Marc Marquez ingin mengulang kemenangan di Buriram pada 2018 san 2019 saat MotoGP kembali bergulir di Thailand akhir pekan ini. Balapan ini juga berpotensi mengubah peta persaingan juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BURIRAM, KAMIS — Marc Marquez akan menjalani ujian lanjutan di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, setelah tampil apik dengan meraih pole position dan finis keempat di Motegi, Jepang, akhir pekan lalu. Marquez selalu mendominasi balapan di trek cepat dengan tiga lintasan lurus di sektor satu, yang dikombinasikan dengan tikungan-tikungan di sektor dua dan tiga itu, pada 2018 dan 2019. Momen manis itu ingin dia ulangi akhir pekan ini jika kondisi fisiknya memungkinkan serta motor RC213V berperilaku seperti di Motegi.
Marquez yang baru pulih dari operasi keempat humerus kanan langsung membuat kejutan dengan tampil kompetitif di Motegi, akhir pekan lalu. Pebalap tim Repsol Honda itu memang mendapat keuntungan dengan kondisi cuaca buruk sehingga kualifikasi berlangsung dalam kondisi trek basah. Marquez pun bisa memacu RC213V dengan lebih nyaman karena tekanan fisik tidak sekeras saat trek kering. Kondisi itu membuat dia mampu meraih posisi start terdepan.
Saat balapan, yang berlangsung dalam trek kering, Marquez memang belum bisa bersaing untuk memperebutkan podium. Posisi terdepan pun sudah langsung lepas begitu start. Namun, Marquez mampu membuntuti para pebalap KTM untuk menciptakan ritme pace guna menjaga posisi kelima sekaligus menghemat ban belakang kompon lunak yang dia pakai. Marquez pun membuat kejutan dengan mendahului pebalap KTM, Miguel Oliveira, di lap terakhir untuk finis di posisi keempat.
Performa di Motegi itu ingin dipertahankan oleh Marquez dalam balapan di Thailand, 30 September-2 Oktober. Dia ingin bersaing di posisi depan lagi, tetapi dia juga sadar bahwa target utamanya masih tetap membangun kebugaran fisik, terutama kekuatan otot. Marquez belum bisa memacu motor dalam mode menyerang terus-menerus sepanjang jumlah lap balapan. Saat di Motegi, dia mengakui dalam lap-lap terakhir, lengannya terasa lemah. Namun, dia tidak merasakan sakit pada tulang lengan atas kanan yang retak pada 2020.
”Target untuk akhir pekan ini adalah menyatukan lagi (performa) akhir pekan yang lengkap seperti di Jepang. Sudah pasti saya ingin bisa bertarung di depan lagi seperti di Jepang, tetapi saya tidak berpikir memasang harapan itu sesuatu yang realistis. Itu juga bukan tujuan kami, kami di sini untuk membangun (kondisi fisik),” ujar Marquez di laman Honda Racing Corporation.
Marquez selalu mengendalikan harapan dengan fokus pada rencana awal, yaitu menjadikan balapan di akhir musim 2022 ini sebagai persiapan musim 2023. Dia menjadikan balapan-balapan ini untuk mengembalikan kebugaran fisik sehingga musim depan bisa langsung tancap gas. Selain itu, dia juga ingin memahami pengembangan RC213V yang musim ini sulit dikendalikan sehingga di awal musim depan dirinya tidak memulai dari nol untuk beradaptasi dengan motor barunya.
Namun, Marquez tetaplah Marquez, yang selalu memberikan yang terbaik saat memacu motor di lintasan balap. Dia akan tetap memaksimalkan peluang untuk meraih hasil terbaik. Karakter itu dia tunjukan saat mengambil risiko di lap terakhir untuk mendahului Oliveira di Motegi. Jika akhir pekan ini kondisi fisiknya memungkinkan, serta kelemahan RC213V tidak terlalu terasa, peluang untuk bersaing di depan sangat terbuka.
”Saya memiliki kenangan bagus di sini pada 2018 dan 2019, khususnya kunjungan terakhir kami. Saya tidak sabar bertemu lagi dengan para penggemar di Thailand,” kata Marquez.
