Awal Positif Tim Bola Voli Putra untuk Pertahankan Emas
Tim putra Indonesia menuai hasil positif dengan menang 3-0 atas Myanmar di laga awal bola voli SEA Games 2021. Itu menjadi modal berharga untuk tim Merah-Putih mempertahankan emas yang diraih pada SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
QUANG NINH, JUMAT — Tim nasional bola voli putra mengawali kiprah dengan langkah positif di SEA Games Vietnam 2021. Dalam laga pembuka Grup A di Dai Yen Sports Arena, Quang Ninh, Jumat (13/5/2022), para penggawa Merah-Putih mampu melibas Myanmar 3-0 (25-22, 25-17, 25-19). Kemenangan itu menjadi modal berharga tim Garuda yang memiliki misi mempertahankan emas yang diraih pada SEA Games Filipina 2019.
”Dari serangan, tadi para spiker sudah memuaskan. Tinggal nanti, tim lebih banyak mematangkan servis, passing, blok, ataupun pertahanan. Itu menjadi evaluasi utama untuk menjalani laga berikutnya, terutama menghadapi Vietnam (Minggu, 15 Mei),” ujar asisten pelatih timnas Sigit Ari Widodo saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Pada laga itu, pelatih timnas Indonesia asal China, Jiang Jie, mengandalkan opposite Rivan Nurmulki, outside hitter Doni Haryono dan Farhan Halim, setter Nizar Zulfikar, middle blocker Hernanda Zulfi, dan libero debutan Irpan. Komposisi itu bermain cukup lambat di awal laga. Mereka terbawa tempo permainan Myanmar yang bermain berhati-hati.
Beruntung, Rivan sedang bersemangat. Pemain asal Jambi yang bermain untuk klub Divisi 1 Liga Jepang, VC Nagano itu menjadi motor serangan lewat smes-smes keras dari posisi dua. Lambat laun, permainannya menularkan kepada rekan-rekannya, khususnya Doni yang banyak beroperasi di posisi keempat dan Farhan yang biasa muncul dari belakang. Mereka pun bisa membawa Indonesia unggul 25-22 di set pertama.
Memasuki set kedua dan ketiga, wilayah permainan kedua tim tidak berubah karena mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Pada set kedua, Indonesia bermain lebih variatif dan cepat. Serangan lahir dari smes-smes keras para spiker di dua sisi net, atau smes keras dari wilayah belakang, atau dari bola cepat di wilayah tengah net. Blok yang dikomandoi Hernanda juga semakin rapat. Tak pelak, mereka membawa Indonesia unggul lebih pasti 25-17.
Pada set ketiga, Indonesia tetap mendominasi permainan. Hanya saja, ketika unggul 16-10, Jiang Jie mulai melakukan rotasi pemain. Setelah bergantian memberikan kesempatan middle blocker Muhammad Malizi dan Yudha M Putra menggantikan Hernanda, Fahreza Rakha Abhinaya menggantikan Irpan, serta sempat memberikan debut timnas ataupun SEA Games untuk middle blocker Mauluddani Daffa Naufal, pelatih yang membawa Bogor LavAni juara Proliga 2022 itu mengistirahatkan Nizar dan Rivan.
Peran kedua pemain itu digantikan setter Dio Zulfikri dan opposite Dimas Saputra. Praktis cuma opposite Rendy F Tamamilang dan outside hitter Sigit Ardian yang belum mendapatkan kesempatan bermain sepanjang laga tersebut.
Ternyata, rotasi besar-besaran itu sedikit mengubah ritme permainan. Dio dan Dimas seperti masih beraba-raba kondisi lapangan yang membuat Myanmar sempat mendekat. Namun, tak butuh waktu lama, keduanya bisa beradaptasi dengan baik dan membantu tim unggul 25-19.
Adalah Rivan bisa dibilang sebagai bintang laga tersebut. Dengan tinggi menjulang 198 sentimeter (cm), pevoli berusia 26 tahun itu nyaris selalu melakukan smes melebihi jangkauan blok lawan (overblock). Secara postur, Indonesia memang jauh lebih unggul atas Myanmar.
Indonesia punya lima pemain bertinggi lebih dari 190 cm yang turun dalam laga tersebut. Selain Rivan, ada Daffa bertinggi 192 cm, Yudha (192 cm), Farhan (193 cm), dan Hernanda (197 cm). Adapun Myanmar hanya memiliki satu pemain bertinggi lebih dari 190 cm, yakni opposite Ya Htike Wai (192 cm). Selebihnya, pemain tertinggi mereka adalahoutside hitter Aung Thu (190 cm) dan middle blocker Zaw Lwin Tun (190 cm). Tak heran, Indonesia lebih menguasai permainan dalam blok ataupun smes.
Kepala Seksi Voli Ruangan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Loudry Maspaitella sewaktu dihubungi mengatakan, secara keseluruhan, permainan tim putra sangat bagus. Pengembalian bola pertama, pertahanan, dan blok mereka sangat sulit ditembus. Sebaik apa pun pukulan lawan, mereka bisa mengantisipasinya atau tidak mudah dimatikan.
