Produsen ”apparel” sepak bola lokal menjadi penyedia jersei 18 klub Liga 1 2022-2023. Fenomena itu wujud kebangkitan industri sepak bola Tanah Air. Namun, maraknya pembajakan alias produk ”kawe” masih menjadi tantangan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
BRI Liga 1 2022-2023 kian mengukuhkan kebangkitan produsen apparel sepak bola dalam negeri. Sebanyak 18 klub yang bertarung di kompetisi kasta tertinggi di Indonesia mendapat sokongan jersei dari 16 produsen berbeda. Mulai dari jenama besar yang mendukung tim nasional Indonesia, seperti Mills, hingga jenama yang dibuat sendiri oleh klub.
Antusiasme terasa dalam agenda peluncuran jersei terbaru Persita Tangerang di Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Berbeda dengan musim penuh perdana tampil di Liga 1 pada edisi 2021-2022 yang mengenakan jersei produk mandiri, tim ”Pendekar Cisadane” bekerja sama dengan Mills untuk mengkreasikan seragam tempur untuk edisi sophomore (tahun kedua) tampil di Liga 1.
Ada tiga jersei utama yang diberikan Mills untuk Persita. Jersei kandang berwarna ungu dipamerkan oleh kapten dan bek sayap kanan, M Toha, kemudian dua pemain asing, Bae Sin-young dan Ramiro Fergonzi, menjadi model untuk seragam tandang dan alternatif yang masing-masing berwarna putih dan abu-abu.
Persita adalah tim ketiga yang didukung Mills di Liga 1 musim ini. Selain Pendekar Cisadane, Mills memperpanjang kemitraan dengan Bhayangkara dan Dewa United yang telah bekerja sama sejak musim lalu. Dewa adalah salah satu tim promosi di Liga 1 edisi 2022-2023.
Di musim 2021-2022, Mills menjadi penyokong tim juara, Bali United, dan Bhayangkara untuk di Liga 1. Lalu, Dewa, PSG Pati, dan Sulut United untuk Liga 2.
CEO Mills Sport Tjia Kong Hou alias Ahao menuturkan, pihaknya memberikan dukungan maksimal kepada tiga klub Liga 1 tersebut serta Sulut United yang tampil di Liga 2 musim ini. Mills tidak hanya memproduksi tiga versi jersei tanding dan dua variasi jersei kiper, tetapi juga menyiapkan seragam latihan, seragam sebelum tanding (pre-match), hingga perlengkapan lainnya, di antaranya jaket dan kaus.
Ini adalah komitmen kami untuk mendukung sepak bola lokal di luar dukungan kami untuk timnas Indonesia yang telah berjalan sejak 2020. Intinya, kami menyediakan kebutuhan tim sehari-hari hingga pertandingan.
”Ini adalah komitmen kami untuk mendukung sepak bola lokal di luar dukungan kami untuk timnas Indonesia yang telah berjalan sejak 2020. Intinya, kami menyediakan kebutuhan tim sehari-hari hingga pertandingan,” ujar Ahao, Rabu (20/7/2022).
Selain klub, Mills juga menjadi penyedia seragam bagi para wasit yang bertugas di Liga 1 musim ini. Mulai dari pemanasan hingga bertugas di pertandingan, lima wasit yang bertugas di setiap laga mengenakan atribut berlogo produsen olahraga yang berbasis di Jakarta itu.
Jika Mills menjadi produsen yang paling banyak mendukung klub Liga 1 musim ini, Riors semakin menegaskan kesetiaan karena menjadi produsen apparel yang paling lama bekerja sama dengan satu tim, yaitu PSIS Semarang. Kolaborasi Riors dan tim ”Mahesa Jenar” telah terjalin sejak PSIS masih bertarung di Liga 2 2017, lalu berlanjut selama empat musim di Liga 1.
Riors memberikan layanan terbaik untuk PSIS yang ditunjukkan dengan kehadiran inovasi terkini dan berkembang di setiap seragam musim baru. Oleh karena itu, Riors mengesampingkan kuantitas tim yang didukung demi totalitas untuk memberikan dukungan kepada PSIS.
Pada Liga 1 2019, misalnya, Riors sempat pula mendukung Borneo. Lalu, pada kompetisi Liga 1 2017, Riors yang masih bernama Superior menjadi pembuat jersei Barito Putera. Adapun pada musim 2018, Riors pernah memproduksi jersei untuk tim Liga 2, seperti Persiba Balikpapan, Persibat Batang, dan Persita.
