Manchester City tampil dengan persiapan yang matang dan tren positif menghadapi Leicester City dalam laga ”Boxing Day”. Leicester dengan skuad seadanya akibat badai cedera mencoba melawan dengan sisa-sisa kekuatan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, SABTU — Laga Boxing Day yang mempertemukan Manchester City dan Leicester City di Stadion Etihad, Manchester, Minggu (26/12/2021) pukul 22.00 WIB, menyajikan jurang ketimpangan yang lebar di antara kedua tim. Leicester, yang tampil tanpa sejumlah pemain kunci, menantang City yang tampil perkasa dalam delapan laga terakhir di Liga Inggris.
Leicester melawat ke markas City dalam kondisi sangat tidak ideal. Tim asuhan Brendan Rodgers kehilangan sejumlah pemain kunci karena cedera. Para pemain Leicester baru saja melewati pertandingan melelahkan kontra Liverpool di perempat final Piala Liga Inggris. Leicester pun tersingkir setelah kalah dalam adu penalti.
Mereka juga harus berjibaku melalui jadwal padat menghadapi dua tim raksasa dalam waktu dua hari. ”Badai” Covid-19 telah membuat sejumlah pertandingan Liga Inggris ditunda.
Kekacauan jadwal akibat banyaknya laga yang ditunda menyebabkan ada tim yang bermain lebih sedikit dibandingkan tim lainnya. Di sisi lain, tim yang tidak mendapat penundaan pertandingan mendapatkan jadwal bertanding lebih banyak.
Leicester adalah salah satu tim yang relatif mendapatkan jadwal padat. Apalagi tiga hari lalu mereka baru meladeni Liverpool di Piala Liga Inggris. Dengan jadwal sepadat itu, Manajer Leicester Brendan Rodgers harus pandai-pandai mengatur susunan pemain yang ia turunkan demi menghadapi dua laga dalam jangka waktu berdekatan.
Sebelumnya, Leicester baru meraih hasil negatif atas Liverpool di Piala Liga Inggris. ”Si Rubah” tersingkir secara menyakitkan lewat drama adu penalti. Padahal, mereka sempat unggul dengan selisih dua gol hingga Liverpool mampu menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir dan memaksa pertandingan berlanjut hingga ke babak adu penalti.
Melakoni pertandingan dengan Liverpool membuat fisik dan stamina para pemain Leicester terkuras. Pertandingan yang berlangsung ketat dan dalam tempo tinggi menelan korban dari kubu Leicester.
Sejumlah pemain andalan Rodgers, seperti Harvey Barnes, Jamie Vardy, dan Caglar Soyuncu, diragukan tampil setelah menderita cedera saat menghadapi Liverpool. Kehilangan Vardy sangat merugikan Leicester karena ia tercatat telah mencetak delapan gol dan dua kali trigol melawan City.
Kondisi demikian tidak dialami City yang memiliki waktu istirahat lebih lama dibandingkan Leicester. Pertandingan terakhir City adalah saat mereka membekap Newcastle United pada 19 Desember 2021. Artinya, skuad arahan manajer Pep Guardiola memiliki waktu istirahat hingga sepekan.
Dengan begitu, Guardiola memiliki lebih banyak pilihan pemain. Pelatih asal Spanyol tersebut relatif bisa menurunkan para pemain utamanya sejak menit-menit awal.
Bernardo Silva, Raheem Sterling, dan Riyad Mahrez siap ditampilkan untuk mengacak-acak pertahanan Leicester. Kekuatan City juga makin bertambah karena Jack Grealish dan Phil Foden bisa diturunkan seusai menjalani hukuman indisipliner.
Tren negatif
Leicester saat ini sedang berada dalam tren negatif. Moral pasukan Rodgers belum sepenuhnya pulih seusai kekalahan menyakitkan dari Liverpool di Piala Liga Inggris. Selain itu, Leicester sejauh ini hanya memenangi enam dari 16 pertandingan terakhir mereka di Liga Inggris.
Sebaliknya, para pemain City sedang dalam rasa percaya diri yang tinggi karena mencatatkan delapan kemenangan beruntun. Catatan pertemuan kedua tim juga berpihak kepada City. Dari lima pertemuan terakhir dengan Leicester, City memenangi empat laga dan hanya sekali kalah.
Meski terlihat berat sebelah, Manajer City Pep Guardiola enggan meremehkan Leicester. Ia meminta anak asuhnya tetap waspada dan tidak lengah demi menyegel tiga poin untuk menjauh dari kejaran Liverpool di peringkat kedua Liga Inggris.
Leicester tetaplah Leicester. Bagi saya, mereka adalah tim dengan manajer berpengalaman. Tentu saja, mereka punya pemain luar biasa di semua lini.
”Leicester tetaplah Leicester. Bagi saya, mereka adalah tim dengan manajer berpengalaman. Tentu saja, mereka punya pemain luar biasa di semua lini,” kata Guardiola dalam konferensi pers prapertandingan, dikutip dari laman resmi City, Sabtu (25/12/2021).
Walau tidak diunggulkan, Rodgers enggan membiarkan City mencuri poin secara mudah. Menurut dia, Leicester pernah mengukir kemenangan manis pada musim lalu dengan membantai City dengan skor 5-2 di Etihad.
Rodgers mengaku sangat paham pola permainan yang akan diterapkan Guardiola. Manajer asal Irlandia Utara itu menilai City akan mencoba mendominasi penguasaan bola dan unggul dalam transisi. Meski berat, ia melihat anak asuhnya masih memiliki peluang untuk merepotkan City.
”Mereka memiliki pemain top dan tidak terlalu banyak yang cedera. City adalah tim yang tahan ketika tertekan. Pemain mereka punya kecerdasan dalam membuka ruang. Melawan mereka, kami harus main berani dan memanfaatkan ruang yang ada saat menguasai bola,” ujar Rodgers dikutip dari Manchester Evening News.
Hanya saja, Si Rubah harus berhati-hati dengan skema bola-bola mati. Para pemain Leicester memiliki catatan pertahanan yang buruk, terutama dari situasi bola mati. Menurut catatan Opta, Leicester adalah tim dengan jumlah kebobolan gol dari skema bola mati terbanyak di Liga Inggris musim ini dengan 10 gol. (AFP)