Bukukan Sejarah, Atlet Pistol Persembahkan Emas Pertama Indonesia
Atlet pistol Indonesia kembali mencetak sejarah dengan mempersembahkan medali emas pertama dalam Piala Dunia Menembak 2023 di Jakarta. Hal ini jadi pembuktian prestasi karena senapan selama ini jadi andalan Indonesia.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·5 menit baca
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Atlet menembak Indonesia, Arista Perdana Putri Darmoyo dan Muhamad Iqbal Raia Prabowo, dalam Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023). Mereka beradu dengan pasangan Korea Selatan, Oh Min-kyung dan Kim Mose, dalam final tim campuran nomor pistol angin 10 meter.
JAKARTA, KOMPAS — Tim campuran nomor pistol angin 10 meter Indonesia berhasil meraih medali emas dalam Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Jakarta. Kerja sama antara Arista Perdana Putri Darmoyo dan Muhamad Iqbal Raia Prabowo jadi yang pertama dalam sejarah sebagai penyumbang emas pertama dari tim pistol Indonesia.
Arista dan Iqbal mengawali duetnya sebagai tim Indonesia 1 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023). Mereka bermain dengan tenang dan berhati-hati memasukkan peluru ke dalam pistol. Tumpuan kaki pun tak bergeser meski tangan fokus menembak dengan tatapan lurus ke papan target. Tangan kanan digunakan atlet untuk menembak, sedangkan tangan lainnya masuk ke saku celana.
Jelang 10 menit terakhir pertandingan, tim Indonesia 1 memimpin hingga akhir. Dari seri pertama hingga ketiga, Arista dan Iqbal berhasil mengumpulkan skor yang tembus 190. Hasil akhir menunjukkan skor 579-18x. Perolehan itu membawa mereka menuju babak final setelah memimpin di antara 18 pasangan petembak lainnya.
Dalam babak terakhir, Arista dan Iqbal bertemu dengan petembak Korea Selatan, yakni Oh Min-kyung yang berpasangan dengan Kim Mose. Babak final berjalan mulus bagi pasangan Indonesia dengan total skor 16-4.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Pelatih tim pistol Indonesia asal India, Abdul Kayyum Mohammed Umar Shah, memegang medali emas anak didiknya, Arista Perdana Putri Darmoyo dan Muhamad Iqbal Raia Prabowo, yang meraih medali emas dalam tim campuran nomor pistol angin 10 meter Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Mereka resmi mempersembahkan emas pertama bagi Indonesia sekaligus perdana bagi nomor pistol. Sementara, atlet Korea Selatan harus puas dengan raihan medali perak. Medali perunggu diraih pasangan Austria, Sylvia Steiner dan Richard Zechmeister, serta pasangan Kazakhstan, Irina Yunusmetova dan Valeriy Rakhimzhan.
Lebih fokus saja, memikirkan diri sendiri saja. Insya Allah, gugupnya akan hilang.
”Lebih fokus saja, memikirkan diri sendiri saja. Insya Allah, gugupnya akan hilang,” ujar Arista yang ulet berlatih hampir dua tahun di Jakarta.
Iqbal menambahkan, pencapaian emas ini dapat menjadi batu loncatannya menuju Olimpiade Paris 2024. Ia berusaha menghindari kesalahan-kesalahan sebelumnya, termasuk dalam hal fokus, sehingga hasilnya membaik dibandingkan laga sebelumnya. Iqbal meraih perunggu dalam nomor pistol angin 10 meter, Minggu (29/1/20223).
Sorak-sorai pendukung bergema di seluruh ruangan. Tua-muda, laki-laki, dan perempuan berteriak untuk menyemangati tim Indonesia. Lagu ”Kebyar-Kebyar” yang dipopulerkan penyanyi Gombloh berkumandang kala Arista dan Iqbal berhasil mendominasi permainan.
”Performa mereka main di atas rata-rata, sesuai dengan latihan kami. Sebenarnya ada sedikit improvement, tetapi ini akan jadi langkah awal mereka untuk ke depannya target utama Olimpiade,” kata pelatih tim pistol, Bima Putra Eka Budi Kusuma.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Petembak Indonesia, Rihadatul Asyifa dan Wira Sukmana (pasangan kiri) serta Arista Perdana Putri Darmoyo juga Muhamad Iqbal Raia Prabowo (pasangan kanan), dalam Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023). Mereka berlaga dalam kualifikasi ganda campuran pistol angin 10 meter.
Pencapaian tim pistol Indonesia di luar ekspektasi lantaran selama ini kelompok senapan yang diandalkan. Kepala Pelatih Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia Glenn Clifton Apfel mengatakan, ada tim yang terbebani, tetapi ada pula yang termotivasi. Meski demikian, ia berharap seluruh tim dapat semakin kuat dalam kompetisi selanjutnya.
