NTB Tingkatkan Kapasitas Vaksinasi dan Buka Layanan ”Drive Thru”
Percepatan vaksinasi terus dilakukan Pemerintah Provinsi NTB untuk mencegah kematian akibat Covid-19. Percepatan dengan meningkatkan kapasitas vaksinasi di fasilitas kesehatan hingga membuka layanan ”drive thru”.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sebanyak 113.464 warga Nusa Tenggara Barat sudah menerima vaksin Covid-19. Percepatan cakupan vaksinasi terus didorong pemerintah setempat sehingga bisa menekan kasus kematian akibat Covid-19. Hal itu dilakukan mulai dari meningkatkan kapasitas vaksinasi di fasilitas kesehatan hingga membuka layanan tanpa turun atau drive thru.
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, hingga Rabu (31/3/2021) pagi, dari 113.464 orang yang telah menerima vaksin dosis pertama, sebanyak 47.107 orang telah mendapatkan dosis kedua.
Penerima vaksin itu mulai dari sumber daya manusia (SDM) kesehatan sebanyak 30.072 orang untuk dosis pertama dan 28.998 orang untuk dosis kedua. Kemudian, petugas publik sebanyak 75.867 orang untuk dosis pertama dan 17.905 untuk dosis kedua.
Selain itu, sebanyak 7.525 warga lanjut usia juga sudah menerima vaksin dosis pertama. Dari jumlah itu, 204 orang telah menerima vaksin dosis kedua. Meski demikian, seluruhnya terpusat di Kota Mataram.
”Sementara ini, vaksinasi lansia memang baru di Kota Mataram, sedangkan kabupaten kota lain menyusul. Target kami selesai hingga April nanti,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri.
Menurut Fikri, vaksinasi untuk tenaga kesehatan telah dilakukan sepanjang Januari-Februari. Selanjutnya, dari Maret hingga April, sasaran vaksinasi meliputi petugas publik, termasuk anggota TNI dan Polri, juga warga lansia.
Setelah itu, vaksinasi masyarakat umum akan dimulai Mei hingga akhir Desember. Sasaran masyarakat umum yang akan menerima vaksin sebanyak 2.743.611 orang. Menurut Fikri, untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, Pemerintah Provinsi NTB mengambil sejumlah kebijakan.
”Pertama, kami memaksimalkan vaksinasi di fasilitas kesehatan (puskesmas), yakni 100 orang per hari. Sementara di rumah sakit tipe C sebanyak 200 orang per hari dan rumah sakit tipe B sebanyak 200-300 orang per hari,” kata Fikri.
Selain itu, menurut Fikri, pihaknya juga mendorong vaksinasi massal. Kegiatan itu sudah dilakukan, misalnya, untuk petugas publik, pelaku usaha pariwisata, hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Pada Senin (29/3/2021), vaksinasi massal dilakukan di Islamic Center NTB. Sebanyak 700 dosis vaksin diberikan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas.
Vaksinasi massal juga dilakukan terhadap pelaku usaha pariwisata di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Selasa (30/3/2021). Sekitar 800 orang yang terdiri dari karyawan hotel, restoran, termasuk pihak PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), yang berada di kawasan itu, ikut divaksinasi.
Fikri menambahkan, selain vaksinasi massal, percepatan vaksinasi dilakukan dengan layanan tanpa turun (drive thru). Layanan itu sudah ada di sejumlah kabupaten, seperti Lombok Barat, Lombok Utara, dan Dompu.
Layanan itu berada di kantor kepolisian sektor setempat. Saat calon penerima vaksin melintas di depan lantatur, petugas akan menghentikan kendaraan kemudian mendata. Jika bersedia menerima dan memenuhi syarat, kemudian mengikuti prosedur berikutnya hingga selesai.
”Langkah lain, vaksinasi juga dilakukan di fasilitas kesehatan milik badan usaha milik negara atau daerah. Biasanya mereka punya klinik yang bisa dijadikan tempat untuk vaksinasi,” kata Fikri.
Lansia
Hingga kini, penularan Covid-19 masih terjadi di NTB. Total kasus positif di daerah itu mencapai 10.895 orang, dengan 9.470 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 470 orang meninggal.
Menurut Fikri, dari pasien meninggal, sebanyak 62 persen adalah pasien dengan penyakit bawaan (komorbid) dan warga lansia. Oleh karena itu, mereka menjadi prioritas agar segera menerima vaksin.
Fikri mengakui, dalam vaksinasi bagi penduduk lansia, salah satu tantangannya adalah banyak yang takut divaksinasi. Oleh karena itu, pihaknya menggunakan pendekatan keluarga. ”Sekarang juga sudah ada kebijakan. Bagi keluarga yang bisa membawa orangtuanya ke rumah sakit untuk vaksinasi, mereka juga bisa ikut divaksinasi,” kata Fikri.
Sejauh ini, menurut Fikri, sebagian besar vaksinasi lansia masih terpusat di Kota Mataram. Adapun daerah lain, seperti Lombok Tengah, baru 78 orang. ”Tetapi, kami targetkan terus bertambah sepanjang April ini. Pendekatan yang kami lakukan adalah memaksimalkan posyandu-posyandu yang memang lebih dekat dengan warga,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah Muzakir Langkir.