Penyelundupan 24.650 Benih Lobster Lewat Bandara Semarang Digagalkan
Penyelundupan 24.650 benur atau benih lobster senilai Rp 2,3 miliar melalui Bandara Ahmad Yani, Semarang, digagalkan. Benur asal Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, itu hendak diselundupkan ke Singapura.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta bersama sejumlah instansi lain menggagalkan penyelundupan 24.650 benur atau benih lobster senilai Rp 2,3 miliar. Benur asal Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, itu hendak diselundupkan ke Singapura melalui Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang.
Upaya penyelundupan dilakukan oleh LW (31), seorang kurir asal Surabaya, yang hendak naik pesawat SilkAir dengan nomor penerbangan MI 101 rute Semarang-Singapura, Jumat (6/3/2020). Puluhan ribu benur dimasukkan ke dalam koper dilengkapi pendingin. Lobster terdeteksi saat koper melalui pemeriksaan x-ray.
”Sebelumnya juga sudah ada atensi dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Jateng bahwa akan ada penumpang pesawat yang menyelundupkan lobster. Tim gabungan bergerak,” kata Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Anton Martin, Jumat.
Anton menjelaskan, pelaku mendapat benur berukuran sekitar 2 sentimeter itu di daerah Bangil untuk kemudian dikirim ke Singapura melalui berbagai jalur. Sebelum beraksi, pelaku mencari bandara yang pengamanannya dinilai sedang lemah. Adapun di Semarang, ini penggagalan pertama dalam tiga tahun terakhir.
Total nilai benur itu Rp 2,3 miliar atau sekitar Rp 100.000 per ekor. Benur-benur yang terdiri dari jenis mutiara dan pasir tersebut langsung dilepasliarkan di perairan Kabupaten Jepara pada Jumat malam.
Menurut Anton, tersangka LW dapat dijerat Pasal 102A Huruf a Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun. ”Tak berhenti di situ, kami terus lakukan pendalaman guna mengungkap jaringan terkait penyelundupan ini,” katanya.
Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang R Gatot Perdana menambahkan, ini bentuk nyata sinergi berbagai pihak. Seluruh pihak, mulai dari BKIPM, Ditjen Bea dan Cukai, Kantor Imigrasi, kepolisian, hingga PT Angkasa Pura I, berkontribusi melalui peran masing-masing.
”Penggagalan penyelundupan benih lobster ke luar negeri ini dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya hayati agar nantinya dapat dimanfaatkan anak-cucu kita. Ini merupakan penggagalan pertama sejak 2015. Mudah-mudahan tidak ada lagi sehingga perikanan kita terus terjaga secara berkelanjutan,” ujarnya.
Selain Singapura, Indonesia juga kerap mengekspor lobster ke sejumlah negara lain di Asia Tenggara, terutama Vietnam. Negara itu telah mampu membudidayakan benur agar memberi nilai tambah.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan, selama ini benih-benih lobster yang diselundupkan dari Indonesia ke Vietnam itu untuk dibudidayakan. Vietnam sudah mampu membudidayakan dan mengembangkan pembesaran lobster secara masif.
Selama ini, benih-benih lobster yang diselundupkan dari Indonesia ke Vietnam itu untuk dibudidayakan.
Budidaya lobster di Indonesia belum berkembang kendati sudah pernah dicoba. ”Ini tantangan dan PR besar bagi pembudidaya. Budidaya lobster belum sempurna dan belum semassal yang diharapkan,” kata Slamet (Kompas, 17/12/2019).
Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah mengkaji pembukaan keran ekspor benih lobster, tetapi dalam pengawasan ketat. Di samping itu, budidaya juga tetap dikembangkan. Terkait rencana ini, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Data Informasi BKIPM Semarang Ely Musyarofah mengatakan, pihaknya akan mengikuti peraturan dari pusat.
Menurut dia, kebanyakan sumber benur ada di perairan Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. ”Sementara di Jateng ada tempat pelepasliaran yang cocok, yakni sekitar perairan Karimunjawa, Jepara. Kami harapkan pembudidayaan nantinya berkembang. Lobster cocok hidup di karang berpasir, air laut jernih, dan suhu udara yang hangat,” kata Ely.