Marc Marquez membuka sisi lain dirinya yang kontras dengan yang biasa terlihat di lintasan balap, dalam film dokumenter yang akan ditayangkan pada Februari 2023. Marquez pun berharap musim depan bisa kembali kompetitif.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
Marc Marquez sering dinilai seperti mahluk dari planet lain, karena kemampuannya mengendalikan motor MotoGP yang diluar nalar. Di saat tidak ada pebalap lain yang bisa menjinakan kuda besi RC213V, dia selalu bisa menemukan klik pengendalian. Dia juga sering mempertontonkan penyelamatan-penyelamatan brilian yang menghindarkan dirinya dari kecelakaan parah. Namun, di awal musim 2020, dia mengalami kecelakaan parah yang menguak sisi manusiawi pebalap berjuluk "Baby Alien" itu.
Kemampuan Marquez memang seperti makhluk dari luar planet Bumi, namun, tubuhnya tetaplah raga manusia yang rentan cedera. Momen realitas itu terjadi di Sirkuit Jerez Angel Nieto pada 19 Juli 2020. Juara dunia enam kali MotoGP itu awalnya bangkit dengan brilian, berada di posisi ketiga setelah sempat tercecer di urutan ke-16 karena motornya keluar lintasan. Marquez membara, dan sedang mengejar Maverick Vinales di posisi kedua.
Namun, Marquez kemudian mengalami kecelakaan yang menyebabkan humerus atau tulang lengan atas tangan kanannya retak. Cedera yang pada awalnya dinilai tidak terlalu parah, sehingga dia memilih untuk kembali menjalani akhir pekan balapan pada seri kedua, masih di Jerez. Keputusan yang kemudian ternyata kesalahan besar itu, membuat tubuh Marquez meraung karena meminta perhatian lebih.
Cedera humerus kanan itu, bahkan memaksa Marquez menjani empat kali operasi, terakhir pada awal Juni 2022 untuk meluruskan tulang yang telah tersambung tetapi bergeser sekitar 30 derajat. Operasi demi operasi itu menggerogoti mental Marquez. Situasi pun semakin parah dengan kambuhnya diplopia atau penglihatan ganda pada Oktober 2021 karena terjatuh saat berlatih motokros, dan pada Maret 2022 akibat kecelakaan horor dalam sesi pemanasan di Sirkuit Mandalika.
Usaha Marquez bangkit dari cedera beruntun itu akan ditayangkan dalam film dokumenter Amazon Prime yang akan tayang pada Februari 2023. Marquez menilai, film itu menguak sisi lain dirinya yang tidak selalu menang, tidak selalu tersenyum, tidak selalu gembira. Dia memutuskan membuka diri pada kru dokumenter, supaya orang bisa lebih memahami sisi lain seorang atlet, yang kadang tercitrakan bak pahlawan super.
"Kami sudah memulai dokumenter itu pada Februari, Maret, dengan target (saya) kembali ke puncak. Itu target dari dokumenter, tetapi kemudian dalam tahun itu terjadi banyak hal, dengan diplopia, lengan, dan operasi, serta kemudian kembali (balapan). Jadi ini sudut pandang lain dari seorang atlet," ungkap Marquez kepada MotoGP.
"Seperti yang anda lihat di trailer, saya bangun dari operasi dan mereka (kru dokumenter) sudah berada di sini (dekat wajah saya) dengan kamera. Mereka mengikuti saya ke mana saja, sehingga orang bisa sedikit memahami sisi lain kehidupan (saya)," lanjut Marquez.
"Mereka yang membuat dokumenter mengatakan, ini seperti film karena semuanya tidak terduga, bahkan hingga sekarang. Saat mereka membuat beberapa dokumenter lain, itu seperti dokumenter pahlawan super, menang, menang, menang, tetapi saya manusia dan tidak selalu memang, dan kadang menderita," ungkap pebalap tim Repsol Honda itu.
"Di dalam dokumenter itu, anda juga bisa melihat imaji ketika saya menangis, tidak selalu tersenyum dan gembira, ini merupakan sisi lain dari saya," ujar Marquez.
"Biasanya saya tidak membuka pintu rumah saya, saya selalu menutup pintu pada bagian itu, karena kehidupan pribadi saya selalu saya simpan untuk diri saya sendiri. Tetapi, saya menemukan grup yang menyenangkan dan akhirnya saya membuka semuanya," ujar Marquez yang berharap bisa kompetitif pada musim 2023.
