Marquez Siap Menderita di Portimao
Marc Marquez siap menahan rasa pegal pada lengan kanan akibat tekanan terus-menerus selama 25 putaran dalam balap MotoGP seri Portugal. Penderitaan ini sudah diperhitungkan sejak awal oleh pebalap Repsol Honda itu.
PORTIMAO, SABTU —Sirkuit Internasional Algarve di Portimao, Portugal, menjadi sirkuit paling berat bagi semua pebalap MotoGP karena menuntut fisik prima. Bagi pebalap yang bugar, sirkuit yang naik turun dengan banyak tikungan yang menuntut pengereman keras ini sangat melelahkan. Apalagi, bagi pebalap yang belum pulih dari cedera seperti Marc Marquez. Dia mulai merasakan ”siksaan” pada lengan kanannya, tetapi bukan rasa sakit pada tulang lengan atas (humerus) kanan yang belum pulih 100 persen.
Mulai sesi latihan bebas ketiga, Sabtu (17/4/2021), Marquez mulai merasakan kondisi lengan kanannya menurun dibandingkan dengan Jumat. Dia mulai merasa pegal karena kekuatan lengan kanannya belum pulih setelah belum bisa berlatih beban secara normal. Selama persiapan fisik di masa pemulihan cedera ini, beban lengan kanan lebih ringan daripada lengan kiri. Kondisi ini menjadi semakin berat dengan kondisi sirkuit di Portimao yang naik turun serta lebih banyak tikungan ke kanan, sembilan tikungan.
Daya tahan fisik Marquez akan diuji pada balapan Minggu (18/4/2021) mulai pukul 19.00 WIB selama 25 putaran. Ini menjadi tantangan terbesar pebalap tim Repsol Honda itu untuk bisa finis dalam posisi yang bagus, dari posisi start keenam. Meskipun dia tidak menargetkan hasil tertentu, tetapi juara dunia enam kali MotoGP itu secara naluriah akan tetap memburu podium.
”Tentu saya merasa hari ini lebih buruk dibandingkan kemarin (Jumat). Ini sesuatu yang sudah diduga oleh para dokter dan fisioterapis, dan ini sesuatu yang wajar. Mereka mengatakan besok akan lebih buruk, tetapi kita lihat saja,” ujar Marquez seusai sesi kualifikasi, Sabtu malam WIB.
”Hal yang terpenting adalah tulang dalam kondisi bagus. Saya tidak merasakan sakit di bagian itu. Namun, otot, jari-jari, siku, arm pump adalah bagian di mana saya lebih kesulitan saat ini,” kata pebalap asal Spanyol yang selama sembilan bulan menjalani pemulihan cedera itu.
Baca juga: Marc Marquez Mulai Menebar Teror
”Ini otot yang kekurangan kekuatan. Sebagai contoh, di pusat kebugaran saya berlatih dengan beban berbeda untuk (lengan) kiri dan kanan. Saya tidak bisa menggunakan beban yang sama pada lengan kanan,” kata Marquez dikutip Crash.
Tantangan saat balapan akan sangat besar, lengan kanannya akan mendapat beban lebih besar karena ada sembilan tikungan ke kanan. Seiring jumlah putaran yang dijalani, pengendalian sepeda motor akan semakin sulit karena kekuatan otot menurun.
”Hampir semua tikungan di sini ke kanan. Pada tikungan ke kiri (enam tikungan) saya mulai merasakan ban depan. Saya bermain dan menyukai itu. Tetapi pada tikungan ke kanan, saya masih terlalu banyak melakukan pengereman keras,” ujar pebalap berusia 28 tahun itu.
”Pada pengereman, saat Anda bisa bermain dengan ban depan, badan tidak dalam posisi yang benar. Saya tidak bisa menumpukan (beban) ke ban depan dan saya tidak bisa menekan dengan lengan. Jadi, hal itu membuat saya kehilangan sangat banyak (waktu),” ujar Marquez.
