Novak Djokovic hanya memerlukan satu kemenangan di final AS Terbuka untuk meraih prestasi "Caledar Grand Slam". Namun, Daniil Medvedev bisa menghalangi langkah Djokovic jika tampil sempurna.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AFP/KENA BETANCUR
Selebrasi petenis Serbia, Novak Djokovic, setelah mengalahkan petenis Jerman, Alexander Zverev, pada babak semifinal tenis Amerika Serikat Terbuka 2021 di Lapangan Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Sabtu (11/9/2021) pagi WIB.
NEW YORK, JUMAT - Setelah menaklukkan 27 rintangan, Novak Djokovic hanya harus melewati satu lagi untuk menjadi tunggal putra terbaik di antara yang terbaik. Perlu kesempurnaan dari Daniil Medvedev, orang terakhir yang bisa menahan laju petenis nomor satu dunia itu.
Pertemuan antara dua tunggal putra peringkat atas dunia tersebut akan berlangsung dalam final Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Minggu (12/9/2021) sore waktu setempat atau Senin pukul 03.00 WIB. Djokovic ke final setelah dipaksa bermain lima set oleh Alexander Zverev, 4-6, 6-2, 6-4, 4-6, 6-2, dalam semifinal, Jumat. Adapun Medvedev menang atas Felix Auger-Aliassime, 6-4, 7-5, 6-2.
Djokovic dalam misi menjuarai semua Grand Slam 2021 setelah meraih trofi dari Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon. Itu artinya, hanya butuh satu kemenangan lagi dari 28 kemenangan beruntun yang diperlukan untuk menciptakan “Calendar Grand Slam”.
Di tunggal putra, itu terakhir kali terjadi 52 tahun lalu yang dibuat oleh Rod Laver, yang juga membuat prestasi yang sama pada 1962. Legenda tenis yang saat ini berusia 83 tahun tersebut berada di Flushing Meadows, sejak Jumat, untuk menyaksikan kemungkinan terjadinya rekor tersebut.
AFP/TIMOTHY A. CLARY
Petenis Rusia, Daniil Medvedev, memukul bola saat menghadapi Felix Auger-Aliassime (Kanada) pada babak semifinal tunggal putra Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2021 di Flushing Meadows, New York, AS, Sabtu (11/9/2021) dini hari WIB. Ia memenangi laga itu dan melaju ke final.
Jika menang, Djokovic akan mengungguli dua rivalnya yang absen di Flushing Meadows karena cedera, Rafael Nadal dan Roger Federer. Saat ini, ketiga petenis yang dikenal dengan julukan “Big Three” itu berada dalam posisi yang sama, yaitu meraih 20 gelar Grand Slam.
Dengan dominasi dalam panggung persaingan terbesar pada tahun ini, perlu kesempurnaan lawan untuk mengalahkan Djokovic. Lengah sedikit, peluang tersebut bisa hilang seperti yang dialami Zverev.
Ada alasan mengapa Novak punya 20 gelar Grand Slam dan menjadi tunggal putra yang paling lama di puncak peringkat dunia. Dia punya mental terbaik untuk bersaing. (Zverev)
“Ada alasan mengapa Novak punya 20 gelar Grand Slam dan menjadi tunggal putra yang paling lama di puncak peringkat dunia. Dia punya mental terbaik untuk bersaing. Berdasarkan statistik, dia juga punya segala rekor. Sekarang, Novak punya kesempatan menjuarai semua Grand Slam dalam satu tahun. Siapa yang bisa menyaingi itu, kecuali ada pemain yang bisa tampil sempurna saat melawannya,” tutur Zverev yang tiga dari empat kekalahannya dari Djokovic dialami di arena Grand Slam.
Petenis Jerman peringkat keempat dunia itu, bahkan, yakin, Djokovic bisa menyamai prestasi Laver. “Mungkin sebelumnya tak ada yang berpikir bahwa akan ada petenis lain yang melakukan seperti yang Rod Laver lakukan. Melihat peluang Novak, Minggu nanti, saya yakin dia bisa melakukannya. Dia selalu mampu memecahkan rekor,” ujar Zverev.
AP PHOTO/SETH WENIG
Petenis Jerman, Alexander Zverev, melakukan servis saat bertanding melawan petenis Serbia, Novak Djokovic, pada babak semifinal tenis Amerika Serikat Terbuka 2021 di Lapangan Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Sabtu (11/9/2021) pagi WIB. Zverev kalah 6-4, 2-6, 4-6, 6-4, dan 2-6.