Sebaliknya, serangan mereka sangat mematikan. Jika pun ada kesalahan, para pemain bisa menebusnya dengan cara berbeda. Pemain yang salah dalam bertahan masih bisa membuat poin dengan baik. Sementara itu, pemain yang salah dalam menyerang bisa bertahan dengan optimal. Para pemain pengganti juga tidak jauh berbeda kualitasnya dengan pemain inti.
Saya malah berharap jangan sampai itu menjadi puncak permainan Indonesia. Para pemain jangan terbuai karena perjalanan masih panjang. Mudah-mudahan, mereka bisa tampil lebih baik di laga selanjutnya.
”Pada set pertama, Indonesia dan Myanmar sama-sama saling menjajaki pola permainan lawan. Jadinya, kedua tim cenderung berhati-hati. Memasuki set kedua dan ketiga, Indonesia mulai menunjukkan pola permainan sesungguhnya. Justru, performa Indonesia sangat bagus. Saya malah berharap jangan sampai itu menjadi puncak permainan Indonesia. Para pemain jangan terbuai karena perjalanan masih panjang. Mudah-mudahan, mereka bisa tampil lebih baik di laga selanjutnya,” kata Loudry.
Tim putra akan menjalani laga krusial melawan Vietnam, Minggu nanti. Tentu, laga itu tidak mudah karena Vietnam bakal didukung penuh para pendukungnya. Selain itu, dua tahun terakhir selama banyak ajang ditunda hingga dibatalkan akibat pandemi Covid-19, kekuatan Vietnam tidak bisa diprediksi. Indonesia baru bisa memastikan level kekuatan Vietnam saat ini tatkala tim ”Negeri Paman Ho” bertemu Malaysia, Sabtu (14/5/2022).
Jadi, kemenangan 3-0 Indonesia atas Vietnam pada penyisihan grup SEA Games 2019 tidak bisa menjadi tolok ukur. ”Dua tahun ajang voli internasional vakum itu mengaburkan peta kekuatan tim Asia Tenggara. Kesempatan kami untuk mengetahui bagaimana perkembangan Vietnam ada saat mereka menghadapi Malaysia. Di situ, kami akan memantau mereka untuk mempersiapkan laga Minggu nanti,” kata Loudry.
Tim putri tumbang
Dari laga putri, Indonesia tumbang 1-3 (17-25-18-25, 25-18, 20-25) dari Vietnam. Loudry menuturkan, karena pandemi dua tahun terakhir, mereka tidak bisa memprediksi kekuatan tim putri Vietnam sekarang. Bahkan, penampilan putri Vietnam tergolong mengejutkan.
Pada SEA Games 2019, kekuatan ”Srikandi” Indonesia dan Vietnam masih relatif seimbang. Terbukti, dalam penyisihan grup tiga SEA Games tiga tahun lalu, Indonesia cuma kalah tipis 2-3 dari Vietnam dengan pertandingan begitu alot.
Kini, dengan materi yang nyaris sama, performa Vietnam jauh berbeda. Keterampilan individu, fisik, dan kerja sama tim mereka meningkat pesat. Kalaupun Indonesia bisa merebut set ketiga dalam laga tersebut, itu dinilai lebih karena pemain Vietnam sedikit tegang mungkin akibat disaksikan banyak pendukungnya. ”Di samping itu, tim putri kita memang persiapannya sangat singkat, yakni hanya satu bulan dan di tengah bulan puasa. Jadi, kekuatan tim ini belum pada tahap optimal,” kata Loudry.
Dengan kekalahan itu, lanjut Loudry, secara realistis harapan terbesar putri Indonesia tinggal meraih perunggu walau asa membawa pulang perak belum benar-benar tertutup. ”Peluang untuk merebut perak pas melawan Vietnam. Kalau mau perak, tadi Indonesia harus menang agar bisa bersaing masuk dua besar kelasemen dan lolos ke final. Sayangnya, tadi kalah sehingga paling mungkin Indonesia berada di urutan tiga atau empat dan lolos ke laga perebutan perunggu,” ungkapnya.
Kalau memang tetap ingin memperjuangkan perak, Loudry menyampaikan, putri Indonesia mesti menang atas Malaysia pada Minggu (15/5/2022) dan menang atas Filipina pada Selasa (17/5/2022). Sebaliknya, Filipina yang menang 3-0 atas Malaysia pada Jumat harus menang atas Vietnam pada Kamis (19/5/2022). Di sisi lain, Thailand tidak boleh main mata.
”Yang jelas, untuk menang atas Thailand itu nyaris mustahil karena level mereka sudah jauh di atas negara-negara ASEAN. Biarpun kerangka tim mereka saat ini mayoritas pemain yunior, tapi pemain-pemain itu sudah matang,” kata Loudry.