Memacu Adrenalin Saat Menonton Balapan dan Liburan di Mandalika
Hadirnya Sirkuit Mandalika telah membuat mimpi banyak orang untuk menyaksikan balapan dunia secara langsung jadi kenyataan. Tidak cukup memacu adrenalin, keindahan Mandalika juga jadi bonus bagi penonton.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA/AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
Atmosfer Mandalika terasa berbeda. Masyarakat dari berbagai penjuru Tanah Air datang ke sana untuk melihat balapan secara langsung. Sesuatu yang selama ini sebatas mimpi atau hanya bisa dilihat di televisi. Tidak hanya sekadar memicu adrenalin, mereka juga mendapat bonus berwisata di pulau yang indah.
Suara raung sepeda motor yang tengah mengikuti sesi latihan bebas terdengar saat Nurhanipah (54) tiba di Gerbang Pertamax Entrance, di sisi timur Sirkuit Mandalika, Jumat (19/11/2021) sekitar pukul 12.00 Wita.
Mendegar suara itu, perempuan yang sehari-hari berjualan itu mempercepat langkah menuju area pemeriksaan. Setelah petugas memperbolehkannya masuk, langkahnya semakin ia percepat.
Terik matahari kawasan sirkuit yang mencapai 31 derajat tidak dipedulikannya. Bahkan, Nurhanipah memilih untuk tidak berhenti atau beristirahat saat melewati terowongan menuju tribun kategori standarsesuai tiket yang dimilikinya.
”Dulu, ketika mendengar ITDC akan membangun sirkuit, saya selalu berdoa, semoga masih ada usia biar bisa melihat balap motor. Karena itu, begitu mengetahui ada balapan, saya harus datang menonton. Apalagi saya juga warga di sini,” kata Nurhanipah seperti menahan haru.
Semangatnya untuk menonton, membuat Nurhanipah sejak pukul 11.00 telah berada di area keberangkatan di sisi Parkir Barat Mandalika. Lalu mengikuti seluruh prosedur bagi penonton, termasuk menunggu hasil tes antigen.
”Tadi sempat ke puskemas terdekat untuk antigen biar tidak menunggu lama. Tetapi rupanya kosong sehingga buru-buru ke sini,” kata Nurhanipah.
Saat keluar dari terowongan, ia rupanya tidak langsung sampai tribune penonton. Tetapi harus berjalan hampir 1 kilometer lagi ke arah barat. Sambil membentangkan seledang di atas kepala, ia terus berjalan.
Begitu sampai dan petugas mengizikannya naik, Nurhanipah langsung ke bagian paling atas tribune. Dari sana, ia terlihat begitu menikmati aksi para pembalap melewati lintasan 15 sirkuit yang berada tepat di depan tribunenya.
Pada hari pertama penyelenggaraan World Superbike di Mandalika, berlangsung dua sesi latihan bebas. Baik untuk World Superbike (WSBK), World Supersport (WorldSSP), dan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC). Pada hari yang sama, juga digelar balapan pertama dari empat balapan IATC.
Antusiasme yang sama juga ditunjukkan warga Kuta lainnya. Jika Nurhanipah sudah merasa sangat puas menonton latihan bebas, Jamaluddin (42) berencana menonton tiga hari hingga balapan pada hari Minggu besok.
”Ini merupakan kebanggaan tersendiri buat kami. Terutama kami yang tinggal di Kuta Mandalika. Saya sangat antusias,” kata Jamaluddin yang berharap balap kelas dunia di Mandalika menggerakkan ekonomi masyarakat setelah pandemi.
Banyak daerah
Penonton yang hadir sejak pagi di kawasan Mandalika tidak hanya warga sekitar sirkuit. Tetapi juga mereka yang rela menempuh perjalanan jauh demi menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Yakni gelaran balap kelas dunia yang telah absen lebih dari dua dekade.
