Pemprov Gorontalo Minta DPRD Segera Usulkan Pemberhentian Rusli-Idris
Pemprov Gorontalo meminta DPRD segera mengusulkan pemberhentian pasangan Gubernur Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim yang masa jabatannya tersisa satu bulan. Penjabat sementara segera ditunjuk.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Gorontalo meminta DPRD untuk segera mengusulkan pemberhentian pasangan Gubernur Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim yang masa jabatannya tersisa satu bulan. Penjabat sementara gubernur nantinya diharapkan bisa merampungkan program yang belum terselesaikan.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Minggu (10/4/2022), Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Darda Daraba mengatakan, masa jabatan Rusli-Idris akan berakhir pada 12 Mei 2022. Karena itu, ia meminta DPRD Provinsi Gorontalo untuk menyampaikan usulan pemberhentian keduanya kepada pemerintah pusat.
Prosedur tersebut harus dituntaskan selambat-lambatnya pada Senin (11/4) atau Selasa (12/4). DPRD Provinsi juga diminta untuk melampirkan risalah dan berita acara rapat paripurna terkait hal tersebut.
”Usul pemberhentian gubernur dan wakil gubernur Gorontalo disampaikan pada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya masa jabatan,” ujar Darda Daraba dalam surat resminya.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Paris RA Jusuf yang dihubungi via telepon dan pesan teks belum memberikan tanggapan. Belum ada informasi remi mengenai rencana gelaran rapat paripurna.
Kendati begitu, Rusli telah berpamitan secara tidak resmi kepada DPRD pada 14 Maret lalu ketika membacakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2021. ”Karena ini merupakan LKPJ saya yang terakhir, atas nama pribadi, pimpinan, dan keluarga, mohon maaf jika selama ini ada kata-kata yang kurang berkenan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja,” ujarnya saat itu.
Kini, Rusli dan Idris masih fokus bekerja. Subkoordinator Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Pemprov Gorontalo Ismail Giu mengatakan, hingga kini belum tampak persiapan khusus yang dikerjakan pasangan gubernur dan wagub menjelang berakhirnya masa jabatan. Keduanya tetap fokus turun ke masyarakat.
”Pak Gubernur fokus turun ke masyarakat dalam agenda Safari Ramadhan dan Bakti Sosial NKRI Peduli, yaitu pembagian paket sembako gratis kepada masyarakat. Jadi, untuk urusan pergantian gubernur, belum tampak geliat khusus di lingkungan pemprov,” ujar Ismail ketika dihubungi dari Manado, Jumat (8/4).
Menurut Ismail, tidak ada rapat paripurna yang digelar ketika Rusli mengakhiri jabatan periode pertamanya pada 2017. ”Belajar dari pengalaman pada 2017, tidak ada paripurna. Kemendagri langsung melantik pejabat sementara yang akan dikirim ke sini. Pak Gubernur menyerahkan segala prosesnya kepada pemerintah pusat karena ini kewenangan pusat,” katanya.
Ismail menambahkan, Rusli yang merupakan kader Partai Golkar tidak memiliki preferensi terhadap pribadi mana pun untuk menggantikannya selama 2 tahun ke depan hingga pilkada serentak 2024. Namun, ia berharap masa jabatan itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melanjutkan program-program yang belum tuntas.
Pak Gubernur berharap pembangunannya bisa dituntaskan segera.
Salah satu yang disebut Rusli adalah pembangunan Jalan Lingkar Luar Gorontalo (Gorontalo Outer Ringroad/GORR). Jalan sepanjang 45,3 kilometer itu akan menghubungkan Bandara Djalaludin ke Kota Gorontalo serta meningkatkan konektivitas bagi tiga wilayah sentra pertanian, yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, dan Kabupaten Bone Bolango.
Jalan yang dibangun dengan dana APBN sebesar Rp 951,84 miliar secara tahun jamak dari 2014-2020 itu terbagi ke dalam tiga segmen. Hingga 2020, yang sudah rampung baru 2 segmen, menyisakan segmen 3 sepanjang 15,2 km. Menurut rencana, segmen terakhir akan dirampungkan pada 2022 dengan dana Rp 67,97 miliar.
”Pak Gubernur berharap pembangunannya bisa dituntaskan segera. Apalagi, masa jabatan gubernur sementara nanti cukup panjang,” kata Ismail.
Proyek lain yang ia harapkan bisa segera tuntas adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr Hasri Ainun Habibie. RSUD pertama di Gorontalo yang baru mulai beroperasi pada 2014 ini masih berstatus Tipe C. Pemugaran kini sedang berlangsung agar statusnya bisa meningkat ke Tipe B.