Muhamad Iqbal Raia Prabowo Ukir Sejarah untuk Tim Pistol
Petembak Muhamad Iqbal Raia Prabowo mengukir dua sejarah untuk tim pistol Indonesia. Setelah meraih perunggu pistol angin 10 meter dalam Piala Dunia Menembak 2023 di Jakarta, ia berambisi lolos ke Olimpiade.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Petembak Indonesia, Muhamad Iqbal Raia Prabowo, mengukir dua sejarah untuk tim pistol "Merah Putih" dalam seri Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF, yakni lolos ke putaran final dan meraih perunggu nomor pistol angin 10 meter pada hari kedua Piala Dunia Menembak 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Minggu (29/1/2023). Kesuksesan itu menambah kepercayaan diri tim pistol untuk merebut tiket langsung ke Olimpiade Paris 2024.
”Prestasi ini menjadi batu loncatan saya untuk lebih baik lagi ke depan, khususnya mengejar target saya untuk lolos ke Olimpiade. Saya ingin kejar kuota Olimpiade tahun ini, yakni pada Piala Dunia di Baku, Azerbaijan (4-15 Mei) dan Kejuaraan Asia di Changwon, Korea Selatan (22 Oktober-2 November),” ujar Iqbal seusai laga final tersebut.
Iqbal menjalani kualifikasi dengan luar biasa. Setelah sempat berada di urutan keenam dari 33 peserta pada seri pertama atau 10 tembakan pertama, petembak berusia 17 tahun itu sempat melorot hingga ke peringkat ke-18 sebelum menyodok ke tempat kedelapan yang memastikannya melaju ke final. Keberhasilannya ke fase delapan besar ditentukan tembakan terakhir pada seri keenam yang berhasil menyasar angka 10,6. Dia pun mengumpulkan total skor 575 poin.
Di putaran final, penampilan Iqbal tak kalah sensasional. Meski baru pertama kali lolos ke babak puncak dan bertemu para petembak elite internasional, Iqbal sangat tenang dan konsisten. Petembak asal Semarang, Jawa Tengah, itu lolos dari eliminasi pertama dan kedua. Sayangnya, pada laga empat besar, dia tidak mampu mematahkan dominasi petembak asal Turki, Ismail Keles, dan petembak Uzbekistan, Mukhammad Kamalov.
Namun, Iqbal bisa menghindari kejaran petembak Kazakhstan, Valeriy Rakhimzhan. Maka, Iqbal yang baru bergabung ke pelatnas pada 2021 berhak atas medali perunggu dengan total skor 247,2 poin. Keles meraih emas dengan 250,4 poin, adapun Kamalov merebut perak dengan 248,8 poin. ”Karena ini final pertama saya di Piala Dunia, tentu saya tadi agak gugup. Tetapi, saya tetap berusaha positif dan tampil sebaik mungkin,” kata Iqbal yang berada di peringkat ke-49 dalam Piala Dunia 2022 di Kairo, Mesir, atau Piala Dunia perdananya.
Glenn C Apfel, pelatih kepala pelatnas menembak Pengurus Besar Persatuan Menembak Seluruh Indonesia (PB Perbakin), mengatakan, prestasi Iqbal adalah sejarah baru untuk tim pistol Indonesia. Iqbal menjadi petembak pistol Indonesia pertama yang lolos ke final sekaligus menyumbang medali. ”Akan tetapi, itu merupakan medali kedua setelah Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba/Dhiyaanisa Audrey Zahra/Monica Daryanti meraih perunggu senapan 50 meter tiga posisi tim putri dalam Piala Dunia 2021 di New Delhi, India,” ucapnya.
Perkembangan pesat
Secara keseluruhan, tim pistol Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam tiga tahun terakhir. Usai petembak Indonesia, Anang Yulianto, merebut emas pistol standar 25 meter dalam SEA Games Indonesia 2011, tim Merah Putih bisa kembali mendapatkan medali pistol pada SEA Games Vietnam 2021 tahun lalu, yakni saat Iqbal meraih perunggu pistol angin 10 meter dan Iqbal/Deny Pratama/Wira Sukmana merebut perak pistol angin 10 meter tim putra.
Ikut kejuaraan internasional sangat membantu untuk mengasah mental dan jam terbang saya sehingga lebih terbiasa bertanding menghadapi petembak-petembak luar. (M Iqbal)
Kunci keberhasilan itu adalah transformasi total dalam pembinaan. Petembak pistol, yang selama ini kalah pamor dengan petembak senapan, diberi perhatian lebih besar. Mereka mendapatkan sokongan dua pelatih asing, yakni pelatih asal India, Abdul Kayyum Mohammed Umar Shah, di pistol angin sejak 2021 dan pelatih asal Korea Selatan, Shin Chang Hwa, di pistol api sejak 2022.
Tim pistol juga mendapatkan kesempatan ikut kejuaraan internasional lebih sering. ”Mudah-mudahan, tim pistol bisa terus berkembang dan mengikuti jejak Vidya yang meraih tiket langsung ke Olimpiade Tokyo 2020 (nomor senapan angin 10 meter dan senapan 50 meter tiga posisi,” ungkap Glenn.
Iqbal menuturkan, pelatih asing sangat detail dalam memberikan ilmu baru kepadanya. Hal itu berdampak besar terhadap peningkatan performa. ”Selain itu, ikut kejuaraan internasional sangat membantu untuk mengasah mental dan jam terbang saya sehingga lebih terbiasa bertanding menghadapi petembak-petembak luar,” tuturnya.
Tidak mengecewakan
Prestasi Iqbal memang belum bisa diimbangi oleh petembak pistol Indonesia lainnya. Rekan-rekan Iqbal lainnya di putra masih berada jauh di bawahnya, yakni Deny Pratama di urutan ke-23 dengan 567 poin, Alif Satria Bahari (ke-26 dengan 565 poin), Kresna Arya Nugraha (ke-30 dengan 554 poin), dan Wira Sukmana (ke-33 dengan 549 poin).
Lima petembak pistol putri Indonesia pun belum bisa mengimbangi petembak elite. Arista Perdana Putri Darmoyo menjadi "srikandi" terbaik Merah Putih di kualifikasi, yakni di urutan ke-21 dari 37 peserta dengan 565 poin. Lalu, Rihadatul Asyifa (ke-25 dengan 561 poin), Lily Sulistyadewi Tirthajaya (ke-27 dengan 561 poin), Benvenuta Alexia Sonia (ke-29 dengan 560 poin), dan Maria Bonay (ke-37 dengan 541 poin).
Kendati demikian, asisten pelatih pistol angin Indonesia, Bima Putra Eka Budi Kusuma Wardana, menyampaikan, performa rekan-rekan Iqbal di putra maupun putri tidak terlalu mengecewakan. Skor tembakan mereka masih berada di angka rata-rata yang biasa dicapai dalam kejuaraan. Bahkan, secara peringkat, sebagian dari mereka bisa memperbaiki peringkatnya di kualifikasi. Arista misalnya. Dia cuma berada di urutan ke-47 dalam Piala Dunia 2022 di Kairo yang menjadi Piala Dunia perdananya.
Tim pelatih berharap itu menjadi sinyal positif untuk para petembak menatap nomor pertandingan lainnya, yakni pistol 10 meter tim putra, pistol 10 meter tim putri, dan pistol 10 meter tim campuran. ”Saya sudah bicara kepada para atlet, mereka mengaku memetik banyak pengalaman dari hari ini. Semoga itu bisa menjadi modal untuk mereka lebih baik di nomor lainnya,” ujar Bima.