FIA akan mendalami kontroversi balapan Formula 1 di Abu Dhabi dan melakukan klarifikasi supaya ada kejelasan sebelum musim 2022 bergulir. Langkah ini penting karena kontroversi tersebut telah merusak kredibilitas F1.
Oleh
agung setyahadi
·4 menit baca
PARIS, RABU — Presiden Federasi Balap Mobil Internasional (FIA) Jean Todt mengusulkan diskusi mendalam terkait kontroversi dalam balapan penutup Formula 1 di Abu Dhabi yang membuat Lewis Hamilton kalah dari Max Verstappen. Pendalaman itu akan diikuti sejumlah klarifikasi dari para pebalap dan tim sehingga ada kejelasan bagi semua pihak terkait sebelum 2022. Kontroversi di Sirkuit Yas Marina itu dinilai telah merusak kredibilitas kejuaraan tersebut.
Usulan itu diajukan oleh Todt, yang akan berakhir masa jabatannya pada 17 Desember 2021, menyusul pertemuan Dewan Motor Sport Dunia, Rabu (15/12/2021). Proses pendalaman dan klarifikasi ini sangat penting untuk memastikan prosedur dalam pengerahan safety car.
Kontroversi di Abu Dhabi muncul dalam situasi safety car menyusul kecelakaan Nicholas Latifi pada lap ke-53. Mercedes menilai protokol safety car tidak diterapkan Direktur Balapan Michael Masi sesuai regulasi sehingga itu berdampak pada hasil balapan. Pebalap mereka, Lewis Hamilton, yang menguasai balapan sejak start, akhirnya kalah dari pebalap Red Bull, Max Verstappen, saat balapan dilanjutkan pada lap ke-58 atau putaran terakhir.
Mercedes mengajukan dua protes setelah balapan, tetapi semuanya ditolak oleh stewards. Mercedes kemudian berupaya mengajukan banding ke FIA Internasional Court of Appeal. Tim ”Panah Perak” itu memiliki waktu 96 jam untuk memasukkan banding resmi yang akan berakhir pada Kamis malam.
”Keadaan yang menyertai penggunaan safety car menyusul insiden pebalap Nicholas Latifi dan komunikasi yang terkait antara tim Pengarah Balapan FIA dan tim-tim Formula 1 telah menyebabkan kesalahpahaman yang signifikan serta reaksi dari tim-tim Formula 1, para pebalap, penggemar, dan argumen menodai citra kejuaraan,” bunyi pernyataan FIA.
”Menyusul presentasi laporan terkait dengan urutan kejadian yang berlangsung menyusul insiden pada lap ke-53 dan usaha terus-menerus untuk perbaikan, Presiden FIA mengusulkan kepada Dewan Motor Sport Dunia bahwa analisis detail dan proses klarifikasi dengan pihak-pihak terkait akan dilakukan,” lanjut FIA.
Meskipun gagal mencetak sejarah baru, Hamilton pekan ini mendapat anugerah bangsawan dari Kerajaan Inggris.
Masalah itu akan didiskusikan dan melibatkan semua tim serta pebalap. ”Bukan hanya Formula 1 yang akan diuntungkan dari analisis ini, tetapi juga secara umum ke semua kejuaraan balap FIA lainnya,” jelas FIA.
Masukan penting
Dalam proses konsultasi dengan para pebalap dan Komisi F1, FIA berharap bisa mendapat masukan yang penting dan kesimpulan untuk diambil sebelum awal musim 2022.
Analisis mendalam dan penjelasan yang jernih terkait kontroversi di Abu Dhabi itu sangat penting bagi peserta Formula 1. Saat balapan, sejumlah pebalap juga mengungkapkan melalui radio tim masing-masing bahwa ada yang aneh. Salah satu sumber kebingungan adalah hanya diperbolehkannya lima mobil yang telah dilewati satu lap oleh pemimpin balapan. Jadi, bukan semua mobil yang berjumlah delapan.
Pebalap McLaren, Daniel Ricciardo, tidak boleh mendahului karena dia tidak di dalam lima mobil di antara Hamilton dan Verstappen. Dia menilai keputusan itu terkesan aneh. ”Senang saya bukan bagian dari (kekacauan) itu. Itu sepertinya sangat kacau,” ujar pebalap asal Australia itu melalui radio timnya.
Masi disorot
Protokol penerapan safety car itu membuat Masi dalam sorotan dan menjadi sasaran kritik. Musim ini, Masi beberapa kali menjadi sasaran kritik para petinggi tim. Kepala Tim Red Bull Racing Christian Horner juga pernah menilai bahwa Formula 1 kehilangan Charlie Whiting karena keputusan Masi yang dinilai tidak konsisten. Whiting, yang meninggal pada 2019, merupakan direktur balapan yang sangat dihormati. Posisinya kini ditempati Masi.
Horner menilai, Masi memerlukan dukungan karena tugas yang dia emban sangat berat dan sulit. ”Saya pikir, ini tugas yang sangat besar dan Michael berada dalam tekanan sepanjang tahun ini. Dia perlu dukungan lebih,” ungkapnya dikutip Sky Sports F1.
Di akhir balapan penutup musim 2021 itu, Hamilton juga menilai bahwa balapan berjalan tidak semestinya. ”Ini telah dimanipulasi, kawan,” ujar Hamilton melalui radio tim Mercedes setelah kalah dari Verstappen. Percakapan radio itu awalnya tidak diputar saat balapan berlangsung, tetapi kemudian beredar.
Pebalap berusia 36 tahun itu pun gagal mencetak rekor baru sebagai pebalap F1 pertama yang meraih delapan gelar juara. Namun, pebalap asal Inggris itu berhati besar dan memberikan selamat kepada Verstappen di parc ferme.
”Sangat berat kalah dalam kejuaraan di putaran terakhir, tetapi yang sangat bagus adalah Lewis langsung mendatangi saya setelah balapan dan menyelamati saya. Itulah yang dilakukan oleh olahragawan sejati,” ungkap Verstappen.
Bangsawan Inggris
Meskipun gagal mencetak sejarah baru, Hamilton pekan ini mendapat anugerah bangsawan dari Kerajaan Inggris. Gelar Sir itu diberikan berkat karier gemilangnya pada 2020 saat menyamai rekor tujuh kali juara milik Michael Schumacher.
Hamilton mendapat gelar itu dari Charles, Pangeran Wales, dalam upacara di Windsor Castle, Rabu (15/12/2021). Dia didampingi ibunya, Carmen Lockhart. Dia tidak memberikan keterangan pers dan hanya menyampaikan ucapan, ”Terima kasih banyak.”
Hamilton merupakan pebalap F1 keempat yang mendapat gelar bangsawan Inggris setelah Sir Jack Brabham, Sir Stirling Moss, dan Sir Jackie Stewart. Akan tetapi, Hamilton menjadi pebalap aktif pertama yang menerima gelar itu.