Usai kemeriahan Proliga 2022, kabar kurang sedap diterima pebola voli putri Indonesia. Timnas putri kemungkinan tidak diberangkatkan ke SEA Games 2021 Vietnam karena peluang mereka meraih emas kecil.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasca-euforia grand final PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Minggu (27/3/2022), kabar kurang sedap harus diterima pebola voli putri Tanah Air. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga kemungkinan tidak merestui timnas voli putri berlaga di SEA Games Vietnam 2021, Mei mendatang. Kebijakan itu didasari peluang timnas putri meraih emas SEA Games ke-31 tipis.
”Dalam diskusi tim review Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) beberapa hari lalu, timnas putri kemungkinan besar tidak diberangkatkan ke SEA Games karena peluang emasnya kecil. Dalam DBON (Desain Besar Olahraga Nasional), pemerintah menuntut cabang olahraga berprestasi di Olimpiade. Untuk mencapai itu, semuanya harus meraih emas dari kejuaraan multicabang level terendah, yakni SEA Games,” kata Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Yunyun Yudiana saat dihubungi, Senin (28/3/2022).
Yunyun mengatakan, dalam diskusi tim review Kemenpora yang melibatkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tersebut, timnas putri masih berada di posisi bawah untuk berangkat ke SEA Games. Hal itu merujuk prestasi terakhir timnas putri di SEA Games 2019 Filipina. Saat itu, mereka harus puas dengan perunggu, di bawah Thailand yang merebut emas dan Vietnam yang mendapatkan perak.
Di atas kertas, timnas putri sulit untuk melompati prestasi dari perunggu ke emas. Belum lagi materi pemain Thailand masih di atas rata-rata tim lain Asia Tenggara. Pemain-pemain Thailand pun terus aktif mengikuti ajang internasional. Selain itu, ada Vietnam yang diuntungkan dengan bermain di rumah sendiri. ”Olahraga prestasi ini kompleks. Butuh penanganan khusus dalam jangka waktu panjang untuk mengejar prestasi, setidaknya 15 tahun,” ujarnya.
Opsi pengiriman secara mandiri juga kemungkinan tidak diperkenankan. Sebab, campur tangan pemerintah pasti tidak terelakkan, terutama untuk biaya persiapan dan bonus raihan medali. ”Walau timnas putri diberangkatkan mandiri, pemerintah tetap bertanggungjawab untuk persiapan dan bonusnya. Apalagi ini menyangkut nama baik Indonesia. Jadi, kecenderungan timnas putri diberangkatkan berat,” kata Yunyun.
Harap keputusan berubah
Semuanya bisa berubah dalam diskusi lanjutan beberapa hari ke depan sebelum tenggat waktu akhir pendaftaran nama atlet SEA Games pada 31 Maret. Pihaknya berharap Kemenpora bisa mengubah keputusan sehingga bersedia mengirim timnas putri.
Kendati demikian, lanjut Yunyun, keputusan itu belum final. Semuanya bisa berubah dalam diskusi lanjutan beberapa hari ke depan sebelum tenggat akhir pendaftaran nama atlet SEA Games pada 31 Maret. Pihaknya berharap Kemenpora bisa mengubah keputusan sehingga bersedia mengirim timnas putri.
Salah satu alasan kuatnya, kalau timnas putri tidak ikut, otomatis peserta voli putri hanya Thailand, Vietnam, dan Filipina. Dengan begitu, nomor pertandingan itu tidak bisa dipertandingkan. Hal ini akan berdampak negatif untuk pembinaan voli putri Asia Tenggara. Padahal, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk ikut menyukseskan pembinaan itu karena Presiden Konfederasi Voli Asia (AVC) berasal dari Indonesia, yakni Rita Subowo.
”Semoga timnas putri dapat pengecualian. Karena tanpa Indonesia, peserta tinggal tiga negara sehingga nomor pertandingan ini tidak bisa dilaksanakan. Itu bisa berimbas buruk untuk perkembangan voli putri Asia Tenggara,” ungkap Yunyun.
Kapten sekaligus outside hitter Jakarta Mandiri Popsivo Polwan, Amalia Fajrina Nabila, menuturkan, kalau keputusan tidak berubah, itu sangat disayangkan. Sebab, dari Proliga 2022, banyak pemain muda menjanjikan yang siap untuk menjalankan roda regenerasi.