Dody Aris Kristian (46), asal Balikpapan, Kalimantan Timur, mengatakan, balapan di Indonesia adalah ajang yang ia nanti sejak lama. ”Apalagi selama ini, orang Indonesia harus ke Malaysia agar bisa menonton balapan. Sekarang ada di Indonesia, seharusnya kita bisa meramaikan juga. Ini ajang kelas dunia yang digelar anak bangsa dan saya bangga sekali,” kata Dody.
Seusai menonton, Dody mengatakan sangat senang setelah sekian lama melihat di televisi. ”Mendengar suara (motor) di televisi, dengan aslinya sangat berbeda. Anak saya juga sangat antusias,” kata Dody.
Budi Winardo (68) asal Surabaya juga mengatakan terkesan dengan hadirnya WSBK di Lombok. ”Saya setiap tahun ke Malaysia untuk lihat balapan. Sekarang kebetulan di Lombok, jadi saya memilih kesini. Sirkuitnya luar biasa. Ke depan, tentu lebih bagus lagi. Apalagi tahun depan ada MotoGP. Saya sudah siap untuk datang lagi,” kata Budi yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Ai Masitoh (65) asal Jakarat mengatakan, rasanya seperti mimpi bisa melihat balapan langsung. ”Sekarang, orang gak perlu ke luar negeri dah. Ke Lombok aja dah. Di negeri sendiri,” kata Ai yang datang bersama keluarga.
Ahmad Laiman asal Maluku Utara merasa beruntung bisa melihat langsung balapan di Mandalika. ”Pandangan awam soal sirkuit sudah luar biasa. Tinggal bagaimana pelayanan, misalnya informasi titik keberangkatan harus lebih baik,” kata Ahmad.
Bonus berwisata
Sebagai kawasan yang dikembangkan dengan konsep sport tourism, Mandalika tidak hanya menawarkan ajang balapan yang memicu adrenalin. Keindahan kawasan seluas 1.035 hektar itu juga bonus lain yang menanti mereka.
Tak heran jika pembalap Pata Yamaha With Brixx Toprak Razgatlioglu yang menempati puncak klasemen WSBK 2021 juga ingin berlibur seusai balapan. ”Saya baru pertama kali ke sini. Tempat yang indah. Jadi, saya akan berkeliling (berlibur) juga,” ujar Razgatlioglu.
Ternyata pembalap asal Turki itu tidak sendirian. Penonton yang datang ke Mandalika juga sekaligus berlibur. Sejak beberapa hari terakhir, tidak sedikit wisatawan yang berkeliling ke obyek-obyek wisata di Mandalika.
Mulai dari kawasan Kuta Mandalika dengan pasir putihnya, Seger agar bisa berfoto dengan latarbelakang sirkuit, Bukit Merese di sisi timur juga Pantai Tanjung Aan untuk menikmati matahari tenggelam, juga kawasan pesisir di barat Mandalika seperti Mawun dan Selong Belanak.
Tidak hanya di Mandalika, banyak juga yang berlibur ke kawasan lain di Pulau Lombok. Misalnya Gili Trawangan di Lombok Utara. ”Saya sengaja datang Selasa dan sudah ke Gili. Memang niatnya tidak hanya untuk menonton balapan, tetapi berlibur juga,” kata Dody.
Dody berharap, kehadiran sirkuit dan balapan di Mandalika berdampak bagi perekonomian masyarakat Lombok dan Indonesia. ”Ini momen bagus untuk promosi ke wisatawan. Apalagi para pebalap juga melakukan itu secara langsung maupun tidak langsung. Itu hal baik untuk ke depannya,” kata Dody.
Ketua Asosiasi Perusahaan Biro Perjalanan Wisata Indonesia Dewantoro Umbujoka melihat dampak ajang WSBK, ia optimistis saat MotoGP nanti akan semakin besar lagi. Apalagi dengan kehadiran lebih banyak wisatawan.
Oleh karena itu, ia berharap pelayanan benar-benar dimaksimalkan. Dengan demikian, setiap tamu yang datang dan merasa nyaman dengan pelayanan yang mereka terima akan mempromosikannya kembali sehingga menarik lebih banyak kunjungan.