Sudah saatnya melepas gengsi di ASEAN untuk naik kelas ke level dunia. Kontingen Indonesia datang ke SEA Games Vietnam 2021 dengan paradigma prestasi baru yang belum dieksekusi secara optimal.
Oleh
KELVIN HIANUSA, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo melepas kontingen Indonesia yang akan berlaga di SEA Games XXXI/2021 Vietnam, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/5/2022). Kontingen yang hadir dalam pelepasan pun tak semua, sebagian tim sudah berangkat mulai 3 Mei lalu secara bertahap sampai 16 Mei.
HANOI, KOMPAS — Sehari lagi, SEA Games ke-31 akan resmi dibuka di Kota Hanoi, Vietnam, Kamis (12/5/2022). Para atlet dari pelbagai kontingen terus berdatangan. Pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara yang sempat ditunda hampir setengah tahun akibat pandemi Covid-19 itu akhirnya bisa diselenggarakan.
Wartawan Kompas, Kelvin Hianusa dan I Gusti Agung Bagus Angga Putra, dari Hanoi melaporkan, teriakan ”Indonesia… Indonesia…” meriuhkan suasana pertandingan semifinal pencak silat nomor seni individu dan beregu di Bac Tu Liem Gymnasium, Selasa (10/5/2022). Belasan pesilat Indonesia begitu semangat memberikan dukungan kepada rekannya yang sedang bertanding.
Pesilat ”Merah Putih” menjadi kontingen yang bertarung lebih dahulu sebelum SEA Games akan resmi dibuka pada Kamis. Meskipun dikepung oleh para pesilat dan penonton tuan rumah, mereka tampak tidak gentar di kandang lawan.
Pada momen menjelang SEA Games, biasanya sikap optimistis dan percaya diri selangit ditunjukkan pemangku kebijakan olahraga. Mereka sering menetapkan target peringkat yang tidak sesuai dengan realitas persiapan atlet dalam masa latihan.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Striker timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri (kanan), lolos dari penjagaan melewati gelandang Timor, Leste Joao Bosco Halle (kiri), dalam laga babak penyisihan cabang sepak bola SEA Games Vietnam 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Selasa (10/5/2022). Indonesia menang atas Timor Leste dengan skor 4-1. Empat gol Indonesia masing-masing dicetak oleh Witan Sulaeman (2 gol), Egy Maulana Fikri, dan Fachruddin Wahyudi Aryanto. Sementara gol Timor Leste dicetak oleh strikernya, Mouzinho Barreto De Lima.
Namun, pengumbaran target itu tidak lagi terdengar kali ini. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dalam pelepasan kontingen menegaskan, tidak ada target medali atau peringkat akhir spesifik untuk kontingen ”Merah Putih”. Sesuai paradigma Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), ajang se-ASEAN ini hanya akan jadi sasaran antara atau batu loncatan. Tujuan utamanya adalah Olimpiade.
Kami ingin menciptakan fondasi baru sistem pembinaan dan prestasi olahraga.
Langkah besar dimulai di Vietnam. Jumlah kontingen yang dikirim berkurang drastis. Hanya 499 atlet dari 31 cabang, berkurang dibandingkan ketika Filipina 2018 (841 atlet dari 52 cabang). Kata Amali, pemilihan dibuat lebih efisien. ”Kami ingin menciptakan fondasi baru sistem pembinaan dan prestasi olahraga,” terangnya.
Paradigma baru ini sudah tepat. Terbukti, prestasi Indonesia di SEA Games tidak pernah sejalan lurus dengan Olimpiade. Indonesia pernah merasakan juara umum dan terlempar hingga peringkat ke-5. Namun, prestasi ”Merah Putih” stagnan di Olimpiade sejak 1988 hingga tahun 2020.
Seperti disampaikan perenang Olimpian, Richard Sam Bera, dalam tulisan opini di Kompas pada Agustus 2021, tidak perlu lagi fokus pada semua cabang olahraga jika ingin meningkatkan prestasi Olimpiade. Pemilihan fokus harus lebih efisien sesuai dengan target prestasi di ajang terbesar dunia itu.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Aksi pasangan pesilat putri Indonesia, Riska Hermawan dan Ririn Rinasih, dalam arena pertandingan pada nomor seni cabang pencak silat di SEA Games Vietnam 2021, Hanoi, Vietnam, Selasa (10/5/2022). Riska Hermawan dan Ririn Rinasih melaju ke babak semifinal setelah aksinya mengalahkan pasangan pesilat putri asal Filipina, Jeremae Beato dan Mitz Jude Jalandoni. Pasangan pesilat putri Indonesia ini unggul dengan skor 9.930 atas Filipina yang memperoleh skor 9.900.