Berbeda dengan Arista dan Iqbal, tim Indonesia 2 belum dapat melaju ke babak final. Pasangan Rihadatul Asyifa dan Wira Sukmana bertengger pada posisi ke-14 dengan total skor 563-12x. Posisinya berada di antara tim Uzbekistan 1 (peringkat ke-13) dan Jepang 1 (peringkat ke-15).
”Setidaknya lebih baik dari kemarin meski hasilnya enggak sesuai harapan. Target (pribadi) sebenarnya 288,” ujar Asyifa.
Langkah dua tim campuran nomor senapan angin 10 meter terhenti di babak kualifikasi. Dari enam tim terbaik yang berhak maju ke final, Indonesia 1 berada di peringkat ke-7 dengan total skor 626,5. Sementara, tim Indonesia 2 bertengger pada urutan ke-14 dengan perolehan skor 618,3.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Petembak Indonesia, Audrey Zahra Dhiyaanisa dan Paragra Duncan Taruma Negara, berlaga dalam kualifikasi ganda campuran senapan angin 10 meter Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023). Mereka harus puas pada urutan 14 dengan total skor 618,3 sehingga gagal melangkah ke babak final.
Indonesia 1 yang terdiri dari Khairunnisa Salsabela dan Fathur Gustafian naik-turun di peringkat enam besar, bahkan menduduki peringkat pertama, tepat di atas Austria. Namun, merosot ke peringkat ketujuh, di bawah Hongaria 1 dengan skor 627,1 dan Jepang yang memperoleh 625,6.
Ketika laga berakhir, Fathur tampak kecewa dengan hasilnya. Ia bersalaman dengan pelatihnya, Ebhrahim Inanlou atau Ali Reza, yang menantinya di belakang. Tak lama, Fathur juga menatap papan target cukup lama, di belakang tempatnya biasa berdiri kala menembak.
”Belum rezeki, masih di peringkat ketujuh. Namun, kalau dibandingkan dengan negara lain, skor kami bisa bersaing. Namun, pengalaman mereka lebih banyak dari kami. Kami masih menuju ke situ,” ujar Fathur.
Pasangan Indonesia lainnya, yakni Audrey Zahra Dhiyaanisa dan Paragra Duncan Taruma Negara, harus puas dengan skor 618,3 peringkat ke-14. Sepakat dengan Fathur, perbedaan jam terbang jadi faktor utama melatarbelakangi performa mereka kali ini.
”Permainan mereka (tim Indonesia) sudah baik. Hampir 20 tim berlaga yang semuanya kuat. Terlalu banyak tim yang kuat. Tim Indonesia 1 menembak lebih baik dari banyak pemenang kejuaraan dunia dan kejuaraan Eropa,” tutur Ali.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Atlet tembak Indonesia, Paragra Duncan Taruma Negara, berdiskusi dengan pelatihnya, Ebrahim Inanlou atau Ali Reza, seusai babak kualifikasi ganda campuran senapan angin 10 meter Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Ia mengakui bahwa tim-tim lain lebih kaya pengalaman, bahkan tiga kali lebih banyak dibandingkan Indonesia. Piala Dunia Menembak 2023 ini juga jadi yang pertama di Indonesia sehingga para atlet merasa tertekan akan ekspektasi banyak orang. Otomatis, mereka merasa terbebani.
Mereka butuh lebih banyak pengalaman. Saat ini, tim Indonesia sedang mengumpulkan pengalaman sehingga performa dan hasil-hasilnya lebih baik daripada sebelumnya. Untuk menembak, olahraga ini tak dapat terburu-buru, butuh kesabaran hingga bertahun-tahun guna mencapai target.
Ali optimistis, tim Indonesia dapat mencapai ke titik itu, apalagi para petembak kini masih dalam usia muda. Itu artinya, masih ada waktu untuk mengasah kemampuan mereka hingga benar-benar siap berduel di tingkat yang lebih tinggi.
Dalam pertandingan kali ini, tim senapan Indonesia memang harus berduel dengan sejumlah pemenang kejuaraan dunia, bahkan pernah berkiprah dalam beberapa Olimpiade. Salah satunya adalah Istvan Peni, petembak Hongaria yang akhirnya memenangi laga ini saat berpasangan dengan Eszter Meszaros. Mereka menang telak dari Austria (Jasmin Kitzbichler dan Martin Strempfl) dengan 16-0.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Eszter Meszaros dan Istvan Peni, petembak Hongaria, yang meraih medali emas dalam Piala Dunia Menembak 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023). Mereka menang telak atas Austria (Jasmin Kitzbichler dan Martin Strempfl) dengan 16-0 dalam nomor ganda campuran senapan angin 10 meter.
Istvan merupakan atlet berusia 25 tahun yang telah meraih belasan medali, yakni 13 emas, 14 perak, dan 19 perunggu. Ia berada di posisi kelima dalam nomor tunggal putra senapan angin 10 meter Olimpiade Tokyo (2021) dan peringkat ke-13 saat Olimpiade Rio de Janeiro (2016), seperti dikutip dari laman Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF).