Toto Wolff tidak akan pernah bisa mengobati kekecewaan akibat keputusan direktur balapan di Abu Dhabi yang dia nilai telah merampok gelar juara F1 dari Lewis Hamilton. Namun, dia mengakui Max Verstappen layak juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LONDON, KAMIS — Direktur Balapan FIA Michael Masi dinilai oleh Kepala Tim Mercedes Toto Wolff telah mengambil keputusan salah yang merampok gelar juara Formula 1 dari Lewis Hamilton. Kontroversi itu menyebabkan luka batin yang menurut Wolff akan sulit, bahkan tidak pernah terobati. Namun, Mercedes kini melangkah maju dan berharap FIA menjadi lebih konsisten dalam menerapkan aturan balapan Formula 1.
Wolff, yang berteriak melalui radio komunikasi ke Masi saat balapan seri Abu Dhabi dilanjutkan pada akhir lap ke-58, tidak pernah lagi berbicara dengan Direktur Balapan FIA itu. Wolff pun tidak muncul ke publik sejak selesai balapan hingga jumpa pers daring dengan sejumlah media Eropa pada Kamis (16/12/2021). Wolff dan Hamilton juga tidak menghadiri acara penobatan Max Verstappen sebagai juara Formula 1 dalam FIA Gala Prize di Paris, Perancis.
”Saya tidak tertarik berbicara dengan Michael Masi. Jujur, hingga hari ini, saya bahkan tidak memahami apa yang terjadi. Saya dalam situasi tidak bisa menerima itu sebuah kenyataan. Bagi saya, itu masih terasa nyata, dan jujur, bagi saya itu masih seperti mimpi buruk. Itulah mengapa saya sepenuhnya tidak bisa menerima kenyataan pada Minggu dan masih hingga hari ini,” ungkap Wolff.
Kekecewaan Wolff, Hamilton, dan tim Mercedes disebabkan oleh keputusan Masi dalam situasi safety car menyusul kecelakaan Nicholas Latifi pada lap ke-53, yang dinilai tidak sesuai dengan regulasi. Keputusan itulah yang kemudian membuat Verstappen bisa mendahului Hamilton di lap terakhir dan menjadi juara dunia.
”Ini telah dimanipulasi kawan,” ujar Hamilton, yang gagal menancapkan rekor delapan kali juara F1, melalui radio tim Mercedes saat finis kedua.
Wolff dengan wajah sangat kecewa kemudian meninggalkan ruangan pengendali balapan Mercedes. Dia tidak muncul hingga konferensi pers daring pada Kamis setelah Mercedes memutuskan tidak meneruskan banding terkait keputusan Masi.
Keputusan yang diambil dalam empat menit terakhir balapan telah menjatuhkan Lewis Hamilton yang pantas menjadi juara dunia. Cara dia mengemudi, khususnya dalam empat balapan terakhir, tanpa kesalahan.
”Keputusan yang diambil dalam empat menit terakhir balapan telah menjatuhkan Lewis Hamilton yang pantas menjadi juara dunia. Cara dia mengemudi, khususnya dalam empat balapan terakhir, tanpa kesalahan,” ungkap Wolff.
”Dia memimpin balapan pada Minggu di Abu Dhabi sejak awal. Dia memenangi start dan dia tidak pernah lagi melepaskan pimpinan. Dan merampok dia di putaran terakhir balapan tidak bisa diterima,” tegas kepala tim dari Austria itu.
”Itulah mengapa dari sisi personal, dari sisi profesional, nilai-nilai saya, integritas saya, sangat tidak sesuai dengan keputusan yang diambil pada Minggu. Dan ini bergantung pada FIA untuk memutuskan ke depan akan seperti apa keputusan-keputusan tersebut, bagaimana situasi-situasi seperti itu bisa dihindari,” tegas Wolff, dikutip Crash.