”Sebagai contoh, pada sektor empat, dalam dua tikungan panjang saya tidak bisa tancap gas. Namun, kami tahu dan tim juga tahu bahwa sekarang kami mungkin perlu menyetel sepeda motor dengan cara tertentu dan kemudian saya akan siap tancap gas, kami akan menyetelnya dengan cara yang lain,” ujar kakak pebalap LCR Honda, Alex Marquez, itu.
Tentu saya merasa hari ini lebih buruk dibandingkan kemarin. Ini sesuatu yang sudah diduga oleh para dokter dan fisioterapis, dan ini sesuatu yang wajar. Mereka mengatakan besok akan lebih buruk, tetapi kita lihat saja.
”Pertanyaannya adalah besok dalam balapan, 25 putaran. Ini akan sangat panjang. Saya tidak mengatakan bahwa saya akan menikmati balapan, saya tidak akan menikmati itu. Saya akan menderita. Namun, kami sudah tahu itu akan terjadi di sini di Portimao. Jadi, besok saya akan menderita. Namun, pekan berikutnya saya bisa pulih. Kemudian di Jerez akan sedikit lebih kuat,” kata Marquez.
Mencari limit
Terkait dengan setelan sepeda motor RC213V, Marquez menjalani latihan pertama dan kedua pada Jumat dengan setelan pebalap penguji, Stefan Bradl. Pebalap Jerman itu menggantikan posisi Marquez sejak musim lalu hingga dua balapan di Qatar yang membuka musim 2021. Dia kemudian mulai mengubah setelan sepeda motor setahap demi setahap untuk menyesuikan dengan gaya membalapnya. Dia pun mulai mencari batas pengendalian sepeda motor supaya bisa lebih kencang.
”Kepercayaan pada sepeda motor meningkat sangat banyak. Kami memulai dengan basis milik Bradl, setelan dasar Honda. Dalam FP1, FP2, dan FP3 saya mengendarai sepeda motor itu dengan setelan elektronik yang sama. Semuanya sama,” ujar Marquez.
”Namun, setelah FP3 saya mengatakan sudah siap mencoba sesuatu. Kami mulai mengubah sepeda motor, cenderung ke gaya membalap saya, bukan sesuatu yang ekstrem, tetapi mulai menyesuaikan sepeda motor dengan gaya berkendara saya, mengarah pada yang saya perlukan saat ini,” kata juara dunia delapan kali di semua kelas itu.
”Langkah besar terjadi pada FP4 dalam hal rasa pengendalian sepeda motor. Dalam kualifikasi saya bisa kencang,” ujarnya.
Baca juga: Bendera Merah Jegal Marquez Masuk 10 Besar
Marquez menjalani kualifikasi dari Q1 karena gagal memperbaiki waktu dalam sisa 4 menit 11 detik FP3 setelah bendera merah akibat kecelakaan pebalap Pramac Racing, Jorge Martin. Pebalap rookie yang meraih pole position di seri kedua itu tidak bisa ikut balapan seri Portugal karena cedera pada tangan kanan dan kaki kanan. Dia akan menjalani operasi metacarpus tangan kanan dan malleolus kaki kanan di Barcelona.
Marquez mengaku tidak bisa memacu sepeda motor dengan maksimal karena konsentrasinya terganggu setelah melihat adiknya, Alex Marquez, terjatuh pada akhir FP3. Alex terpelanting ke udara kemudian terjatuh ke area kerikil di luar lintasan. ”Itu kecelakaan yang menakutkan. Itu alasan utama saya tidak memperbaiki waktu putaran dalam FP3,” ujar Marquez.
Dituding menguntit
Marquez yang berada di posisi 1ke-5 waktu gabungan sesi latihan bebas bisa lolos ke Q2 sebagai pebalap tercepat pada Q1. Dia mengungguli pebalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, yang juga lolos ke Q2 dari posisi kedua Q1. Namun, dia dituding membuntuti Mir sebagai acuan untuk meraih waktu lap yang bagus.
