Fabio Quartararo menjadi fokus perhatian setelah menjalani musim debut MotoGP pada 2019 dengan brilian. Dia pun dinilai sebagai pebalap yang bisa menghentikan dominasi Marc Maruez. Musim ini dia melancarkan tantangannya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PORTIMAO, MINGGU – Sirkuit Portimao berubah dari mimpi buruk menjadi supremasi bagi Fabio Quartararo. Pebalap tim pabrikan Yamaha itu meraih kemenangan kedua musim ini dengan tehnik pengendalian motor yang brilian, serta trategi pilihan ban yang jitu. Performa di awal musim 2021 ini mengingatkan status Quartararo sebagai pebalap paling potensial untk menghentikan dominasi Marc Marquez. Namun, pembuktian sesungguhnya masih harus menunggu Marquez pulih 100 persen dari cedera humerus kanan.
Musim ini, Marquez belum pulih sepenuhnya dari cedera retak tulang lengan atas kanan. Dia menjalani balapan pertamanya di Portimao, Portugal, Minggu (18/4/2021), dengan otot tangan kanan yang kehilangan kekuatan. Dia merasakan pegal, serta sensasi arm pump yang membuat balapan semakin sulit karena ada sembilan tikungan ke kanan di Portimao.
Namun, insting juara dunia enam kali MotoGP itu tidak hilang saat lampu merah padam. Dia melesat dari posisi start enam ke posisi empat, mendahului Fabio Quartararo yang start dari posisi terdepan. Marquez sempat menempati posisi tiga sebelum terjadi senggolan dengan pebalap Suzuki Joan Mir, yang melempar pebalap Repsol Honda itu hingga posisi ke-9. Marquez bisa bertahan hingga akhir balapan, dan finis di posisi ketujuh, dan meraih poin pertamanya musim ini, 9 poin.
Ini performa yang mengesankan bagi pebalap yang menjalani balapan dengan derita rasa pegal pada lengan kanannya sepanjang 25 putaran. Namun, yang perlu dicatat dari penampilan Marquez adalah kemampuan dia mengelola ban dan menjaga pace dalam kondisi tangan kanan yang lemah. Ini merupakan ‘penderitaan’ yang harus dia lalui untuk kembali kuat. Dua pekan ke depan, Marquez optimistis bisa semakin kuat dan akan lebih berbahaya bagi para pebalap papan atas yang kini dipimpin oleh Quartararo.
Dia bisa menjalani balapan penuh dan dia akan menjadi lebih kuat di Jerez. Saat kualifikasi dia juga sangat bagus, jadi dia sudah kembali.
Quartararo menilai, Marquez menjalani balapan yang sangat bagus setelah absen sembilan bulan. Dia mampu finis dengan selisih dari pebalap terdepan tidak jauh dari 10 detik (13,208 detik) dalam balapan di sirkuit yang sangat menuntut kebugaran fisik. “Dia bisa menjalani balapan penuh dan dia akan menjadi lebih kuat di Jerez. Saat kualifikasi dia juga sangat bagus, jadi dia sudah kembali,” ujar pebalap asal Perancis itu dalam konferensi pers.
Francesco Bagnaia yang finis kedua di Portimao juga menilai, Marquez menjalani balapan yang sangat bagus dengan finis di posisi tujuh. “Saya tidak terkejut dengan itu, karena saya yakin dia bisa masuk 10 besar. Secara fisik dia sudah bagus karena bisa menjalani 25 putaran yang sangat sulit. Dia melakukan yang saya perkirakan dan di Jerez dia akan di kondisi puncak,” ujar pebalap tim pabrikan Ducati itu.
Juara bertahan Joan Mir pun menilai Marquez lolos pertama di sirkuit yang sangat sulit. “Dia terlihat sangat dekat dengan kondisi 100 persen dan dia akan semakin kuat,” ujar pebalap tim Suzuki Ecstar itu.
Optimisme “El Diablo”
Jika Marquez semakin kuat mulai Jerez, persaingan juara akan semakin ketat dengan kembalinya sang raja MotoGP. Kondisi itu juga akan menghadapkan Marquez dengan Quartararo yang sering dinilai sebagai “anti-Marquez”. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu, kini memuncaki klasemen dengan 61 poin setelah meraih podium tertinggi di Portimao.
Dia mampu memaksimalkan ban belakang kompon keras untuk mencetak pace yang kompetitif hingga bisa mendahului Mir, Johann Zarco, dan Alex Rins, untuk memimpin balapan.
Quartararo yang selama ini diragukan kemampuannya mengatasi tekanan, menunjukkan dirinya semakin matang. Ini juga hasil konseling rutin dengan psikolog selama pramusim untuk mengatasi tekanan mental. “Secara mental saya meningkat jauh,” ujarnya.
Perubahan mental itu terlihat saat dia mengelola tekanan dari Rins di mana dia tidak merasa grogi, dan konsisten dengan ritme balapannya. Justru Rins yang kemudian terjatuh di tikungan 5 karena terlalu memaksa menekan Quartararo. Zarco juga mengalami kejadian yang sama, terjatuh di tikungan 10, karena berusaha merebut kembali posisi kedua dari Francesco Bagnaia.
“Ya, bagus bisa merasa bangkit lagi. Saya merasa sangat percaya diri, membawa kepercayaan diri dari Qatar ke sini, dan sekarang kami tahu apa yang harus kami lakukan untuk bisa kencang. Saya hanya perlu merasakan ban depan dan saya melaju kencang, hanya perlu fokus pada balapan saya, tetapi wow, pace-nya sangat bagus. Saya tidak menduga itu, saya kurang dari setengah detik dari pace saya saat kualifikasi” ungkap Quartararo.
“Ini luar biasa, juga tekanan Rins di belakang yang berusaha memangkas jarak, tetapi dia kemudian melakukan kesalahan dan saya bisa membalap dengan mudah dan tetap menjaga jarak dengan Peco (Bagnaia). Saya sangat senang karena sejak kemarin saya P1, hari ini P1, dan terima kasih kepada seluruh tim. Ini poin penting dan kini kami menuju ke salah satu trek favorit saya di Jerez,” ujar pebalap yang akan genap berusia 22 tahun itu pada 20 April.
“Terimakasih kepada keluarga saya yang menonton, ini menjadi perayaan yang sangat bagus untuk ulang tahun saya dalam dua hari ke depan,” ungkap Quartararo.
Pebalap berjuluk “El Diablo” karena karakter iblis pada helmnya itu, merasa optimistis motornya musim ini bisa konsisten. Itu ditegaskan dengan performa yang sama antara di Qatar dan Portimao, dua sirkuit yang sangat berbeda.
“Saya merasa seperti 2019, motor bekerja dengan sangat baik, kami tidak menyentuh motor dan motor di sini sama dengan di Qatar, beberapa hal saja diubah, tetapi secara umum sama, dan ini sama dengan 2019. Di sini sangat berbeda (dengan Qatar) dan itu berarti motor bekerja dengan baik, dan saya yakin motor akan berkerja dengan baik di semua sikuit,” tegas Quartararo. (ANG)