Belajar dari Tekanan Ajang Beregu
Tim bulu tangkis putra Indonesia lolos dari tekanan Korea Selatan dengan kemenangan 3-2. Nasib Indonesia, Korea Selatan, dan India akan ditentukan melalui pertandingan terakhir penyisihan grup, Jumat ini.
JAKARTA, KOMPAS — Tim bulu tangkis putra Indonesia lolos dari tekanan berat ketika berhadapan dengan Korea Selatan pada penyisihan grup Kejuaraan Asia. Pelajaran dari momen itu akan diuji kembali dalam laga penentu untuk lolos ke semifinal.
Dari dua laga, Indonesia memimpin klasemen sementara Grup A beregu putra dengan dua poin kemenangan. Berada di bawah Indonesia adalah Korea Selatan dan India, masing-masing, dengan satu kemenangan, lalu Hongkong yang selalu kalah dalam dua pertandingan.
Kemenangan kedua didapat setelah mengalahkan Korea Selatan, 3-2, pada pertandingan di Setia City Convention Centre, Selangor, Malaysia, Kamis (17/2/2022). Dua hari sebelumnya, Chico Aura Dwi Wardoyo dan kawan-kawan mengalahkan Hongkong, 4-1, yang akhirnya kalah lagi, kali ini dengan skor 2-3 dari India.
Baca juga: Indonesia Menangi Laga Ketat Lawan Korea Selatan
Meski memuncaki klasemen, posisi Indonesia untuk bertahan di peringkat dua besar, sebagai syarat lolos ke semifinal, belum aman. Nasib ”Merah Putih” beserta Korea Selatan dan India akan ditentukan melalui pertandingan terakhir grup ini, Jumat. Pada waktu bersamaan, mulai pukul 09.00 WIB, Indonesia akan berhadapan dengan India, sementara Korea Selatan melawan Hongkong.
Bagi Korea Selatan dan India, lolos ke semifinal berarti mengantarkan mereka ke putaran final Piala Thomas dan Uber di Bangkok, Thailand, 8-15 Mei. Ini karena Kejuaraan Asia Beregu Putra dan Putri, yang digelar dua tahunan sejak 2016, merupakan babak kualifikasi Piala Thomas dan Uber Zona Asia. Sementara Indonesia sudah dipastikan tampil kembali karena berstatus juara bertahan Piala Thomas.
Dengan peluang besar yang dimiliki Korea Selatan untuk mengalahkan Hongkong, kemenangan itu bisa mengamankan posisi Indonesia lolos dari fase grup. Tantangan dan tekanan yang akan dihadapi skuad Pelatnas Cipayung pun berlipat.
Baca juga: Korea Selatan Lebih Berbahaya
Tanggung jawab untuk menang, jika tak ingin menggantungkan nasib pada hasil pertandingan tim lain, harus dijalani dengan adanya tantangan dari tiga tunggal putra India yang memiliki peringkat dunia lebih baik dibandingkan dengan Chico dan kawan-kawan.
Tim tunggal putra India terdiri dari pemain peringkat ke-13 dunia, Lakhsya Sen, Kiran George (75), dan Mithun Manjunath (81). Mereka akan berhadapan dengan Chico (55), Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (90), dan Christian Adinata (203).
Tak ada jalan lain bagi skuad Indonesia selain berpegang pada prinsip bahwa kemenangan bukan ditentukan melalui peringkat dunia, melainkan tergantung dari taktik, fokus, dan ketenangan di lapangan. Chico, misalnya, bisa mengalahkan pemain berperingkat ke-17 dunia, Lee Cheuk Yiu, saat Indonesia mengalahkan Hongkong.
Chico juga bisa menjalankan tugas dengan baik sebagai tunggal pertama saat melawan Korea Selatan meski harus melalui laga ketat melawan Jeon Hyeok-jin. Chico menang, 21-18, 15-21, 21-19. Sayangnya, Ikhsan Rumbay harus mengalami kekalahan dari Kim Joo-wan, 18-21, 14-21.
Baca juga: Jadi Semifinalis, Tim Putri Indonesia Lolos ke Piala Uber
Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Christian Adinata, juga, selalu menang dalam dua penampilan mereka. Saat melawan Korea Selatan, Leo/Daniel bermain dalam posisi Indonesia tertinggal 1-2. Namun, di lapangan, mereka bisa melupakan situasi tersebut dan fokus pada pertandingan. Dengan cara itu, Leo/Daniel pun menyamakan kedudukan setelah mengalahkan Noh Jin-seong/Yoon Dae-il, 21-13, 21-13.
Kami main normal saja. Bisa mengeluarkan permainan terbaik dan tidak memikirkan kalau Indonesia tertinggal 1-2.
