Johann Zarco yang memiliki ”pace” lebih cepat dibandingkan Francesco ”Pecco” Bagnaia mengaku ragu saat akan mendahului pebalap Ducati yang sedang bersaing meraih gelar juara MotoGP itu. Pecco pun finis di podium.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BURIRAM, MINGGU— Johann Zarco berpeluang meraih podium dalam balapan MotoGP seri Thailand dengan pace yang jauh lebih cepat dari Francesco Bagnaia di posisi ketiga. Namun, pebalap tim Prima Pramac Racing itu merasa ragu-ragu untuk menyerang sesama pebalap Ducati yang kini sedang dalam posisi sangat bagus untuk meraih gelar juara dunia. Zarco pun memilih tidak mengambil risiko dan bertahan di posisi keempat meskipun memiliki pace yang lebih cepat dibandingkan tiga pebalap di depannya.
Zarco menemukan pace yang sangat kompetitif menjelang akhir balapan di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand. Pebalap asal Perancis itu pun mendahului Marc Marquez di posisi keempat, kemudian terus mendekat dengan Bagnaia yang bertahan di posisi ketiga. Namun, Zarco tidak melakukan serangan yang sama seperti saat dia berusaha mendahului Marquez. Padahal, pace Zarco jauh lebih cepat dari ”Pecco”, julukan Bagnaia.
Pecco yang sedang bersaing meraih gelar juara pun finis ketiga dan meraih 16 poin krusial yang memangkas selisih poin dengan pemuncak klasemen, Fabio Quartararo, tinggal dua poin. Posisi Pecco yang sedang dalam posisi bagus untuk meraih gelar juara itu menjadi salah satu pertimbangan Zarco untuk tidak mengambil risiko dengan mendahului.
Genangan air di awal balapan sangat menyulitkan saya, dan pebalap lainnya memiliki pace sedikit lebih bagus sehingga saya tidak bisa terlalu menyerang, karena ban tergelincir, sehingga saya kehilangan posisi.
”Saya menunggu trek mengering, sedikit lebih kering pada jalur balapan, tetapi itu datang terlalu terlambat. Genangan air di awal balapan sangat menyulitkan saya, dan pebalap lainnya memiliki pace sedikit lebih bagus sehingga saya tidak bisa terlalu menyerang, karena ban tergelincir, sehingga saya kehilangan posisi. Perlu waktu lebih lama untuk mengering. Jika saja mengering lebih cepat, saya bisa mengambil keuntungan lebih awal, dan bisa memikirkan meraih kemenangan,” tutur Zarco kepada MotoGP, Minggu (2/10/2022).
”Tetapi, lima, empat lap menjelang akhir, saya ada di sana, dan dua lap terakhir saya bersaing meraih podium, tetapi saya sedikit ragu-ragu dengan Pecco, karena dia sedang dalam posisi bagus persaingan juara. Tidak ada satu pun yang mau melakukan kesalahan di dalam grup Ducati. Saya berharap bisa meraih kemenangan hari ini dalam kondisi seperti ini, tetapi saya mengatakan tetap di posisi keempat, itu cukup bagus bagi saya,” ungkap Zarco.
”Itu normal, itu semacam menjadi cerdik dalam kejuaraan, saya kehilangan banyak poin dalam banyak balapan yang lalu, dan saya masih bisa melanjutkan balapan untuk meraih kemenangan, tetapi dalam persaingan juara dunia saya tidak memiliki apa-apa lagi untuk diperjuangkan. Itulah mengapa di dalam grup Ducati, jika bisa, pada saat tertentu, memberi bantuan dengan cara tertentu, dan saya sangat senang balapan bisa seperti ini,” pungkas Zarco.
