Dukung Belajar Daring, Dana Kemanusiaan Kompas Bantu Gawai ke SMK di Sleman
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas memberikan bantuan gawai atau telepon cerdas kepada SMK Negeri 1 Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Bantuan gawai itu diberikan untuk mendukung pembelajaran daring di sekolah tersebut.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas memberikan bantuan gawai atau telepon cerdas kepada SMK Negeri 1 Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mendukung pembelajaran daring di sekolah tersebut. Bantuan 16 gawai itu akan dikelola pihak sekolah dan dipinjamkan kepada murid yang tak memiliki telepon cerdas agar mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran daring dengan optimal.
Bantuan 16 gawai itu diserahkan oleh Kepala Biro Jawa Tengah-DIY Harian Kompas Gregorius Magnus Finesso kepada Kepala SMKN 1 Cangkringan Nurlatifah Hidayati, Senin (1/2/2021), di SMKN 1 Cangkringan. Dalam acara tersebut, hadir pula perwakilan sejumlah unit usaha dari kelompok usaha Kompas Gramedia.
Gregorius Magnus Finesso mengatakan, bantuan 16 gawai tersebut merupakan bantuan kemanusiaan dari pembaca harian Kompas dan Kompas.id yang dikelola Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Bantuan gawai tersebut diharapkan meningkatkan kapasitas siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. Bantuan tersebut secara tidak langsung juga diharapkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia siswa-siswi SMKN 1 Cangkringan yang berada di lereng Gunung Merapi.
”Para siswa di desa sudah semestinya mendapatkan akses sama terhadap pendidikan dan pengetahuan, seperti halnya teman-teman mereka di kota. Selain meningkatkan interaksi pembelajaran, mereka juga diharapkan bisa menambah pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi,” tutur Finesso.
Finesso memaparkan, di tengah pandemi Covid-19, pembelajaran jarak jauh masih menjadi andalan utama dunia pendidikan. Apalagi, belakangan, rencana dimulainya kembali pembelajaran tatap muka belum dipastikan mengingat penularan Covid-19 yang terbilang masih tinggi. Agar pembelajaran jarak jauh itu bisa berjalan baik, para siswa, termasuk yang tinggal di perdesaan, harus memiliki akses terhadap teknologi.
”Para siswa tersebut layak dibantu. Sebab, meskipun hanya berasal dari keluarga petani atau peternak di perdesaan, mereka berhak memiliki cita-cita tinggi yang dapat diraih melalui akses pendidikan,” ujarnya.
Menurut Finesso, bantuan berupa gawai terhadap siswa SMKN 1 Cangkringan sejalan dengan misi harian Kompas untuk mencerahkan peradaban anak bangsa. Pendidikan menjadi salah satu sektor perhatian utama harian Kompas pada khususnya maupun Kelompok Kompas-Gramedia pada umumnya, termasuk dalam penyaluran bantuan yang dihimpun dari DKK.
Selama ini, bantuan DKK juga selalu disalurkan kepada korban bencana alam, termasuk kepada pengungsi ancaman erupsi Gunung Merapi di perbatasan Jateng dan DIY. ”Kami juga berterima kasih kepada pembaca setia harian Kompas yang terus memberi kepercayaan kepada kami untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan,” ujar Finesso.
Bantuan 16 gawai dari Dana Kemanusiaan Kompas tersebut diharapkan meningkatkan kapasitas siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
Sangat bermanfaat
Nurlatifah Hidayati mengatakan, bantuan dari DKK itu sangat bermanfaat untuk membantu pembelajaran daring di SMKN 1 Cangkringan. Dia menyebut, selama ini memang ada sejumlah murid dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki telepon cerdas sehingga kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring.
Untuk mengikuti pembelajaran daring, para murid tersebut biasanya meminjam telepon cerdas milik sekolah. Namun, gawai milik sekolah itu harus dipakai secara bergantian karena jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah murid yang tak memiliki telepon cerdas.
”Di masa pandemi ini, kami kan menerapkan pembelajaran jarak jauh, tetapi banyak anak-anak yang tidak punya handphone. Jadi, bantuan handphone ini sangat bermanfaat untuk anak-anak,” ujar Nurlatifah.
Nurlatifah menuturkan, 16 telepon cerdas itu akan dikelola pihak sekolah dan dipinjamkan kepada murid yang membutuhkan. Murid yang meminjam gawai tersebut hanya boleh menggunakannya di lingkungan sekolah.
Oleh karena itu, telepon cerdas tersebut tidak diperkenankan dibawa pulang ke rumah agar tidak hilang atau rusak. ”Ini akan menjadi inventaris sekolah dan khusus dipinjamkan kepada anak-anak yang membutuhkan. Jadi, tidak terus dibawa pulang,” tutur Nurlatifah.
Salah seorang siswa SMKN 1 Cangkringan, Rindang Maulana Wibisono (18), menyambut antusias bantuan gawai tersebut. Sejak pertengahan Januari 2021, Rindang harus meminjam gawai milik sekolah untuk mengikuti pembelajaran daring karena telepon cerdas miliknya rusak.
”Selama ini, handphone milik sekolah harus digunakan bergantian dengan teman. Tapi dengan bantuan gawai ini, harapannya enggak perlu gantian lagi. Jadi, bisa tambah semangat saat mengerjakan tugas sekolah,” kata Ruminansia, siswa Kelas 12 Jurusan Agribisnis Ternak SMKN 1 Cangkringan.
Siswa lainnya, Riza Andre Awan (19), mengatakan, bantuan gawai itu sangat berguna bagi murid yang tak memiliki telepon cerdas seperti dirinya. ”Bantuan handphone ini sangat membantu bagi murid seperti saya dan teman-teman yang kesulitan dengan handphone,” kata murid kelas 12 tersebut.
Sejak akhir November 2020 hingga pekan ketiga Januari 2021, Yayasan DKK telah menyalurkan bantuan kemanusiaan dari pembaca senilai Rp 1,2 miliar kepada korban bencana alam di sejumlah daerah. Bantuan diberikan dalam bentuk barang, antara lain kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari korban bencana, dan obat-obatan.
Sebelumnya, sepanjang 2020, DKK menyalurkan dana dari pembaca sekitar Rp 10 miliar untuk penanggulangan pandemi Covid-19. Bantuan diberikan dalam bentuk alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, masker, vitamin, dan kebutuhan pokok bagi kelompok masyarakat yang paling terdampak oleh pandemi.