Tanpa target medali di SEA Games bukan berarti atlet bisa bersantai. Tugas mereka justru lebih berat. Para atlet dituntut mencapai standar performa seharusnya. Standar itu harus memperlihatkan potensi untuk berprestasi di level lebih tinggi, yakni Asian Games atau Olimpiade.
Karena ajang ini dijadikan sasaran antara, meraih emas tidak lagi cukup. Bisa saja emas didapatkan bukan karena peningkatan performa diri sendiri, melainkan penurunan lawan. Artinya, mereka perlu terus dipacu untuk naik kelas dan tidak cepat puas. ”Apa selanjutnya?” Pertanyaan ini harus selalu muncul setiap atlet kita tampil nanti.
Cabang angkat besi yang selalu menjadi tumpuan di Olimpiade turut menjalani paradima baru itu. ”Kami tidak punya target di SEA Games. Targetnya meloloskan para lifter ke Olimpiade. Tetapi, tentunya mereka diharapkan berkembang di Vietnam,” kata pelatih kepala tim angkat besi, Dirdja Wihardja.
Belenggu gengsi
Sayangnya, eksekusi paradigma baru ini jauh dari sempurna. Mungkin karena baru diuji pertama kali sehingga ada hal yang masih bertentangan dengan tujuan awal. Salah satunya, Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora yang diberikan kewenangan memilih atlet untuk berangkat mengikuti SEA Games.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Hiasan yang terpasang di salah satu sudut ruangan Vietnam National Convention Center di Kota Hanoi, Vietnam, yang menjadi Main Press Center SEA Games 2021, Senin (9/4/2022). Vietnam kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga Asia Tenggara kedua kalinya setelah yang pertama pada tahun 2003.
Pemilihan atlet masih terbelenggu prestasi instan. Tim berisi praktisi dan akademisi olahraga itu menjadikan potensi medali atlet sebagai pertimbangan utama pemilihan. Alhasil, banyak atlet potensial di cabang Olimpiade dan prioritas DBON yang tersisih.
Di senam artistik putri, 4 dari 6 atlet pelatnas gagal berangkat karena dibatasi kuota Tim Review. Mereka, antara lain, Salsabila Hadi (16), tidak dijanjikan menyumbang medali oleh pengurus cabang. Mirisnya, mereka adalah calon pengganti ”ratu senam” Rifda Irfanaluthfi (22) yang akan menjalani SEA Games terakhir di Vietnam.
Nasib tim renang tidak berbeda jauh. Mereka tidak bisa tampil di 40 nomor lomba karena hanya dijatahi kuota 17 atlet, dari total 22 atlet pelatnas. Salah satu yang tersisih adalah perenang tersukses di PON Papua 2021, Adinda Larasati Dewi (22).
Pelatih kepala tim renang Albert Sutanto berkata, banyak perenang muda tersisih. Padahal, mereka butuh pengalaman di SEA Games untuk bekal berprestasi di Olimpiade. ”Multievent itu beda dengan single event. Karena itu, mereka butuh jam terbang. Tidak bisa tampil di SEA Games sama saja hilang dua tahun,” jelasnya.
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Sebagian atlet Indonesia yang akan tampil pada 32 cabang di SEA Games 2021 pada Pengukuhan Tim Indonesia SEA Games Vietnam, Minggu (8/5/2022), di Jakarta. Indonesia mengirim 499 atlet.
Di sisi lain, beberapa cabang non-prioritas justru mendapat kuota atlet lebih banyak. Misalnya olahraga asal negara tuan rumah, Vovinam, yang diberi jatah 10 atlet dan e-sport sebanyak 38 atlet.
Patokan prestasi itu akan menciptakan lingkaran setan. Sebab, seperti sedia kala, pengurus cabang juga akan berusaha mengirimkan atlet dengan potensi medali. Mereka tidak ingin kuota atlet dikurangi selanjutnya karena gagal berprestasi. Tujuan jangka panjang pun terlupakan.
”Pesta olahraga seperti SEA Games ini kita mau tempatkan di mana? Apakah sebagai tempat pembinaan menyeluruh atau yang berpeluang saja? Sejak 2005 atletik ada kecenderungan hanya mengirim atlet yang berpelung meraih medali,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung.
Jangan mengharapkan tumbuh buah apel jika yang ditanam bibit jeruk. Seperti itu pula paradigma baru untuk mencapai target jangka panjang yang tidak akan terwujud jika seleksi awal sudah mengacu pada prestasi jangka pendek.
Paradigma baru bisa terwujud jika gengsi prestasi di ASEAN dilepas seutuhnya. Semestinya yang dilihat adalah potensi atlet untuk Olimpiade tedekat, Paris 2024 dan Los Angeles 2028, bukan potensi emas di SEA Games. Sebab, tujuan kita adalah Olimpiade.