”Menurut kami, tugas dan tanggung jawab utama kami sebagai jenama apparel sponsor PSIS adalah mengeluarkan jersei untuk membantu pemain mengeluarkan performa terbaik di lapangan. Untuk itu, kami memberikan sentuhan baru dari pola dan variant fabric (variasi bahan) yang kami aplikasikan di jersei PSIS musim ini,” kata Francisco Dhamma, Brand Marketing Retail Riors.
Selain dua jenama tersebut, beberapa produsen seragam sepak bola lokal yang selalu hadir sejak era Liga 1 di musim 2017 tetap berkomitmen mendukung klub di kompetisi edisi kelima tahun ini. Specs, misalnya, menjadi penyokong baru jersei Bali United setelah Persipura Jayapura terdegradasi ke Liga 2.
Lalu, produsen apparel, seperti AZA, tetap menjadi pendukung Persebaya Surabaya, Sportama bersama Persib Bandung, dan Sembada atau SMBD yang telah identik dengan PS Sleman.
Logo apparel baru yang muncul di musim ini adalah Rewako yang memproduksi seragam PSM Makassar. Sedangkan Persis Solo menjadi satu-satunya tim yang memproduksi jersei mandiri tanpa menampilkan jenama produsen seragam mereka.
Melawan ”kawe”
Di tengah kebangkitan industri apparel sepak bola lokal yang berkiprah di Liga 1, kehadiran pembajakan dengan kehadiran jersei imitasi atau kawe menjadi ancaman yang amat nyata. Meskipun diproduksi oleh produsen lokal dengan harga variatif dan terjangkau karena adanya berbagai versi, mulai dari player issue, replika, hingga versi suporter, itu tidak mengurangi adanya jersei palsu.
Kenyataan tersebut bisa disaksikan ketika menyaksikan laga kandang tim. Pasti ada pedagang kaki lima yang menjamur di sekitar kawasan stadion yang menjual pernak-pernik klub yang tidak resmi dari klub. Jersei kawe yang amat mirip dengan klub itu dengan harga jauh lebih murah pun hadir.
Untuk meminimalkan fenomena kawe itu, Juara, yang memproduksi jersei Persija sejak 2020, menghadirkan teknologi fervor-knit di seragam tempur ”Macan Kemayoran” untuk Liga 1 2022-2023. CEO Juara Mochtar Sarman mengungkapkan, bahan dengan teknologi terbaru itu anti-kawe karena motif dan pola jersei terajut pada bahan sehingga bukan lagi teknik printing yang hadir pada jersei Persija musim lalu. Di bahan, lanjut Mochtar, juga ada watermark huruf ”Juara” yang dibuat eksklusif dan tidak bisa ditiru.
”Selain itu, kami juga akan menyediakan tiga versi jersei agar Jakmania bisa menyesuaikan budget mereka untuk membeli jersei asli Persija. Bersama Persija, kami terus menggalakkan kampanye #banggabeliori untuk mengedukasi suporter bahwa dengan membeli cendera mata asli Persija, itu adalah upaya nyata mereka membantu pemasukan klub,” tutur Mochtar.
Ahao dan Francisco pun setuju dengan pentingnya edukasi ke kelompok suporter untuk memahami pentingnya membeli jersei asli demi membuktikan dukungan sejati kepada klub kebanggaan. Mills berencana mengeluarkan jersei player issue dan replika untuk tiga tim Liga 1 dukungan mereka, sedangkan Riors kembali akan mengeluarkan tiga versi jersei PSIS yang dilempar ke pasaran, yaitu versi pemain, versi stadion, dan versi suporter.
Secara terpisah, Eko Noer Kristiyanto, pengamat hukum olahraga, menjelaskan, produksi cendera mata klub profesional Indonesia memiliki perlindungan melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Beberapa klub, tambah Eko, seperti Persib, Persija, Persebaya, dan Bali, pun sudah mendaftarkan nama dan logo mereka sebagai sebuah jenama eksklusif di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
”Penegakan hukum terkait produk kawe itu sangat bergantung pada inisiatif pelapor yang merasa dirugikan karena UU Hak Cipta bersifat delik aduan. Selama ini pelaku industri olahraga berdiam diri atas aksi pembajakan itu karena menganggap produk bajakan itu tidak mengganggu target penjualan. Meski begitu, klub bisa memberikan peringatan kepada penjual jersei kawe, seperti Persib lakukan pada 2020,” kata Eko.
Di tengah hadirnya momentum kebangkitan industri apparel sepak bola di Liga 1, sudah sepatutnya suporter lebih bijak dan cerdas dalam menunjukkan dukungan kepada klub favoritnya. Membeli jersei asli tidak hanya mendukung klub, tetapi juga membuat pendukung bisa tampil lebih percaya diri ketika mendukung klub di tribune stadion. Ayo, bangga beli ori!