Perbakin Bidik Prestasi Tinggi di Piala Dunia Menembak 2023
Piala Dunia Menembak bertajuk ISSF World Cup Rifle/Pistol akan mempertandingkan sebanyak 20 nomor di lapangan tembak Senayan, Jakarta, mulai 28 Januari - 8 Februari 2023.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Persatuan Menembak Seluruh Indonesia atau PB Perbakin membidik prestasi tinggi di Piala Dunia Menembak bertajuk ISSF World Cup Rifle/Pistol di lapangan tembak Senayan, Jakarta, 28 Januari - 8 Februari 2023. Kendati tidak memerebutkan tiket Olimpiade, ajang tersebut menjadi persiapan menjelang Asian Games 2023 dan kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
“Kita akan menghadapi banyak ajang besar tahun ini dan tahun depan. Ada Asian Games China 2023 serta kualifikasi Olimpiade di Jakarta, Februari 2024. Ini menjadi kesempatan yang baik, selain menguji kekuatan, juga mematangkan kesiapan jelang ajang-ajang tersebut” kata Ketua Umum PB Perbakin Joni Supriyanto saat konferensi pers jelang ISSF World Cup Rifle/Pistol di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Ajang level tiga dari Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF) ini diikuti 32 negara peserta dan 207 atlet dari berbagai negara Asia, Eropa, Amerika Selatan dan Utara. Indonesia menurunkan atlet terbanyak, yakni 32 petembak, diikuti Korea Selatan (26), Jepang (19), Kazakhstan (15), dan Taiwan (12).
Pada ajang yang memiliki level di bawah Olimpiade dan Kejuaraan Dunia ini, Indonesia akan menurunkan semua atletnya di 20 nomor yang dipertandingkan. Nomor-nomor tersebut, yakni lima nomor senapan angin 10 meter, lima nomor pistol angin 10 meter, lima nomor tiga posisi senapan 50 meter, dan lima nomor rapid fire/menembak beruntun.
Petembak Indonesia dianggap cukup potensial di nomor senapan angin 10 meter. Pada nomor tersebut, Indonesia cukup sering meloloskan wakil ke babak final seri Piala Dunia. Dengan modal tersebut, Joni optimistis Indonesia bisa sukses secara penyelenggaraan dan prestasi.
"Target kita adalah meraih emas sebanyak-sebanyaknya dari 20 nomor yang ada. Atlet telah ditempa sepanjang tahun. Dengan hasil menjadi juara umum cabor menembak di dua edisi SEA Games sebelumnya (Filipina 2019 dan Vietnam 2021), serta penampilan bagus di beberapa Kejuaraan Asia dan Dunia di tahun 2022, kami optimistis bisa meraih hasil terbaik di sini,” kata Joni.
Optimisme juga turut diungkapkan peraih dua emas di SEA Games Vietnam 2021, Fathur Gustafian (24). Fathur meraih emas di nomor 10 meter senapan angin dan nomor senapan angin beregu putra. “Dengan persiapan yang telah dilakukan serta berbagai fasilitas yang diberikan, maka target medali menjadi wajib,” ujar Fathur yang turut hadir dalam acara konferensi pers.
Menurut Fathur, menembak sejatinya bukanlah olahraga perlawanan langsung, sehingga musuh utama dari petembak justru datang dari diri sendiri. Ketika mampu mengendalikan diri sendiri, maka target meraih poin banyak dalam setiap tembakan bisa tercapai. Menurut dia, kejuaraan-kejuaraan internasional sangat penting dalam membiasakan diri petembak menghadapi ajang yang lebih besar.
Selain di Indonesia, pada 2023, ISSF juga mengadakan Piala Dunia di tiga negara lain, yakni Mesir, India, dan Brasil. Tidak semua seri Piala Dunia memerebutkan tiket Olimpiade. "ISSF punya pertimbangan sendiri soal tiket Olimpiade. Kita akan memaksimalkan ajang ini untuk persiapan ke ajang Piala Dunia yang menyediakan tiket Olimpiade," kata Ketua Harian PB Perbakin Siswanto.
Tim Singapura, yang menurunkan sembilan atlet, telah berada di Indonesia sejak 17 Januari 2023.
Siswanto memaklumi seri Piala Dunia di Indonesia tidak memerebutkan tiket Olimpiade. Menurut dia, hal tersebut bisa menjadi keuntungan sekaligus kerugian. Tidak semua negara unggulan menurunkan petembak terbaiknya dan memilih menyimpannya untuk kejuaraan yang menyediakan tiket Olimpiade, termasuk Kejuaraan Asia di Jakarta, Februari 2024.
"Ini akan bagus buat atlet muda Indonesia yang akan turun. Jadi progress mereka bertahap, tidak langsung ketemu para unggulan. Dengan demikian, mereka juga memperbaiki peringkat dunia ISSF," kata Siswanto.
Di sisi lain, ketidakhadiran atlet unggulan juga menjadi kerugian bagi atlet unggulan Indonesia. Mereka tidak bisa mengukur kemampuan mereka. Gambaran calon lawan di ajang besar, seperti Asian Games dan jualifikasi Olimpiade, tidak bisa terlihat di ajang ini.
Kendati tidak memerebutkan tiket Olimpiade, menurut Siswanto, tidak semua negara peserta menganggap remeh Piala Dunia ini. Salah satu negara yang terlihat serius menjelang ajang ini, yakni Singapura. Tim Singapura, yang menurunkan sembilan atlet, telah berada di Indonesia sejak 17 Januari 2023.