Mereka butuh jam terbang internasional agar terus berkembang. ”Berkaca dari saya, dulu kami menjalani pembinaan berkelanjutan dari tingkat yunior sampai senior, dari tingkat Asia Tenggara sampai Asia. Kalau tidak begitu, pemain sulit berkembang,” tutur kapten timnas putri di SEA Games 2019 tersebut.
Hal senada disampaikan Pelatih Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia Ayub Hidayat. Menurut dia, timnas putri layak dikirim ke SEA Games. Sebab, performa para pemain sedang menanjak selepas Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 dan Proliga 2022. ”Belum lagi, mulai muncul pemain-pemain baru yang perlu dicoba dan mungkin bisa memberikan perubahan untuk timnas,” ujarnya.
Dari cabang voli, yang sudah pasti dikirim ke SEA Games adalah timnas putra dan timnas voli pantai putra-putri. Timnas putra voli ruangan dan timnas putra voli pantai berstatus juara bertahan nomor masing-masing, sedangkan timnas putri voli pantai merebut perak SEA Games 2019. Kekuatan ketiga tim dinilai stabil dan berpotensi besar mendapatkan emas SEA Games 2021.
Untuk timnas putra voli ruangan, PP PBVSI telah mengantongi 20 nama pemain yang dipantau dari Proliga 2022. Komposisi mereka seimbang antara pemain muda dan pengalaman. Mereka bakal dikerucutkan menjadi 14 orang selepas tes kesehatan mulai Senin ini dan pemusatan latihan (pelatnas) mulai 1 April mendatang.
Nantinya, timnas putra ditangani oleh pelatih asal China, Jiang Jie, yang sukses membawa tim debutan Bogor LavAni merengkuh trofi juara Proliga 2022. Jiang Jie menggantikan seniornya asal China Li Qiujiang yang mengantarkan timnas meraih emas SEA Games 2019.
”Sejatinya, ada empat kandidat pelatih timnas putra, yakni dua dari China, satu dari Jepang, dan satu dari Iran. Namun, Jiang Jie paling ideal karena punya pengalaman internasional, terbukti berprestasi di Indonesia, dan sudah mengenal pemain Indonesia. Dengan persiapan cuma satu bulan sebelum SEA Games, kami butuh pelatih yang benar-benar siap,” terang Yunyun.
Jiang Jie menyampaikan, dirinya telah menerima tawaran itu dan langsung bersedia. Dia cukup optimistis dengan potensi pemain Indonesia dan yakin bisa merebut emas SEA Games. ”Kami akan fokus dulu mendapatkan emas SEA Games baru kemudian menyiapkan tim untuk kejuaraan lain yang lebih besar (seperti Asian Games 2022 di Hangzhou, China, September mendatang),” katanya.
Segera diputuskan
Menpora Zainudin Amali mengutarakan, jumlah kontingen yang dikirim ke SEA Games baru diputuskan dalam pekan ini. Maka dari itu, semua cabang olahraga ataupun nomor pertandingan masih berpeluang berpartisipasi di SEA Games, termasuk timnas putri voli ruangan.
Namun, memang, pertimbangan utama yang dikirim merupakan atlet-atlet yang berpeluang besar meraih emas. ”Dengan adanya DBON, Olimpiade menjadi sasaran utama Indonesia, sedangkan SEA Games dan Asian Games sebagai sasaran antara. Dalam pembinaan, kami selektif untuk atlet ataupun cabang olahraga yang bisa berprestasi berkelanjutan dari SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Artinya, kalau atlet atau cabang bersangkutan bisa merebut emas SEA Games, mereka ada potensi bersaing di Asian Games dan mendapatkan tiket ke Olimpiade,” ungkap Zainudin.
Terkait pengiriman mandiri, tambah Zainudin, itu pun belum diputuskan. ”Kami masih melakukan review dengan akademisi dan praktisi dari KONI dan KOI. Prinsipnya, kami berusaha seobyektif mungkin dalam mengirim kontingen ke SEA Games. Mesti ada alasan kuat kenapa atlet atau suatu cabang ikut SEA Games melalui biaya negara ataupun mandiri,” ujarnya.