Persaingan ketat meraih gelar juara MotoGP antara Bagnaia dan Quartararo memang memunculkan spekulasi Ducati akan mengeluarkan team order kepada para pemacu Desmosedici GP untuk membantu Pecco. Namun, Pecco menegaskan dirinya tidak ingin dibantu dalam meraih gelar juara. Ducati pun hingga saat ini tidak meminta tujuh pemacu Ducati lainnya untuk membantu Pecco. Mereka hanya diminta untuk lebih saling menghormati saat bersaing dengan sesama pebalap Ducati, tidak melakukan sesuatu yang berisiko menghilangkan poin.
”Menurut saya, Pecco tidak suka bantuan, sesuatu yang mungkin bisa terjadi dalam balapan terakhir di Valencia. Tetapi, Pecco beberapa kali mengatakan kepada kami bahwa dia tidak ingin dibantu, dia ingin memenangi kejuaraan dengan kekuatan dan kecepatan dia,” ujar Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi.
”Kami percaya dengan kecerdasan para pebalap Ducati, kami tahu para pebalap Ducati sudah tahu apa yang bagus dilakukan, aman dilakukan. Jadi, menurut saya, kami tidak perlu mengatakan apa pun kepada para pebalap Ducati, karena mereka dengan sendirinya tahu apa yang harus mereka lakukan,” ungkap Tardozzi.
Momentum Zarco yang berada di depan Pecco, tetapi tidak melakukan serangan yang agresif untuk mendahului itu diamati oleh Marquez yang berada di belakangnya. Marquez menilai, ada semacam prinsip saling menghormati di antara sesama pebalap Ducati. Padahal, pebalap Repsol Honda itu juga memiliki peluang mendahului Pecco karena memiliki pace yang lebih baik.
”Di sepanjang balapan, kondisinya berubah. Di awal banyak air di trek, tetapi kemudian semakin kering dan menjelang akhir balapan ada jalur yang kering di sebagian sirkuit, dan pada sebagian dari balapan saya merasa sangat kuat, yaitu mulai pertengahan hingga akhir. Namun, di lap terakhir, seperti saya katakan, berada di belakang Ducati sangat sulit untuk mendahului,” ujar Marquez.
”Saya mencoba itu pada Pecco, tetapi saya terlalu terlambat di titik pengereman, saya kehilangan banyak waktu di lintasan lurus dan terlambat tiba di titik pengereman, dan dia cepat serta bertahan dengan bagus. Kemudian Zarco mendahului saya, dan kemudian saya memutuskan bertahan di sana (posisi kelima) dan kemudian berusaha mendekat saat Zarco beberapa kali berusaha mendahului Pecco, tetapi menurut saya, Ducati melawan Ducati, mereka memiliki rasa hormat khusus,” ujar Marquez diiringi senyum.
Meskipun gagal meraih podium, Marquez tetap senang dengan hasil balapan di Thailand karena performanya terus membaik. Dia mampu kompetitif dalam kondisi trek kering dan basah, karena sudah bisa bermain-main dengan motornya. Ini menjadi sinyal positif bagi Marquez untuk mempersiapkan diri menghadapi musim 2023 yang akan lebih ketat dengan rencana 21 balapan utama, dan balapan sprint di setiap seri.
”Ya, saya senang, secara umum balapan berjalan bagus, sekali lagi saya menjalani balapan yang solid. Saya tidak melakukan sesuatu yang luar biasa, tidak melakukan kesalahan, pada awal balapan saya tetap tenang, berusaha menghangatkan ban karena saya tahu dalam kondisi basah balapan menjadi sangat panjang. Kemudian, saya merasa semakin baik dan saya mulai ke depan, kemudian ketika saya berada di belakang Pecco, mustahil untuk mendahului, karena dia melakukan pengereman terlambat dan keras, serta akselerasi Ducati berada di level lain,” ujar Marquez.
”Kami terus berusaha menjadi semakin baik. Ini menjadi balapan lain lagi yang bisa kami selesaikan. Kami juga menjalani akhir pekan yang bagus dalam kondisi kering, jadi senang secara keseluruhan,” pungkas Marquez.