pemain putra.
PBESI berupaya mempersempit ketimpangan itu dengan melakukan sosialisasi serta menonjolkan tokoh-tokoh perempuan, salah satunya Debora. Ia adalah pemain e-sports putri yang banyak menyuarakan kesenjangan antara pemain putri dan putra.
”Jadi, sebenarnya tantanganterbesar berasal dari komunitas. Maka, kami berharap komunitas juga bisa support,” ungkap Debora.
Kepala Ekosistem Esports Moonton Games Ray Ng menambahkan, liga wanita profesional (MWI) yang dimulai tahun lalu menjadi acuan untuk dilanjutkan pada tahun ini. Ia menyadari pentingnya ketersediaan ruang aman untuk individu maupun kelompok minoritas dari berbagai kalangan.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Konferensi Pers Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Woman's Invitational 2023 bertajuk "HEReTOPROVE" di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023). Turnamen gim khusus untuk perempuan ini diharapkan dapat memberi peluang yang sama dengan para pemain laki-laki.
E-sports dan industri gim membutuhkan banyak pemain perempuan dari berbagai bangsa dan negara guna mengubah status quo. Hal ini tak hanya terjadi dari atlet profesional, tetapi menyentuh pula pihak-pihak lain, seperti animator, pengembang, serta pihak pemasaran.
”Semua itu untuk mengubah situasi dan persepsi tentang perempuan dalam dunia gim,” ujar Ray.
Industri gim
Menurut laporan Niko Partners, yang bekerja sama dengan Google, Asia telah merajai industri gim secara global. Pada 2019, total pendapatan gim global yang mencapai 145 miliar dollar AS yang setara dengan Rp 2.183 triliun. Dari nominal tersebut, industri gim Asia dominan dengan berkontribusi terhadap 48 persen pendapatan.
Proporsi gamer putri pada 2017 sebesar 32 persen dari total 1,13 miliar pemain. Jumlah pemain putri pun naik 18 persen seiring dengan meningkatnya total gamer pada 2019.
Menurut Ray, jumlah para pemain laki-laki secara global pun lebih mendominasi walau angka pemain perempuan tengah meningkat. Komunitas besar ini memudahkan para pemain putra untuk mendapatkan jaringan lebih banyak juga ketimbang putri.
NASRUN KATINGKA
Pemain tim NFT E-Sport tampil di Grand Final PUBG Mobile Piala Presiden E-Sport 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (12/11/2022). Tim berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, ini menjadi juara setelah memuncaki klasemen akhir dengan total 142 poin dari 10 kemenangan.
Ia menambahkan bahwa setiap orang itu setara. Pada awalnya, para pemain putra lebih menonjol dalam beraksi, tetapi lambat laun muncul pula pemain-pemain putri. Alhasil, kemampuan mereka pun juga meningkat seiring berjalannya waktu.
Turnamen khusus putri, seperti MWI, dapat menjadi batu pijakan agar mereka dapat panggung yang kompetitif pula seperti pemain putra. Harapannya, suatu hari nanti para pemain putri dapat berlaga sama kuatnya dengan putra.
Perempuan memiliki ciri khas yang berbeda, salah satunya lebih detail ketika bermain gim. Sebagai contoh, saat bermain Mobile Legends, banyak tujuan yang dapat dicapai. Menurut Ray, pemain putri akan mengeksekusi dengan cara yang lebih rinci.
”Dalam dinamikanya, mereka juga akan lebih banyak menyadari apa saja yang terjadi saat bermain dalam tim. Hal ini menjadi pelajaran bagi mereka untuk berbenah di permainan selanjutnya,” ujar Ray.
Rangkaian Grand Final Piala Presiden E-Sport 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (11/11/2022). Rangkaian Grand Final ini akan berlangsung selama tiga hari hingga Minggu (13/11/2022).
Beberapa pemain profesional bahkan merekrut pelatih putri karena memiliki sejumlah keuntungan tersendiri. Tak hanya itu, para pemain perempuan biasanya cenderung mempunyai ikatan yang kuat, sehingga mendorong untuk meraih hasil lebih maksimal.
”Ketika berbicara permainan tim, kolaborasi antar pemain serta team bonding sangat penting,” ujarnya.
Sebaliknya, secara alami, laki-laki cenderung tumbuh dengan gim. Banyak dari mereka yang dapat lebih mudah mengakses gim, sehingga ilmu-ilmu pun bisa lebih banyak diterima dengan mudah. Berbagai pengalaman ini menjadikan laki-laki mendapat hak istimewa (privilege)dalam e-sports.