”Biasanya kami tidak senang jika seseorang mengikuti kami dengan cara seperti itu. Tetapi begitulah adanya. Kami tahu Marc selalu senang melakukan permainan seperti ini. Masalahnya adalah jika kami berhenti, kemudian dia juga akan berhenti dan itu bisa menjadi situasi yang berbahaya. Lebih baik tancap gas di depan dan kemudian seperti itu,” ujar Mir.
”Saya melakukan usaha saya dan dia tidak membuat saya grogi sama sekali. Saya mencetak waktu saya dengan baik, berusaha maksimal dan seperti itu hasilnya. Namun, dia membuat saya jengkel pada putaran pertama, karena dia mulai melambat, saya meluncur ke arah dia dan dia memanfaatkan saya untuk menarik. Dalam Moto3 itu akan dijatuhi sanksi, juga pasti di Moto2, tetapi di MotoGP belum,” ujar Mir.
Marquez membela diri bahwa dirinya tidak melakukan sesuatu yang salah. Dia juga merasa, saat dalam kondisi bugar, dirinya sering dijadikan penarik oleh pebalap lain, tetapi dia tidak pernah protes.
Baca juga: Marc Marquez Grogi Jelang Balapan Pertama
”Tidak pernah saya melambat lebih dari normal. Saya pikir putaran pertama yang saya lakukan dalam Q1 sekitar dua atau tiga detik lebih lambat dari waktu normal. Saya tahu itu membuat pebalap lain marah ketika Anda melakukan itu, tetapi mereka sering melakukan itu kepada saya ketika saya bugar. Sekarang saya memerlukan itu. Saya telah menjalani seluruh akhir pekan dengan membalap sendirian hingga kejadian itu,” ujar Marquez.
”Dalam Q1 saya perlu mengetahui di mana saya kehilangan (waktu) dan saya mengikuti sepeda motor lain, dan saya memilih juara dunia, pebalap yang terbaik di Q1. Saya bisa juga memilih adik saya, yang akan tetap bungkam. Saya telah memilih pebalap terbaik. Saya keluar dari garasi, kami bertemu (di lintasan) dan saya melakukan itu,” kata pebalap asal Spanyol itu.
Marquez melakukan taktik yang sama pada Q2 di mana dia mengikuti rekan setim Mir, Alex Rins, di detik-detik akhir perebutan pole position. Namun, Rins bisa ikut memainkan permainan Marquez dan membuat Marquez melebar pada salah satu tikungan sehingga kehilangan waktu. Rins akhirnya meraih posisi start kedua, sedangkan Marquez di posisi keenam.
”Kemudian pada Q2 dengan Rins terjadi sesuatu yang mirip, tetapi saya pun tidak mengikuti dia terlalu dekat karena saya tidak berpikir saya bisa sangat cepat. Saya hanya mencetak 1 menit 39,4 detik. Inilah balapan sepeda motor dan ketika Anda cedera sembilan bulan tanpa bisa berada di lintasan balap, Anda berusaha belajar dari setiap sudut,” kata Marquez membela diri.
Rins dan Marquez hampir bersamaan kembali ke lintasan pada akhir Q2. Rins tidak memiliki pilihan selain terus memacu sepeda motornya karena posisinya merosot ke urutan sembilan setelah pebalap lainnya melakukan usaha terbaik dalam time attack pamungkas.
Baca juga: Portimao Panggung Milik Quartararo
”Marc menunggu kami menggunakan ban kedua. Kami keluar pit lane bersamaan pada 60 kilometer per jam. Kami seperti kuda hitam yang sedang menunggu balapan. Marc sangat cerdik melakukan hal-hal seperti itu. Sedikit demi sedikit saya belajar dari pengalaman ini. Saya sedikit memainkan permainan dia. Yang terpenting adalah kami saling menghormati saat itu. Pada akhirnya saya senang, saya bisa memacu motor habis-habisan di depan dan saya mencetak waktu lap (yang bagus),” ujar Rins di laman MotoGP.
Rins start di baris terdepan bersama pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, yang meraih pole position, serta pebalap Pramac Racing, Johann Zarco, yang memimpin klasemen sementara dengan 40 poin.