Pemeriksaan di Sekolah di DI Yogyakarta Terus Munculkan Kasus Baru Covid-19
Kasus Covid-19 di sekolah terus bermunculan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah kasus di Kabupaten Sleman, sebanyak 26 siswa di Kota Yogyakarta terkonfirmasi positif Covid-19 berdasar tes acak di sejumlah sekolah.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Sejumlah pelajar SMP Negeri 5 Yogyakarta mengikuti pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolah, Senin (20/9/2021).
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 kembali ditemukan dalam pemeriksaan di sejumlah sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ke depan, tes acak di sekolah akan diteruskan untuk mendeteksi penularan Covid-19 secara dini.
Teranyar adalah penemuan kasus baru pada 26 siswa dari berbagai jenjang di sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta. Sebelumnya, 19 siswa dan satu guru di Kabupaten Sleman dinyatakan positif Covid-19.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, kasus baru ditemukan setelah dilakukan tes acak terhadap 2.079 orang peserta didik dari 17 sekolah. ”Semuanya tanpa gejala,” ujar Heroe saat dihubungi, Selasa (30/11/2021).
Heroe memaparkan, sejak pekan lalu, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah menggelar tes reaksi berantai polimerase (PCR) secara acak di sejumlah sekolah. Tujuannya, mendeteksi potensi kasus Covid-19 saat pembelajaran tatap muka. Tes acak digelar di berbagai jenjang pendidikan, SD, SMP, dan SMA/SMK.
”Kita memakai tes PCR. Hasilnya, biasanya keluar sehari setelah tes,” tutur Heroe.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim berbicara dengan Kepala SD Muhammadiyah Jogokariyan, Kota Yogyakarta, Fika Widiana Kuspratiwi, saat meninjau simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah itu, Selasa (14/9/2021).
Setelah penemuan ini, Heroe mengatakan, langsung meminta sekolah terkait menghentikan sementara pembelajaran tatap muka. Harapannya, hal itu bisa mencegah penularan semakin meluas.
Menurut Heroe, sejauh ini, ada sekolah yang menghentikan pembelajaran tatap muka di seluruh kelas karena siswa positif Covid-19 berasal dari kelas berbeda. Namun, ada yang menghentikan pembelajaran tatap muka di kelas tertentu karena siswa positif Covid-19 berasal dari satu kelas.
Heroe juga menyebutkan, petugas telah melakukan penelusuran kontak erat. Kontak erat diminta melakukan tes. Hasilnya, mereka negatif Covid-19. ”Kita periksa teman satu kelasnya, periksa keluarganya,” ungkap Heroe.
Meski begitu, Heroe menyatakan, Pemkot Yogyakarta akan melanjutkan tes acak di sekolah agar kasus bisa dideteksi sedini mungkin. Namun, hanya sebagian siswa yang akan dites. ”Kita berharap semua sekolah kita ambil sampel untuk dites,” tutur Heroe.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (kanan) menyapa warga yang sedang mengantre vaksinasi Covid-19 di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/9/2021).
Kasus Sleman
Sebelumnya, sejumlah siswa di Kabupaten Sleman lebih dulu terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes acak. Kepala Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Sleman Priyo Santoso mengatakan, 19 siswa dan satu guru positif, Rabu (24/11/2021).
Mereka berasal dari empat sekolah berbeda. Sebanyak 13 siswa berasal dari SMK Negeri 1 Tempel. Satu guru yang dinyatakan positif Covid-19 dalam tes acak itu juga dari sekolah yang sama.
Sementara itu, di tiga sekolah lain, yakni SMAN 1 Cangkringan, SMAN 1 Seyegan, dan SMAN 1 Pakem, masing-masing ada dua siswa positif Covid-19. Mereka lantas menjalani isolasi dan tergolong sebagai orang tanpa gejala (OTG). Pembelajaran tatap muka di semua sekolah itu telah dihentikan sementara.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Novita Krisnaeni mengatakan, petugas telah melakukan penelusuran dan tes terhadap kontak erat. Hasilnya, ada tiga orang lagi dinyatakan positif Covid-19. Mereka yang terkonfirmasi positif adalah anggota keluarga siswa.