Saat ini, Marquez masih melanjutkan pemulihan kondisi fisik sehingga bisa menjalani musim 2023 dengan maksimal. Dia sudah menuntaskan pemulihan cedera humerus, dan dia sudah tidak merasakan sakit lagi. Namun, kekuatan otot tangan kanan, bahu, dan punggung masih menjadi keterbatasan saat dia kembali balapan di akhir musim 2022. Kekuatan tangan kanan masih menjadi misteri bagi Marquez, karena empat kali operasi membuat lengan tidak senormal tangan kiri.
Di dalam dokumenter itu, anda juga bisa melihat imaji ketika saya menangis, tidak selalu tersenyum dan gembira, ini merupakan sisi lain dari saya.
"Saya tidak tahu seperti apa 100 persen pada lengan kanan saya. Sudah pasti itu tidak akan seperti lengan kiri saya. Ini lengan yang telah dibedah empat kali. Saya mengalami empat kali operasi sehingga itu bukan lengan yang normal," ujar Marquez.
"Pada musim dingin ini, saya perlu memahami seperti apa kondisi maksimal lengan saya. Saya masih yakin bahwa saya bisa berkembang banyak. Setahap demi setahap saya mulai memiliki kehidupan normal," lanjut Marquez.
"Memang masih ada beberapa keterbatasan, tetapi saya mulai mengendarai motokros, sebagai contoh. Ini masih terlalu dini, saya hanya berusaha memahami limit saya. Tetapi yang terpenting adalah setiap pekan saya merasa lebih baik dan lebih baik. Suatu saat nanti pasti peningkatan saya akan berhenti, dan saya akan memahami seperti apa kondisi 100 persen lengan saya," tegas Marquez.
Kondisi fisik Marquez saat ini sudah hampir 100 persen, karena sudah bisa mengendarai motor dengan gaya membalapnya yang agresif. Dalam beberapa balapan penutup musim 2022, dia juga sudah bisa menyerang di lap-lap akhir, sesuatu yang tidak bisa dia lakukan sejak kembali balapan pada 2021.
Namun, kondisi fisik belum cukup untuk bersaing meraih juara musim depan. Dia memerlukan inovasi jitu dari Honda Racing Corporation untuk menghadirkan motor yang kompetitif. Marquez menilai, RC213V yang diuji di Valencia pada November lalu, masih memerlukan banyak peningkatan untuk bisa bersaing meraih gelar juara MotoGP 2023.
"Honda harus bekerja keras pada motor jika kami ingin bersaing meraih gelar juara. Setiap tahun kami berpikir, 'ini akan menjadi tahun itu'," jelas Marquez.
Musim 2023 menjadi harapan bagi kebangkitan Marquez dan Honda. Ini menjadi musim yang mereka awali dalam kondisi yang jauh lebih ideal setelah naik turun sejak 2020.
"Ini tiga tahun yang 'tidak, ya, ‘tidak'. Sekarang, hal-hal terlihat sedikit lebih baik. Sekarang, hal-hal itu sedikit seperti sebelumnya," ungkap mekanik Marquez, Javier Ortiz seperti dikutip Crash.
"Sulit bagi kami karena kami menyaksikan dia menderita. Dia ingin berada di sana (balapan) tetapi tidak bisa karena kondisi lengannya. Dia bisa saja mengisolasi dirinya selama pemulihan, tetapi dia tidak pernah berhenti menjadi dirinya yang dulu," ungkap Ortiz terkait Marquez, yang tetap terlibat dalam pengembangan motor saat dia absen balapan.
Kebangkitan Marquez pada musim 2023 akan menjadi buah manis dari keputusan berat dan besar untuk melakukan operasi keempat pada Juni lalu. Itu merupakan momen penuh tanda tanya, karena ada peluang Marquez mengakhiri karier balapnya.
"Operasi keempatnya adalah kesempatan terakhirnya, itu ya atau tidak saya sekali," ungkap kepala mekanik Marquez, Santi Hernandez.
"Dia tidak tahu apakah itu akan menjadi yang terakhir, apakah dia bisa pulih dari cederanya, atau apakah mereka akan memberi tahu dirinya: 'Tidak ada lagi yang bisa dilakukan, kami harus pensiun'. Itu momen penentuan dalam kariernya, periode buruk. Ketika hantu muncul, anda akan memikirkan banyak hal," ungkap Hernandez.