Peringatan Jelang Kejuaraan Dunia
Anthony Ginting dan ganda putra Hendra/Ahsan harus mengakhiri rantai kekalahan mereka untuk menyongsong Kejuaraan Dunia di Spanyol. Para pemain itu terlalu cepat kalah pada Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka.

Pemain Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok pada babak pertama Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750, di Bali International Convention Center, Rabu (17/11/2021)
BADUNG, KOMPAS - Kekalahan pada babak pertama dua turnamen secara beruntun di negara sendiri dialami Anthony Sinisuka Ginting. Ini menjadi peringatan bagi pebulu tangkis tunggal putra nomor satu Indonesia itu untuk menghadapi Kejuaraan Dunia.
Dua kekalahan tersebut dialami dalam SimInvest Indonesia Terbuka BWF World Tour Super 1000 dan Daihatsu Indonesia Masters Super 750 di Bali. Dalam dua ajang yang menjadi bagian dari Festival Bulu Tangkis Indonesia, selain Final BWF itu, Anthony disingkirkan pemain muda.
Di Bali International Convention Center, Rabu (24/11/2021), Anthony kalah dari pemain Perancis berusia 19 tahun, Christo Popov, 17-21, 18-21, pada babak pertama Indonesia Terbuka. Sepekan sebelumnya, tunggal putra peringkat kelima dunia itu disingkirkan pemain Thailand berusia 20 tahun, Kunlavut Vitidsarn.
Rangkaian kekalahan ini terjadi menjelang penampilannya pada ajang terakhir yang akan diikuti pada tahun ini, yaitu Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
“Tentu ini bukan hasil dan penampilan yang saya inginkan. Performa saya tidak sebaik di Piala Thomas. Tidak akan mudah bagi saya untuk bangkit setelah kekalahan ini, tetapi saya percaya bisa bangkit dengan lebih kuat,” katanya.

Pemain Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok pada babak pertama Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750, di Bali International Convention Center, Rabu (17/11/2021)
Penampilan Anthony melawan Popov, yang tampil di Indonesia Terbuka setelah menggantikan Heo Kwanghee yang mengundurkan diri, mengkhawatirkan. Dengan reputasi tunggal putra nomor satu Indonesia, peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, dan turut mengantarkan Indonesia menjuarai kejuaraan beregu putra Piala Thomas 2020, dia banyak membuat kesalahan.
Pertahanannya mudah ditembus Popov ketika terjadi reli panjang, sementara serangannya pun justru lebih banyak memberi poin bagi lawan. Tanpa akurasi, kok dari smesnya seringkali tak melewati net atau jatuh di luar lapangan. Tak pelak, dia pun kecewa dengan penampilannya.
Baca juga : Lupakan Kekalahan, “The Daddies” Fokus Kejuaraan Dunia
“Ada waktu sekitar dua pekan setelah ini, saya akan bersiap untuk Kejuaraan Dunia,” ujar Anthony. Dalam kejuaraan yang pada tahun ini dimundurkan empat bulan, karena adanya Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli-8 Agustus 2021, Anthony belum bisa melewati babak ketiga.
Dari dua kekalahan babak pertama dalam dua turnamen beruntun ini, Anthony juga membawa pelajaran lain yaitu tak boleh lengkah ketika berhadapan dengan pemain muda. “Saya baru bertemu pemain-pemain muda pada tahun ini setelah tak banyak turnamen pada tahun lalu. Mereka banyak yang bagus dan membawa semangat bermain tanpa beban ketika berhadapan dengan senior,” kata Anthony.

Hendra.Ahsan, Indonesia Masters, Bali, Rabu (17/11/2021)
Komentar Anthony itu dipertegas Popov yang mengatakan bahwa dia sangat senang bertemu pemain sekelas Anthony. Pertemuan pertama itu dimanfaatkannya dengan tampil baik. “Saya sangat percaya diri setelah memenangi gim pertama, sementara Anthony sepertinya terbeban setelah kalah pada babak pertama Indonesia Masters. Dia banyak melakukan kesalahan dengan mudah,” ujar pemain peringkat ke-70 dunia itu.
Kekalahan pada babak awal juga membuat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus waspada untuk Kejuaraan Dunia. Mereka tersingkir pada babak pertama Indonesia Terbuka setelah kalah pada babak kedua Indonesia Masters.
Baca juga : Atlet Mengeluhkan Jadwal yang Padat
Ganda putra peringkat kedua dunia itu kalah dari Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) pada dua turnamen tersebut. Di Indonesia Terbuka, Hendra/Ahsan kalah, 21-23, 21-15, 15-21.
“Kami harus melupakan kekalahan ini dan bersiap untuk Kejuaraan Dunia. Masih ada dua pekan untuk mempersiapkan diri,” kata Ahsan.