”Kami main normal saja. Bisa mengeluarkan permainan terbaik dan tidak memikirkan kalau Indonesia tertinggal 1-2,” ujar Daniel.
Christian, yang tampil pada partai kelima, menanggung tekanan tak kalah besar hingga dia pun merasa tegang saat memasuki lapangan. Ketegangan tersebut berpengaruh pada penampilan di awal hingga pertengahan gim pertama. Dia banyak membuat kesalahan hingga tertinggal 3-12.
Setelah bisa beradaptasi dengan situasi, cara bermain lawan, dan mengatasi tekanan, pemain berusia 21 tahun itu akhirnya membawa Indonesia pada kemenangan 3-2. Christian mengalahkan Jeong Min-sun, 21-19, 11-21, 21-17.
Baca juga: Peluang Pembuktian Skuad Muda Indonesia
Berkebalikan dengan rekan-rekannya, ganda putra nomor empat Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, masih kesulitan mengatasi tekanan bermain dalam ajang beregu. Kekalahan dari pasangan yang tak memiliki peringkat dunia, Jin Yong/Na Sung-seung, 10-21, 19-21, bahkan, lebih buruk dibandingkan dengan kekalahan tiga gim saat melawan Hongkong.
Yeremia mengakui, tekanan mental bermain pada ajang beregu lebih berat dibandingkan dengan kejuaraan perseorangan. ”Kami kecewa tidak bisa menyumbang poin untuk Indonesia. Saya mendapat banyak pelajaran dari penampilan pertama saya di Kejuaraan Asia ini,” katanya.
Pelatih ganda putra Aryono Miranat menilai, bermain pada kejuaraan beregu membuat Pramudya/Yeremia tak bisa menampilkan kemampuan terbaik. ”Mereka tidak bisa mengembangkan permainan dan sering terlihat ragu-ragu,” kata Aryono.
Meski demikian, peluang mereka untuk diturunkan saat melawan India tetap terbuka. Jika tidak, Indonesia memiliki pilihan untuk menurunkan Leo/Daniel dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Baca juga: Persaingan Pemain Pelapis Asia
Putri juara grup
Tim putri, yang juga telah dipastikan lolos ke putaran final Piala Uber, akan tampil pada semifinal Kejuaraan Asia dengan status juara Grup Z. Setelah menang atas Hongkong (4-1), Kazakhstan (5-0), kali ini Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan melewati tantangan terberat, mengalahkan Korea Selatan, 3-2. Dengan hasil tersebut, Korea Selatan pun menempati peringkat kedua grup.
Kemenangan disumbangkan Gregoria Mariska Tunjung pada partai pertama sebelum Korea Selatan berbalik unggul dengan memenangi dua partai berikutnya. Lanny Tria Mayasari, yang kali ini diduetkan dengan Nita Violina Marwah, menyamakan skor setelah mengalahkan Kim Min-ji/Lee Seo-jin, 21-16, 22-20. Pada partai terakhir, Stephanie Widjaja, yang akan berusia 19 tahun pada 19 Februari, menang atas Kim Joo-eun, 21-11, 21-13.
”Puji Tuhan, saya bisa main baik dan menyumbangkan poin. Tadi di gim pertama, permainan saya memang sudah seperti direncanakan, sementara lawan banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata Gregoria kepada tim Humas PBSI.
Baca juga: Motivasi sebagai Pembuka Jalan
Stephanie yang turun pada partai kelima menjadi penentu kemenangan Indonesia. ”Saya tegang juga, sih, tetapi berusaha tenang biar mainnya lebih bagus. Kunci kemenangannya, saya yakin kalau saya lebih bagus. Saya senang karena bisa menang dan menjadi penentu,” kata Stephanie.
Pertemuan para semifinalis akan ditentukan melalui undian setelah semua babak penyisihan grup selesai pada Jumat. Juara grup akan dipertemukan dengan peringkat kedua dan dimungkinkan bertemu tim peringkat kedua dari grup yang sama.
Dengan peraturan tersebut, Indonesia bisa berjumpa lagi dengan Korea Selatan atau peringkat kedua Grup Y yang akan diperebutkan Jepang dan India, Jumat. Peringkat teratas grup tersebut telah dipastikan menjadi milik Malaysia.
Indonesia vs Korea Selatan (3-2)
Gregoria Mariska Tunjung vs Sim Yu-jin, 21-6, 21-18.
Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi vs Baek Ha-na/Seong Seung-yeon 20-22, 19-21.
Putri Kusuma Wardani vs Lee Se-yeon, 16-21, 19-21.
Nita Violina Marwah/Lanny Tria Mayasari vs Kim Min-ji/Lee Seo-jin, 21-16, 22-20.
Stephanie Widjaja vs Kim Joo-eun, 21-11, 21-13.