Marc Marquez mewaspadai angin sangat dingin dari Antartika yang diprakirakan terjadi selama balapan MotoGP di Phillip Island, Australia, akhir pekan ini. Kondisi cuaca itu akan sangat memengaruhi persaingan podium.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PHILLIP ISLAND, SELASA – Angin kencang dan udara sangat dingin akan menambah tantangan bagi para pebalap MotoGP dalam balapan seri Australia di Sirkuit Phillip Island, 14-16 Oktober 2022. Kondisi cuaca itu akan menjadi faktor penentu balapan, karena para pebalap dan tim mekaniknya, dituntut lebih jeli dalam menentukan pilihan ban setelan motor. Marc Marquez yang sudah tiga kali menang di Phillip Island pun menilai kondisi cuaca tersebut perlu mendapat perhatian lebih supaya bisa meraih hasil maksimal dalam balapan.
Marquez datang ke Australia berbekal hasil positif di Motegi dan Buriram, di mana dia finis di pisisi keempat dan kelima. Pebalap tim Repsol Honda itu bertekad melanjutkan tren positif itu di Phillip Island, di mana dia menang pada 2015, 2017, dan 2019. Sirkuit di tepi pantai itu selalu menyajikan balapan yang ketat, tetapi rumit bagi para pebalap dan mekanik untuk menentukan setelan yang ideal karena kondisi sangat dingin pada Oktober.
"Seperti biasa, balapan seri Australia tampaknya akan dilanda angin dingin brutal yang datang dari Antartika dengan prakiraan cuaca yang memprediksi suhu mencapai satu angka," tulis pernyataan Honda Racing Corporation (HRC), Selasa (11/11/2022).
Marquez pun memberikan perhatian lebih pada kondisi cuaca itu, supaya dirinya bisa meraih level baru dalam proses pemulihan kondisi setelah operasi keempat humerus kanan. Saat ini, dia sudah bisa mengendalikan motor mendekati gaya membalapnya.
"Phillip Island merupakan sirkuit yang sangat bagus untuk balapan, sangat berbeda dengan hampir semua trek dalam kalender. Saya memiliki banyak balapan yang berkesan di sana dan hampir selalu merupakan pertarungan menyenangkan, khususnya dalam lap pertama," ungkap Marquez di laman HRC.
Anda harus sangat berhati-hati di sana dengan kondisi cuaca, khususnya tahun ini yang sepertinya bisa sangat dingin dan sangat banyak angin, itu sesuatu yang perlu kami perhatikan baik-baik.
"Anda harus sangat berhati-hati di sana dengan kondisi cuaca, khususnya tahun ini yang sepertinya bisa sangat dingin dan sangat banyak angin, itu sesuatu yang perlu kami perhatikan baik-baik," lanjut Marquez.
Pebalap KTM Miguel Oliveira setelah memenangi balapan seri Thailand juga menilai, udara dingin di Phillip Island bisa menjadi penentu dalam persaingan meraih podium. "Banyak yang bisa terjadi dengan suhu delapan derajat dan angin dingin di Phillip Island," ungkap dia dalam percakapan dengan Jack Miller saat menuju podium di Buriram.
Balapan dalam kondisi udara dingin menurut Box Repsol merupakan tantangan besar bagi pebalap dan tim mekanik. Mereka perlu memeriksa banyak hal, terutama sistem pendingin mesin, rem karbon, dan pilihan ban. Ketika udara sangat dingin, apalagi temperatur permukaan aspal di bawah 20 derajat Celcius, daya cengkeram ban akan merosot. Dalam kondisi itu, pebalap perlu mendapatkan feeling yang bagus dengan motor.
Perhatian ekstra juga perlu ditujukan pada rem karbon yang menjadi kurang efektif dalam kondisi dingin, karena didesain untuk bekerja dalam temperatur tinggi. Pelindung rem biasanya dipasang saat kondisi hujan atau dingin.
Sistem pendingin mesin juga berpotensi memperumit tantangan, karena mesin motor akan sulit mencapai performa terbaik jika terlalu dingin. Trik yang sering dilakukan oleh para mekanik adalah menutup kisi-kisi radiator dengan lakban supaya mesin tidak terlalu dingin.
Tantangan cuaca dingin itu akan menguji perbaikan kondisi fisik Marquez yang kini belum 100 persen bugar. Pebalap asal Spanyol itu masih perlu memulihkan kekuatan ototnya untuk bisa membalap dalam performa terbaiknya.
"Sekali lagi, kami harus melihat apa yang mungkin (kami lakukan) akhir pekan ini, saya terus berlatih dan saya merasa kondisi saya semakin baik setiap hari. Setelah tiga balapan beruntun, jeda sepekan sangat bagus bagi saya," pungkas Marquez.
Pebalap berusia 29 tahun itu mulai kembali balapan di Aragon, tetapi keluar balapan di lap pertama karena ban pecah menyusul insiden dengan Fabio Quartararo, dan kemudian bersenggolan dengan Takaaki Nakagami. Dia kemudian menjalani balapan yang sangat bagus di Motegi, Jepang di mana dia start terdepan dan finis keempat setelah mendahului Miguel Oliveira di lap terakhir. Manuver itu sangat menyenangkan bagi Marquez, karena untuk pertama kali sejak cedera pada 2020, dirinya bisa menyerang dan mendahului di lap terakhir.
Marquez terus melanjutkan proses pemulihan dengan menjalani balapan yang solid di Buriram, Thailand. Dia finis kelima dalam balapan yang sangat basah itu setelah sempat mengejar pebalap Ducati Francesco Bagnaia di posisi ketiga, sebelum digusur oleh pebalap Pramac Johann Zarco. Marquez mengakui sangat sulit melawan para pebalap Ducati karena motor mereka sangat kuat dalam akselerasi dan top speed.
Rekan setim Marquez, Pol Espargaro yang mengalami musim buruk bersama Honda, ingin menjadikan balapan di Australia ini menjadi salah satu balapan yang patut dikenang. Apalagi, dia pernah menang di sana saat masih di kelas Moto2.
"Saya menantikan balapan lagi di Phillip Island, di mana saya meraih kemenangan yang mungkin terbaik dalam karier saya di Moto2. Tata letak sirkuit sangat unik dan Anda selalu melihat rombongan besar pebalap bersaing," ujar Espargaro yang musim depan membela tim pabrikan Gasgas.
"Setelah pulang ke rumah, bertemu dengan keluarga, serta melakukan latihan yang bagus, ini merupakan jeda balapan yang menyenangkan setelah beberapa pekan balapan yang sangat sibuk. Beberapa balapan yang lalu tidak mudah, tetapi beberapa balapan terakhir musim ini berlangsung di beberapa trek yang berbeda. Kita lihat saja apa yang mungkin diraih, dengan prakiraan cuaca yang ada, semuanya bisa terjadi," pungkas Espargaro.