Hendra/Ahsan, Indonesia Masters, Bali, Rabu (17/11/2021)
Ironi Ganda Putra
Pada ganda putra, kesempatan pemain muda untuk menambah pengalaman dan melangkah lebih jauh dalam ajang besar terkendala hasil undian yang mempertemukan mereka pada babak pertama.
Dari delapan wakil ganda putra, tujuh pasangan berada pada paruh bawah undian, hingga pertemuan dini tak terhindarkan. Satu-satunya yang berada pada paruh atas undian adalah ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang telah lebih dulu melaju ke babak kedua.
Baca juga : Menjaga Motivasi dengan tubuh Lelah
Salah satu pertemuan terjadi antara sesama ganda pelapis pelatnas utama, yaitu Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Setelah Sabar/Reza mengalahkan temannya itu pada perempat final Spanyol Masters, Mei, kali ini, Fikri/Bagas menang, 21-18, 22-20.
Pada babak kedua, Fikri/Bagas akan berhadapan dengan senior mereka, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang mengalahkan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, 21-17, 22-20. Ini menjadi kemenangan pertama Fajar/Rian atas sesama pemain Indonesia pada tahun ini dari lima pertandingan.

Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengembalikan kok ke pasangan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, pada babak pertama Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 di Bali International Convention Center, Selasa (16/11/2021). Fikri/Bagas memenangi laga itu dengan skor 13-21, 21-18, 22-20.
“Memang sangat disayangkan mereka harus bertemu sejak babak awal. Padahal, saya berharap, pemain pelapis bisa melangkah jauh pada ajang besar, yaitu turnamen Super 850 dan 1000. Namun, undian membuat Indonesia sudah kehilangan lebih banyak wakil di awal,” komentar pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi.
Fikri, juga, menyayangkan undian tersebut, namun ini menjadi situasi yang harus diterima. “Memang rugi karena harus bertemu di awal, tetapi ada sisi positifnya juga, yaitu Indonesia sudah memastikan tempat di perempat final ganda putra,” ujar Fikri.
Baca juga : Tuan Rumah Alihkan Fokus
Jika bisa memiih, Leo pun lebih suka bertemu lawan dari negara lain pada babak-babak awal. Bertemu rekan sendiri, dinilainya menjadi tantangan lebih besar karena faktor saling memahami permainan masing-masing.
Peluang pertemuan sesama pemain Indonesia pada babak kedua sebenarnya terjadi juga pada bagian undian lain di paruh bawah. Akan tetapi, ini batal terjadi setelah Hendra/Ahsan kalah. Hoki/Kobayashi pun akan ditantang Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan yang mengalahkan Ben Lane/Sean Vendy (Inggris), 18-21, 21-17, 21-9.
Memang sangat disayangkan mereka harus bertemu sejak babak awal. Padahal, saya berharap, pemain pelapis bisa melangkah jauh pada ajang besar, yaitu turnamen Super 850 dan 1000.
Putus rantai kekalahan
Bagi Fajar/Rian, selain mengantarkan mereka ke babak kedua, kemenangan atas Leo/Daniel memutus kekalahan yang mereka alami setiap bertemu teman sendiri pada tahun ini. Ganda putra peringkat kedelapan dunia tersebut tujuh kali kalah dari 19 pertandingan sebelum Indonesia Terbuka, dengan empat kekalahan dialami dari rekan latihan di pelatnas Cipayung.
Kecuali dari Pramudya/Yeremia pada perempat final Hylo Terbuka di Jerman, dua pekan lalu, kekalahan lain dialami dalam pertandingan tiga gim dengan selisih dua poin pada gim ketiga, yaitu dari Leo/Daniel pada babak kedua Thailand Terbuka, Kevin/Marcus (semifinal Perancis Terbuka), dan Fikri/Bagas (babak pertama Indonesia Masters).
Baca juga : Saling Termotivasi di Ganda Putra
“Saat berhadapan dengan sesama pemain Indonesia, pasti kami saling tahu kebiasaan dalam bermain. Saat saya memukul ke arah satu pemain misalnya, saya sudah tahu kebiasaan dia akan mengembalikan seperti apa, begitu pula sebaliknya. Kebiasaan tidak bisa diubah dalam waktu singkat. Namun, kekalahan kami sebelumnya lebih disebabkan kurang tenang pada poin kritis. Itu yang kami perbaiki pada pertandingan hari ini,” tutur Fajar.
Belajar dari kekalahan dari rekan-rekannya, mereka pun bersikap lebih tenang ketika Leo/Daniel menyamakan skor, menjadi 20-20, pada gim kedua setelah tertinggal 18-20. “Pelatih juga mengingatkan agar kami lebih memperlihatkan semangat juang, jangan mau kalah dengan yang muda,” kata Fajar.

Pasangan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana mengembalikan kok ke pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada babak pertama Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 di Bali International Convention Center, Selasa (16/11/2021). Fikri/Bagas memenangi laga itu dengan skor 13-21, 21-18, 22-20.
Selain itu, Fajar/Rian pun harus memposisikan diri bukan sebagai senior saat berada di lapangan. “Posisi kami sejajar dengan mereka. Kami pun harus menghadapi semangat tanpa beban saat mereka berhadapan dengan para senior,” tambah Rian.
Herry menilai, kekalahan Fajar/Rian dari pasangan pelapis dari dua sisi. Dia senang dengan kemajuan dan semangat juang skuad muda, tetapi, juga, menaruh perhatian pada penampilan peraih medali perak Asian Games Jakarta Palembang 2018 itu. Apalagi, mereka sangat diharapkan bisa menyamai hasil pasangan senior lainnya, Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan, sebagai pasangan peringkat pertama dan kedua dunia.