Seusai menang 3-0 atas Myanmar, tim bola voli putra Indonesia meraih kemenangan kedua dengan menang 3-1 atas Vietnam di laga kedua bola voli SEA Games 2021. Kemenangan itu mengantarkan Indonesai memimpin klasemen Grup A.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
QUANG NINH, MINGGU — Setelah meraih kemenangan 3-0 atas Myanmar dalam laga pembuka Grup A bola voli ruangan SEA Games Vietnam 2021 di Dai Yen Sports Arena, Quang Ninh, Jumat (13/5/2022), timnas putra Indonesia merebut kemenangan kedua dengan menundukkan tuan rumah 3-1 (21-25, 25-15, 25-21, 25-14) di arena yang sama, Minggu (15/5/2022). Hasil itu memantapkan posisi skuad ”Merah Putih” di puncak klasemen Grup A dan berpeluang besar melaju ke semifinal sebagai juara grup.
Dalam laga kali ini, pelatih Indonesia asal China, Jiang Jie, melakukan sedikit perubahan taktik. Outside hitter Farhan Halim yang bermain apik di laga perdana tidak diturunkan. Peran pemain berusia 21 tahun itu digantikan outside hitter Sigit Ardian yang tidak mendapatkan menit bermain di laga sebelumnya.
Perubahan itu cukup mengejutkan. Sebab, Farhan menjadi pencetak poin terbanyak kedua dengan 15 poin dalam laga pertama. Perolehan poinnya sama dengan outside hitter Doni Haryono. Sumbangsih poin itu hanya kalah dari sokongan yang diberikan opposite Rivan Nurmulki dengan 18 poin.
Selain itu, middle blocker Yuda Mardiansyah Putra digantikan Muhammad Malizi dan setter sekaligus kapten Nizar Julfikar digantikan Dio Zulfikri. Cuma tiga pemain inti di laga pertama yang tetap menjadi pilihan utama di laga kedua, yakni Rivan, Doni, dan libero Irpan yang berganti main dengan Fahreza Rakha Abhinaya.
Ternyata perubahan taktik itu cukup memengaruhi grafik permainan, terutama pada set pertama. Performa Indonesia tidak langsung melesat, tetapi cenderung lambat layaknya set pertama laga sebelumnya. Terbukti, punggawa Garuda takluk 21-25 oleh para pemain ”Negeri Paman Ho”.
Tidak ada yang salah dengan strategi tersebut. Kualitas pemain inti dan pemain pelapis Indonesia setara. Tapi, ini SEA Games. Di sini, tekanan psikologisnya lebih besar. Apalagi Indonesia menghadapi tuan rumah yang sangat bersemangat dan didukung penuh warganya.
”Tidak ada yang salah dengan strategi tersebut. Kualitas pemain inti dan pemain pelapis Indonesia setara. Tapi, ini SEA Games. Di sini, tekanan psikologisnya lebih besar. Apalagi Indonesia menghadapi tuan rumah yang sangat bersemangat dan didukung penuh warganya. Maka itu, tadi, start set pertama agak berat. Pas tertinggal empat poin, coach Jiang Jie baru memainkan lagi Yudha dan Nizar, tapi sudah agak berat untuk mengejar,” ujar manajer timnas bola voli ruangan Indonesia di SEA Games 2021, Loudry Maspaitella, saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Namun, memasuki set kedua, Indonesia mulai menemukan bentuk permainannya seiring masuknya Yudha dan Nizar. Kekompakan kian terbangun. Mereka pun seperti sudah tahu titik lemah lawan sehingga berani lebih menekan. Makanya, mereka bisa unggul cukup jauh, 25-15.
Pada set ketiga, Vietnam dimotori oleh opposite Quan Trong Nghia dan Tu Thanh Thuan coba untuk bangkit. Mereka memberikan perlawanan ketat. Akan tetapi, Indonesia tidak tinggal diam. Bersama Rivan dan Doni, Sigit membantu menyumbangkan poin demi poin sehingga mereka unggul 25-21.
”Mungkin pertimbangan pelatih karena Sigit tidak bermain sama sekali kemarin. Jadi, hari ini, dia diberi kesempatan bermain penuh. Tadi, Sigit mainnya tenang dan bagus banget. Jump service-nya di Proliga biasanya 50:50, tapi tadi nyaris selalu sukses. Receive-nya juga bagus, ngatur bolanya enak. Jadi, tidak salah teman-temannya minta Sigit dipanggil ke timnas (menggantikan Fahry S Putratama),” kata Loudry.
Di set keempat, performa Vietnam menurun tajam. Mereka seperti kehabisan bensin. Momentum itu bisa dioptimalkan para pemain Indonesia yang terus memimpin jauh. Pada pengujung set itu, pasukan Indonesia bak tidak ada beban sama sekali. Mereka sangat menikmati pertandingan dengan senyum dan tawa merekah lebar sehabis membukukan poin. Mereka pun unggul telak 21-14.