Dalam balapan terakhir kali di Thailand, Marquez bersaing dengan pebalap Fabio Quartararo yang pada 2019 menjadi pebalap tim satelit Yamaha. Quartararo waktu itu meraih pole position, tetapi saat balapan kalah pace dari Marquez. Dia bisa membuntuti Marquez, tetapi tidak cukup cepat untuk mendahului.
Kemampuan Quartararo memeras potensi YZR-M1 di Thailand berpeluang memberi angin segar dalam persaingan juara. Pebalap asal Perancis itu kini memuncaki klasemen pebalap dengan 219 poin, unggul 18 poin atas pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, serta 25 poin atas pebalap Aprilia, Aleix Espargaro. Akhir pekan lalu, hanya Quartararo yang bisa meraih poin dengan finis di posisi delapan, sedangkan Bagnaia dan Espargaro gagal meraih poin di Motegi.
Saya memiliki kenangan bagus di sini pada 2018 dan 2019, khususnya kunjungan terakhir kami. Saya tidak sabar bertemu lagi dengan para penggemar di Thailand.
Meskipun Quartararo hanya meraih delapan poin, jumlah itu sangat krusial dalam persaingan juara. Apalagi, sejak seri Belanda, perolehan poin Quartararo selalu kalah dari Bagnaia, hingga selisih poin terpangkas dari 91 poin sebelum seri Belanda menjadi tinggal 10 poin menjelang seri Jepang.
”Meninggalkan Motegi dengan menambah keunggulan (poin) dalam persaingan juara merupakan sesuatu yang positif, tetapi kami perlu bekerja keras akhir pekan ini karena potensi kami lebih baik dari pada finis kedelapan,” ucap Quartararo.
”Saya senang kami akan balapan di Sirkuit Buriram yang merupakan sirkuit bagus bagi saya dan juga bagi Yamaha. Saya finis di posisi kedua saat terakhir kali kami balapan di sini pada 2019. Sudah pasti saya akan memberikan 100 persen untuk bisa berada di podium lagi kali ini,” ujar Quartararo.
Sirkuit Internasional Chang sebelum pertama kali menggelar MotoGP pada 2018 diperkirakan akan menjadi trek milik Ducati karena sektor satu mirip dengan Red Bull Ring, Austria. Di sektor itu, Ducati yang unggul kecepatan puncak memang akan mendapat keuntungan besar. Namun, di sektor dua dan tiga yang delapan tikungan menguak kelemahan motor Ducati saat menikung. Pada 2018 dan 2019, Andrea Dovizioso selalu kalah cepat di zona 2 dan 3 dari Marquez, yang bisa menghentikan motor dengan pengereman keras untuk memasuki tikungan. Quartararo juga memaksimalkan potensi M1 dengan pengereman keras di zona tikungan untuk mencetak pace yang kompetitif meskipun kalah top speed di lintasan lurus.
Namun, musim ini Ducati jauh lebih baik di tikungan, ditambah dengan teknik pengereman keras Bagnaia yang dia asah selama membela Pramac Racing. Desmosedici GP kini tidak terlalu kalah dalam kecepatan di tikungan, dan faktor itulah yang membuat Bagnaia bisa menang di Jerez, dan Enea Bastianini berjaya di Le Mans. Padahal, dua sirkuit itu sebelumnya menjadi lahan para pebalap Yamaha untuk meraih poin maksimal.
Performa motor Ducati dan Bagnaia akan diuji akhir pekan ini. Pebalap Italia itu akan berjuang maksimal untuk kembali meraih poin maksimal setelah terjatuh di Motegi yang melebarkan selisih poin dengan Quartararo. Namun, balapan di Buriram bisa kembali berakhir buruk bagi Bagnaia jika akhir pekan diguyur hujan. Prakiraan cuaca menunjukan potensi hujan pada Jumat hingga Minggu. Saat trek basah, Bagnaia tidak bisa memacu motor dengan pace yang kompetitif.
Jika Buriram diguyur hujan saat kualifikasi dan balapan, Marquez akan kembali menjadi aktor utama, seperti saat di Motegi.