Manajer Spurs Antonio Conte kecewa dengan keputusan tidak adil UEFA yang membuat timnya gugur dari Liga Konferensi Eropa. Sang manajer akan meminta klub mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Nasib baik enggan memihak Tottenham Hotspur. Baru saja bisa bertanding setelah badai kasus Covid-19 selama dua pekan terakhir, Spurs harus menerima kenyataan tersingkir otomatis dari Liga Konferensi Eropa. Mereka dianggap kalah tanpa bertanding, 0-3, dari Rennes dalam duel terakhir babak grup karena tidak bisa menggelar laga.
Laga Spurs melawan tim wakil Perancis tersebut seharusnya dilangsungkan di Stadion Tottenham Hotspur pada dua pekan lalu. Namun, skuad asuhan Manajer Antonio Conte itu tidak bisa tampil akibat gelombang kasus positif Covid-19 dalam klub.
Ketika itu, sebanyak 8 pemain tim utama dan 5 anggota staf harus isolasi setelah dinyatakan positif Covid-19. Lapangan latihan mereka juga ditutup untuk menghentikan penularan. Laga penentu kelolosan Spurs pun terpaksa ditunda.
Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) telah memutuskan dengan pertimbangan badan disipliner, laga tersebut tidak bisa dijadwalkan ulang. Sebagai konsekuensinya, Spurs dinyatakan menyerah dari pertandingan. Mereka pun gagal dari babak grup lolos karena kekalahan tanpa pertandingan tersebut.
Conte geram dengan keputusan tidak adil itu. Dia menyindir keputusan UEFA sebagai sesuatu yang ”luar biasa”. Sang manajer menyatakan, klub akan segera mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Akan ada langkah untuk memastikan keputusan luar biasa ini. Kami sangat percaya diri untuk langkah selanjutnya. Saya ulangi, kami layak memainkan laga kualifikasi di lapangan, bukan persidangan. Saya tidak bisa menerima ini. Kami sangat kecewa dengan UEFA.
”Akan ada langkah untuk memastikan keputusan luar biasa ini. Kami sangat percaya diri untuk langkah selanjutnya. Saya ulangi, kami layak memainkan laga kualifikasi di lapangan, bukan persidangan. Saya tidak bisa menerima ini. Kami sangat kecewa dengan UEFA,” ucap Conte pada Selasa (22/12/2021).
Kata Conte, mereka bukannya tidak ingin bermain, melainkan tidak bisa. Kasus Covid-19 di klub merupakan keadaan darurat yang tidak diinginkan semua pihak. Sang manajer menilai, UEFA salah menghukum orang karena mereka sama sekali tidak berdosa dalam hal ini. ”Itu bukan salah kami,” ujarnya.
Akibat kekalahan itu, Spurs hanya menempati peringkat ketiga klasemen akhir Grup G. Sementara itu, Rennes dan Vitesse lolos ke fase selanjutnya. Padahal, klub berjuluk ”Si Lili Putih” itu bisa lolos sebagai peringkat kedua grup jika menang dalam laga pamungkas.
Sehari sebelumnya, rasa frustrasi juga diungkapkan bek Spurs, Davinson Sanchez. Katanya, Spurs sangat ingin untuk bertahan di kompetisi. Mereka telah mempersiapkan diri untuk laga terakhir. Sanchez dan rekan-rekan juga amat kecewa ketika laga ditunda pada malam jelang hari-H.
”Kami mempersiapkan untuk laga itu. Kami sangat fokus untuk memberikan segalanya lawan Rennes, tetapi laga tidak jadi dimainkan. Kami tidak bisa bermain karena Covid-19. Jadi, kami harusnya punya hak untuk memainkan satu laga lagi. Ini tidak adil untuk klub dan para pendukung,” ucap Sanchez.
Spurs merupakan klub paling terdampak gelombang kedua pandemi di Inggris. Selain laga lawan Rennes, tim asuhan Conte ini juga harus menunda dua pertandingan lain di Liga Inggris, versus Burnley dan Leicester.
”Si Lili Putih” sekarang masih tertinggal tiga pertandingan dari tim-tim lain. Mereka baru memainkan 15 laga hingga pekan ke-18. Adapun Spurs juga belum menjalani laga melawan Brighton yang sempat ditunda akibat cuaca buruk. Sekarang, mereka sudah dinanti tugas berat untuk menuntaskan sekumpulan jadwal tertunda itu.
Kekhawatiran Tuchel
Pada awal pekan, Liga Inggris mengumumkan jumlah pemain dan staf yang terdeteksi positif Covid-19 mencapai 90 kasus. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam hasil tes rutin selama satu pekan sejak awal musim, juga naik drastis dari 42 kasus positif pada periode 6-12 Desember 2021.
Tak pelak, klub-klub banyak yang kehilangan pemain terbaiknya. Salah satunya Chelsea yang tidak bisa memainkan 6 pemain tim utama, antara lain Romelu Lukaku dan Timo Werner. Mereka harus bersiasat karena akan menghadapi jadwal padat. Terdekat, Chelsea akan bertemu Brentford di perempat final Piala Liga pada Kamis dini hari WIB.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel terpaksa memanggil para pemain akademi klub untuk bergabung dengan latihan skuad utama. Pemain muda tanpa pengalaman tersebut kemungkinan juga akan diberi kesempatan bermain di Piala Liga.
”Mereka berlatih dengan kami kemarin dan hari ini. Kami harus melindungi para pemain (tim utama) karena itu kami membawa pemain akademi. Kami berencana memainkan mereka. Kesehatan pemain adalah prioritas. Kami tidak mau mengambil risiko di tengah jadwal padat,” ucap Tuchel yang sempat meminta penundaan pertandingan Liga Inggris pada akhir pekan lalu. (AP/REUTERS)