Berkali-kali ditanya tentang peluang tersebut, setidaknya setelah memenangi dua babak terakhir, Djokovic tak banyak berkomentar, baik dalam wawancara di lapangan maupun dalam konferensi pers. Kali ini, dia memilih bersikap lebih tenang dibandingkan mengumbar ambisi seperti ketika ingin meraih “Golden Slam”, yaitu menjuarai semua Grand Slam dan meraih emas Olimpiade Tokyo 2020 pada tahun ini.
Secara tidak langsung, Djokovic digagalkan ambisi besarnya itu. Alih-alih fokus bersaing pada tunggal putra, dia juga bertanding pada ganda campuran. Lelah fisik dan mental, Djokovic justru gagal meraih medali.
Saya ingin memperlakukan final nanti seperti pertandingan terakhir saya karena kemungkinan akan menjadi yang paling penting dalam hidup (Novak Djokovic)
“Saya tahu, orang-orang ingin saya berbicara tentang empat gelar juara pada tahun ini, tetapi tak banyak yang saya ingin bicarakan karena pekerjaan belum selesai. Saya ingin memperlakukan final nanti seperti pertandingan terakhir saya karena kemungkinan akan menjadi yang paling penting dalam hidup,” kata Djokovic.
“Namun, saya juga yakin Daniil akan memberikan segalanya agar bisa menjuarai Grand Slam untuk pertama kalinya,” lanjut petenis Serbia tersebut.
AFP/KENA BETANCUR
Petenis Serbia, Novak Djokovic, fokus pada bola sebelum memukulnya saat bertanding melawan petenis Jerman, Alexander Zverev, pada babak semifinal tenis Amerika Serikat Terbuka 2021 di Lapangan Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Sabtu (11/9/2021) pagi WIB. Djokovic menang dalam waktu 3 jam 33 menit.
Medvedev memang menegaskan keinginan tersebut , apalagi setelah gagal dalam dua final di Grand Slam, yaitu pada AS Terbuka 2019 dan Australia Terbuka 2021. Dalam dua final itu, petenis berusia 25 tahun tersebut kalah dari “Big Three”, Rafael Nadal dan Djokovic.
“Ketika Anda sering kalah, Anda akan semakin termotivasi untuk menang. Saya kalah dalam dua final. Saya ingin menang dalam yang ketiga,” tegasnya.
Hemat tenaga
Meski Djokovic mendominasi Grand Slam tahun ini, Medvedev memiliki peluang besar di Flushing Meadows. Dia tampil konsisten sejak babak pertama dengan lima kali menang straight sets dari enam pertandingan. Total waktunya dalam pertandingan adalah 11 jam 51 menit.
Sebaliknya, Djokovic hanya sekali menang straight sets, yaitu atas petenis Belanda berperingkat ke-121 dunia, Tallon Griekspoor, pada babak kedua. Djokovic pun bermain lebih lama untuk memenangi enam babak, yaitu selama 17 jam 26 menit.
AP PHOTO/SETH WENIG
Petenis Rusia Daniil Medvedev berteriak setelah merebut poin dari petenis Kanada Felix Auger-Aliassime pada semifinal AS Terbuka di New York, Jumat (10/9/2021) atau Sabtu (11/9/2021) WIB.
“Ya, perjalanan saya memang terlihat mulus. Namun, di Grand Slam, walau berhasil ke final tanpa kehilangan set, semua pertandingan sangat berat. Meski demikian, saya tentu senang bisa menghemat tenaga. Saya menyimpan fisik dan mental untuk final,” ujar petenis Rusia itu.
Seperti Zverev, Medvedev memiliki pengalaman tiga kali mengalahkan Djokovic, namun selalu kalah saat bersaing di Grand Slam. Dari delapan pertemuan sebelumnya, kekalahan di arena Grand Slam terjadi pada final Australia Terbuka 2021 dan babak keempat Australia Terbuka 2019.
Saya akan mengerahkan segalanya untuk final nanti. (Daniil Medvedev)
“Semua pengalaman di Grand Slam, termasuk ketika kalah, memberi nilai positif. Saya bisa menjadi lebih baik. Saya akan mengerahkan segalanya untuk final nanti,” kata Medvedev. (AFP/Reuters)