Dominasi kuartet Jawa di nomor beregu putri tercoreng di PON 2021. Papua dan Bali lolos ke babak semifinal untuk menggantikan Jabar dan Jateng.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Papua dan Bali menjadi kekuatan baru dalam nomor beregu putri di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Lolosnya dua provinsi itu ke babak semifinal tidak hanya memastikan minimal raihan perunggu, tetapi juga menjadi hal yang pertama kali terjadi di persaingan nomor tersebut pada ajang PON dalam lima dekade terakhir.
Berdasarkan catatan Kompas sejak PON Jakarta 1973, nomor beregu putri selalu didominasi oleh empat kekuatan tradisional bulu tangkis nasional. Mereka adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Keempat provinsi itu selalu menembus babak empat besar, kemudian silih berganti merebut emas pada 11 edisi PON terakhir.
Namun, dominasi kuartet itu berakhir di Papua. Jabar dan Jateng gagal melaju ke babak semifinal karena terhenti di fase penyisihan. Jabar kalah bersaing dengan Jatim. Pada perebutan juara Grup S, Kamis (7/10/2021), di Gedung Olahraga Waringin, Kota Jayapura, Jabar tumbang 0-3 dari Jatim. Padahal, Jabar adalah peraih dua emas beregu putri dari dua penyelenggaraan PON terakhir.
Manajer Jabar Usep legawa dengan kegagalan mempertahankan medali emas di beregu putri. Ia menilai, persaingan di sektor putri lebih merata. ”Pemain sudah berusaha, tetapi kami gagal mendapat hasil positif. Kini, target kami ialah mempertahankan emas di beregu putra,” ujar Usep.
Sementara itu, Papua sukses mengungguli Jateng. Pada laga penentuan menghadapi Jateng yang sama-sama tergabung di Grup Q, Papua unggul 2-1. Dua tunggal putri unggulan Papua, yaitu Gabriela Meilani Moningka dan Asty Dwi Widyaningrum, sukses merebut dua poin pertama bagi Papua sekaligus memastikan sejarah baru bagi bulu tangkis Papua di arena PON.
Prestasi itu disambut baik oleh Manajer Papua Alberth Manuputty. Ia pun berharap dukungan masyarakat Papua kepada tim beregu putri itu ketika menghadapi DKI Jakarta di babak semifinal, Jumat (8/10/2021).
Semoga seluruh pemain bisa bermain baik sehingga kami bisa menghadirkan kejutan untuk melaju ke babak perebutan medali emas. (Alberth Manuputty)
”Semoga seluruh pemain bisa bermain baik sehingga kami bisa menghadirkan kejutan untuk melaju ke babak perebutan medali emas,” kata Alberth yang mendampingi perjuangan pebulu tangkis putri Papua, Kamis.
Tumpuan utama Papua di laga semifinal berada pada diri Asty, tunggal putri yang tergabung di pelatihan nasional (pelatnas). Akan tetapi, Asty bakal menghadapi tunggal utama Jakarta, Ruselli Hartawan, yang belum pernah kehilangan gim di PON Papua. Di sisi lain, Jakarta juga masih memiliki tunggal putri tangguh, Stephanie Widjaja.
Pada laga terakhir fase penyisihan menghadapi Banten, Stephanie tidak diturunkan karena masih dalam tahap pemulihan cedera di pergelangan kakinya. Cedera itu dialami peringkat satu Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) yunior ketika menghadapi wakil Bengkulu, Salsabillha Sumitha, Selasa (5/10/2021).
Kunci Papua untuk mengalahkan Jakarta adalah dengan merebut salah satu poin di laga tunggal. Sebab, kekuatan ganda kedua provinsi relatif imbang.
Dalam dua pertandingan penyisihan, Jakarta selalu kalah pada pertandingan ganda menghadapi Bengkulu dan Banten. Di sisi lain, Papua juga kehilangan satu poin dari Bengkulu karena kekalahan di pertandingan ganda.
Tanpa beban
Sejarah baru diciptakan pula oleh tim beregu putri Bali. Tim ”Pulau Dewata” unggul di Grup R berkat mengalahkan Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur. Pada laga penentuan menghadapi Sultra, kemarin, Bali mengemas kemenangan 2-1.
Bali tertinggal lebih dahulu setelah tunggal, Ni Made Pranita Sulistya Devi, ditumbangkan pebulu tangkis Sultra, Atri Yani, 18-21, 19-21. Tiket semifinal diraih Bali berkat kemenangan tunggal andalan, Komang Ayu Cahya Dewi dan ganda Ayu Gary Luna Maharani/Made Deya Surya Saraswati.
”Kami sudah tahu bagaimana kualitas Jatim yang langganan masuk ke semifinal. Di atas kertas sulit kami mengimbangi mereka, tetapi saya dan teman-teman akan bermain tanpa beban untuk memberikan permainan terbaik,” kata Komang Ayu seusai laga.
Ayu, yang menjadi satu-satunya pemain Bali di pelatnas Cipayung, membutuhkan waktu 36 menit untuk melibas Tiara Ayuni Wulandari, 21-10, 21-9. Pebulu tangkis berusia 18 tahun itu tampil amat dominan dari sang lawan dengan strategi serangan bervariasi menggunakan pukulan lob dan menempatkan kok di bibir net.
Namun, Ayu kehilangan dua poin beruntun ketika telah mengemas game point. Hal itu membuat Ayu kesal dengan menggelengkan kepalanya.
”Saya harus memperbaiki lagi akurasi dan fokus di poin-poin krusial. Saya banyak memberikan poin kepada lawan karena kesalahan saya sendiri,” ucapnya.
Pelatih Bali Risa Rivalgonesi mengungkapkan, dirinya amat berharap kepada dua pemain tunggal untuk meraih poin dari Jatim. Sebab, Jatim memiliki duo pelatnas yang tampil di ganda, yakni Febrina Dwi Puji Kusuma/Marsheilla Gischa Islami. Meskipun prestasi tim beregu sudah memenuhi target untuk melaju ke semifinal, Risa berharap, anak asuhannya bisa menghadirkan kejutan di laga semifinal.
”Kami sangat berharap di nomor tunggal untuk memenangkan dua poin. Namun, terpenting seluruh pemain bermain lepas dan fokus agar mereka tidak terpengaruh dengan faktor nonteknis, seperti dukungan dari pendukung Jatim,” tutur Risa.
Seluruh pertandingan semifinal beregu putri akan berlangsung, Jumat ini pukul 14.00 WIT. Adapun di beregu putra, dominasi kuartet Pulau Jawa belum terbendung. Jabar akan menghadapi Jateng, lalu Jakarta akan melawan Jatim. Pertandingan beregu putra akan berlangsung mulai pukul 16.00 WIT.