”Jika Anda melihat sebagian besar kontroversi yang terjadi tahun ini, itu terkait dengan keputusan aturan di lintasan, inkonsistensi pelaksanaan regulasi di lintasan,” jelas Wolff yang menilai ketidakkonsistenan penerapan aturanlah yang menimbulkan kontroversi tidak perlu.
FIA pada Kamis mengumumkan mereka akan mendalami kontroversi di Abu Dhabi dengan melakukan diskusi dan klarifikasi ke pihak-pihak terkait, termasuk para pebalap dan tim-tim peserta Formula 1. Hasil pendalaman masalah itu untuk memperjelas aturan main balapan ke depan sehingga semua memiliki pemahaman yang sama. Klarifikasi akhir akan diumumkan ke publik, sekaligus untuk memulihkan citra Formula 1 yang ternoda.
”Kami menjalani dialog yang bagus dengan FIA dalam beberapa hari terakhir. Komisi (dari FIA) yang akan bekerja, saya yakin dan percaya bahwa kami akan bersama-sama memformulasikan—dengan seluruh pesaing, para pebalap dan tim-tim lain—keputusan yang tepat serta langkah untuk menghindari skenario seperti itu ke depan,” ungkap Wolff di laman Formula 1.
”Saya yakin karena kami semua akan bersaing dalam aturan yang sama dan arah yang sama,” ungkap Wolff.
”Saya menerima masukan dari tim-tim dan para pebalap, saya mendapat jaminan dari Peter Bayer (Sekretaris Jenderal FIA untuk Motor Sport), dan Stefano (Domenicali, Presiden dan CEO Formula 1) bahwa dalam beberapa pekan dan bulan ke depan, kami akan mempersempit jarak (dalam pemahaman regulasi) yang melebar dan semakin lebar dalam beberapa tahun terakhir,” jelas Wolff.
”Kami yakin kami memiliki kasus yang sangat kuat. Tetapi, ada perbedaan antara menjadi benar dan mencari keadilan. Dan saya pikir situasi-situasi seperti ini, yang sangat menyakitkan, juga sebuah kesempatan untuk membuat olahraga menjadi lebih baik,” ujar Wolff.
Wolff juga berharap penerapan aturan yang konsisten akan menjadikan balapan Formula 1 musim depan lebih baik. Dia juga berharap Hamilton masih bersedia meneruskan kariernya meskipun sangat kecewa dengan hasil balapan di Abu Dhabi, yang merenggut gelar juara kedelapan dari dirinya.
”Akan perlu waktu lama untuk mencerna apa yang terjadi pada Minggu. Saya tidak berpikir kami akan bisa melupakan itu. Itu tidak mungkin, dan yang pasti tidak bagi dia (Hamilton) sebagai seorang pebalap,” ungkap Wolff.
”Saya akan sangat berharap Lewis terus balapan, karena dia pebalap terbaik sepanjang masa. Ketika Anda melihat itu dari sudut pandang empat balapan terakhir, dia mendominasi,” lanjut Wolff.
”Jadi, kami akan bekerja dalam beberapa pekan dan bulan ke depan dan saya pikir sebagai seorang pebalap, hatinya akan berkata, ’Saya perlu terus’, karena dia di puncak permainannya. Tetapi, kami harus mengatasi rasa sakit yang dia derita pada Minggu,” ungkap Wolff.
Terkait dengan gelar juara yang diraih Verstappen, Wolff menegaskan, kekecewaan yang dirasakan Mercedes tidak ada kaitannya dengan Verstappen dan Red Bull. ”Saya akan setuju sepenuhnya dengan Max dan Red Bull memenangi kejuaraan pada Minggu. Situasi ini tidak ada kaitannya dengan Max. Dia juara yang pantas, gaya membalapnya luar biasa, dan Red Bull pesaing yang sangat kuat. Saya memiliki rasa hormat terbesar kepada orang-orang yang bekerja di sana. Ini tidak ada kaitannya dengan mereka,” tegas Wolff.