Ada yang unik dalam laga tersebut. Di set awal, para pendukung Vietnam yang hampir memenuhi arena begitu antusias mendukung tim kebanggaannya. Bahkan, mereka membuat teror tersendiri agar pemain Indonesia panik dan tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, seperti menyoraki pemain Indonesia yang akan melakukan servis dan memberi tepuk tangan meriah kepada pemain Vietnam yang sukses mencetak poin.
Namun, euforia itu hanya bertahan sampai set ketiga. Pada set keempat, satu per satu penonton keluar arena lebih awal karena menyaksikan Vietnam terus tertinggal jauh. Gemuruh yang ada di arena seketika hilang menjadi sunyi di tengah kemenangan Indonesia.
Peran Nizar
Kalau di laga pertama, Rivan menjadi bintang lapangan dengan sumbangan poin yang mencolok dari smes-smes keras mematikan nan atraktif. Untuk laga kedua, Rivan yang telah menimba pengalaman bersama VC Nagano Tridents di Divisi 1 Liga Jepang dua musim terakhir itu tetap menonjol. Akan tetapi, Nizar boleh jadi paling mencuri perhatian.
Nizar mampu mengalirkan bola-bola matang kepada para spiker sehingga serangan amat variatif dan sulit ditebak ataupun diantisipasi bloker musuh. Bola-bolanya begitu memanjakan ke arah spiker di dua sudut net ataupun untuk pemain di wilayah tengah guna melakukan smes ataupun bola-bola tipuan.
Loudry mengatakan, Nizar konsisten bermain bagus sejak laga pertama. ”Tapi, secara keseluruhan, semua pemain penampilannya bagus. Bahkan, tadi, suporter tuan rumah justru berbalik mendukung Indonesia. Suporter Vietnam memang terkenal sportif, mereka sangat obyektif menilai penampilan lawan Vietnam,” tuturnya.
Dengan kemenangan itu, tim putra Indonesia kokoh di puncak klasemen dengan enam poin dari dua laga. Seandainya kalah 2-3 dari Malaysia pada laga terakhir, Selasa (17/5/2022), secara matematis, Indonesia tidak tergusur lagi dari urutan pertama.
”Melawan Malaysia nanti, pelatih menjalankan rotasi menyeluruh. Tujuannya, agar pemain utama bisa lebih rileks. Sebab, tidak dimungkiri, ada tekanan psikologis untuk Indonesia yang berstatus juara bertahan (yang diraih pada SEA Games Filipina 2019). Tapi, saya ingatkan tetap tidak boleh memandang remeh Malaysia yang sekarang berada di dasar klasemen,” terang Loudry.
Tim putri menang
Sementara itu, tim putri Indonesia merebut kemenangan 3-0 (25-10, 25-13, 25-5) atas Malaysia dalam laga keduanya. ”Grafik Malaysia agak menurun. Sebab, sebelumnya, mereka bisa memberi perlawanan sengit kepada Filipina di laga perdananya. Tapi, yang jelas, Indonesia juga meningkat. Kami terus menekan Malaysia sehingga mereka terpaksa bermain bola tinggi yang mudah dijinakkan. Lalu, ketika kami melakukan serangan balik, pengembalian bola pertama mereka juga buruk. Anak-anak amat menikmati laga ini,” jelas pelatih putri Indonesia Risco Herlambang.
Hasil itu adalah kemenangan perdana para ”Srikandi” Indonesia seusai kalah, 1-3, dari Vietnam pada Jumat. ”Jujur, pas lawan Vietnam kemarin, dapat satu set saja sudah bagus. Sebab, persiapan tim ini sangat singkat, cuma satu bulan termasuk di bulan puasa. Belum lagi, kemarin, Megawati (Hangestri Pertiwi/outside hitter), Arsela (Nuari Purnama/outside hitter), dan Yolla (Yuliana/opposite) kena diare karena salah makan. Bahkan, sebelum bertemu Malaysia, Ratri (Wulandari/outside hitter) keracunan makanan. Ratri sempat dirawat dan sampai sekarang masih demam dan pusing,” ungkap Risco.
Dengan kemenangan itu, putri Indonesia berada di peringkat ketiga dengan tiga poin dari dua laga. Peluang mereka lolos final cukup berat karena mesti menang atas tim terkuat Asia Tenggara, Thailand, Senin (16/5/2022). Kalau Indonesia menang atas Filipina, Selasa (17/5/2022), harapan itu besar kemungkinan terwujud. Untuk itu, paling mungkin Indonesia duduk di urutan ketiga klasemen akhir dan lolos ke perebutan perunggu.
”Menghadapi Thailand, kami bakal tetap berjuang optimal karena tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya masih bisa terjadi walau memang sulit mengalahkan Thailand yang timnya telah matang dan dibentuk sejak lama dengan banyak pengalaman internasional. Selain itu, tentu kami berharap Filipina bisa menang atas Vietnam agar Indonesia bisa ke final. Sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin,” pungkas Risco.